Review One Battle After Another, Kritik PTA Terhadap Realitas Dunia Barat

Leonardo DiCaprio di film One Battle After Another.

Techverse.asia - Paul Thomas Anderson (PTA) menggebrak sinema global lewat peluncuran film barunya yang berjudul One Battle After Another dengan Leonardo DiCaprio sebagai bintang utamanya. Film ini sejatinya diilhami dari novel Vineland yang terbit pada 1990 silam yang menceritakan tentang sekelompok eks revolusioner yang berkumpul kembali guna menyelamatkan anak putri salah satu anggotanya.

Film ini termasuk salah satu proyek ambisius PTA baik dari segala budget hingga visi artistiknya. One Battle After Another yang durasinya hampir tiga jam ini menyajikan thriller, misteri, aksi, komedi gelap, fasisme, supremasi kulit putih, dan satir politik, menyuguhkan pengalaman sinematis yang epik.

Baca Juga: Martin Scorsese dan Leonardo DiCaprio akan Reuni di Film Devil In The White City?

Leo di sini berperan sebagai Bob Ferguson yang merupakan anggota kelompok pemberontak di Amerika Serikat (AS) bernama French 75. Tapi kehidupan ini sudah lama dia tinggalkan dan memilih tinggal di kota kecil dan memulai kehidupan baru. Bob pun menikahi anggota French 75 yakni Perfidia Beverly Hills (Teyana Taylor) dan memiliki seorang putri semata wayang Willa Ferguson (Chase Infiniti).

French 75 sejatinya juga menjadi buruan militer AS yang dipimpin oleh Steven Lockjaw (Sean Penn) dan berusaha menumpas mereka sampai ke akar-akarnya. Belasan tahun berselang, upaya Lockjaw masih terus berlanjut dan saat seorang anggota kelompok tersebut ditangkap, informasi cepat menyebar dan banyak anggota French 75 ditangkap polisi.

Dari menit awal film ini dimulai, PTA dengan berani memvisualisasikan Negeri Paman Sam sebagai negara yang fasis, utamanya penegak hukum yang menangkap para imigran di perbatasan AS-Meksiko. Tak cuma polisi, aparat militer dan kelompok nasionalis berlandaskan pemahaman Kristen yang menganut paham 'American-first.'

Pesan yang hendak disampaikan oleh sang sutradara adalah Dunia Barat kekinian sedang dilanda xenophobia serta rasisme yang semakin akut.

Baca Juga: Review Civil War: Perjalanan Jurnalis Foto ke Gedung Putih dalam Situasi Perang Saudara

Sean Penn menjadi tokoh antagonis di film One Battle After Another, aktingnya sangat brilian dalam menggambarkan bagaimana praktik White Supremacy di kehidupan nyata. Karakternya sangat obsesif, keji, dan kejam, sukses menghadirkan aura yang seram dan menuai permusuhan.

Sementara itu, akting Leo sebagai mantan kelompok pemberontak tapi mengidap paranoia layak buat diacungi jempol. Ketakutan itu juga dibawa olehnya sebagai seorang bapak yang ingin melindungi Willa dari kejaran anggota kepolisian. Segala hal dilakukan agar putri semata wayangnya tersebut aman.

Leo juga sukses membawakan guyonan receh ala bapak-bapak, kegigihan, hingga keletihan. Dia tampil all-out dalam film ini, meski kita tak perlu meragukan lagi kemampuan beraktingnya. Yang menjadi sorotan lain ialah Leo tampak sudah sangat berumur di One Battle After Another, tanda-tanda kerutan di wajahnya mulai tampak.

Baca Juga: Denis Villeneuve akan Menyutradarai Film James Bond Berikutnya

Sedangkan, mengenai akting Teyana Taylor cukup impresif yang menunjukkan jiwa pemberontak yang membara, meski porsi menitnya enggak terlalu lama di awal-awal film dan tiba-tiba menghilang. Tak hanya tiga tokoh utama tersebut, kredit juga layak diberikan kepada Benicio Del Toro sebagai Sensei Sergio serta Regina Hall sebagai Deandra.

Dan yang pasti debut manis bagi Chase Infiniti, ia bisa mengimbangi akting para aktor dan aktris senior tersebut. Dari segi sinematografi, penulis cukup kagum dengan sentuhan dari Michael Bauman yang memakai format Vista Vision di film One Battle After Another itu. Visualnya imersif dengan pergerakan kamera yang alami.

Seperti adegan kejar-kejaran di perbukitan jelang akhir film. Untuk urusan scoring, PTA menunjuk Jonny Greenwood dalam membuat latar musik yang menciptakan atmosfer mencekam dan menegangkan. Hal ini kian memperkuat tensi dalam setiap adegan-adegannya.

Baca Juga: Film Hollywood Bakal Dilarang Beredar di China Imbas Kebijakan Tarif Trump?

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI