Techverse.asia - Strava telah melansir edisi ke-12 laporan tahunan Year in Sport: Trend atau Tahun Olahraga: Laporan Tren. Laporan ini menyoroti pergeseran nyata di kalangan generasi muda dalam menjalin koneksi yakni mereka memilih menghabiskan lebih sedikit waktu di depan layar dan lebih banyak bergerak di dunia nyata.
Dengan menganalisis miliaran aktivitas dari komunitas global Strava dan hasil survei terhadap lebih dari 30 ribu responden (yang terdiri atas pengguna dan bukan pengguna Strava), laporan tersebut menunjukkan tren yang jelas, yaitu Generasi Z (Gen Z) yang mulai beralih dari kebiasaan pasif seperti menggulir atau scrolling media sosial menuju kegiatan yang aktif.
Baca Juga: Tokopedia x TikTok Shop Gelar Promo Guncang 12.12, Dorong Merek Lokal Tembus Global
Sepanjang tahun ini, Gen Z menunjukkan bagaimana mereka bergerak, berlari, dan berlomba di berbagai jarak. Mereka juga menemukan kebersamaan serta koneksi melalui klub lari, sedangkan angkat beban membantu mereka untuk tampil dan merasa lebih baik.
Mereka pun mengungkapkan prioritas yang sekarang berubah: menempatkan aktivitas fisik sebagai prioritas utama, bahkan ketika berlibur, serta mengalokasikan pengeluaran ekstra guna kebutuhan kebugaran dibandingkan buat kencan.
Pada 2025, pengguna Strava dari berbagai generasi memanfaatkan aplikasi tersebut untuk menjalin koneksi dan merayakan progres mereka, dengan total 14 miliar kudos telah dibagikan. Penggunanya pun terus menjelajahi dunia bersama, menghabiskan satu jam aktivitas fisik untuk setiap dua menit pemakaian aplikasi.
CEO Strava Michael Martin menyampaikan, lebih dari setengah Gen Z berencana untuk lebih sering memakai Strava pada tahun depan, sementara sebagian besar dari mereka menyatakan bahwa pemakaian Instagram dan TikTok akan tetap sama atau justru berkurang.
Baca Juga: Data Garmin Connect Sebut Jumlah Pelari di Indonesia Meningkat 3x Lipat
"Sebagai kelompok dengan pertumbuhan tercepat di Strava, kami melihat Gen Z mencari pengalaman nyata, bukan waktu layar yang lebih panjang. Mereka sedang membentuk ulang tatanan hidup, dan kami pun berkomitmen untuk membangun pelantar guna menjaga para pengguna supaya tetap terhubung dan bergerak bersama di masa yang akan datang," ujarnya.
Gen Z mengaktivitaskan waktu dan uang buat berolahraga. Walau sebanyak 65 persen dari mereka mengaku terdampak langsung oleh inflasi, mereka tetap meningkatkan pengeluaran untuk kebugaran sekaligus menemukan komunitas, koneksi, bahkan romansa di dalam prosesnya.
Pertama, 30 persen Gen Z berencana untuk meningkatkan pengeluaran guna menjaga kebugaran pada tahun depan. Selain itu, 63 persen lebih tinggi dari Gen Z dibandingkan Gen X yang menyebutkan bahwa perangkat yang dapat dikenakan atau wearable merupakan investasi kebugaran terbesar di tahun ini.
Baca Juga: Cheating Day Tiba, Boleh Skip Olahraga Loh
Kedua, bergesernya fokus Generasi Z mengenai kencan (dan pengeluaran) sangat jelas. Sebanyak 64 persen lebih memilih mengalokasikan uang buat membeli perlengkapan olahraga dibanding untuk dating, dan 39 persen lebih tinggi Gen Z dibandingkan dengan Gen X yang melakukannya untuk bertemu orang dengan minat yang sama.
Kala disinggung tentang aktivitas olahraga untuk kencan pertama, sekitar 46 persen responden menjawab 'boleh banget,' sementara 31 persen lebih memilih 'tidak sama sekali'.
Terakhir, jumlah klub anyar di Strava tercatat mengalami kenaikan sampai empat kali lipat pada tahun ini, sehingga totalnya mencapai satu juta klub. Klub hiking tumbuh paling pesat sebesar 5,8 kali, disusul klub lari 3,5 kali. Aktivitas yang diorganisir klub juga naik 1,5 kali dari tahun sebelumnya, memperkuat peralihan komunitas daring atau online ke pertemuan langsung.
Baca Juga: Laporan Kebugaran Garmin 2023: Tenis dan Jalan Kaki Semakin Digemari


















