Hyundai Mobis Bangun Pabrik Baterai di Spanyol

(ilustrasi) Hyundai membangun pabrik baterai kendaraan listrik, di Spanyol (Sumber: HYUNDAI)

Perusahaan suku cadang mobil Korea Selatan, Hyundai Mobis telah meresmikan pembangunan pabrik perakitan sistem baterai kendaraan listrik (BSA) baru senilai $128 juta di Navarre, Spanyol.

Pabrik baru ini, yang pertama di Eropa Barat, akan menjadi fasilitas khusus untuk pasokan stabil ke Volkswagen. Pengumuman tersebut menyusul kontrak perakitan sistem baterai (BSA) yang diperoleh Volkswagen pada Agustus 2023.

"Pabrik baru Mobis terletak di lahan seluas 150.000 meter persegi. Diharapkan memiliki kapasitas tahunan sebesar 360.000 sistem baterai, dan dijadwalkan untuk mulai berproduksi pada 2026," ungkap laman Investment Monitor, dikutip Kamis (25/4/2024).

Kepala pabrik baru Mobis di Spanyol, Jung In-bo, mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menjadi mitra jangka panjang Volkswagen melalui pasokan komponen mobil yang stabil.

"Kami akan berusaha untuk mendiversifikasi basis pasokan kami di Eropa, termasuk memasok model-model mendatang untuk klien kami," tuturnya.

Pabrik di Spanyol, kata dia, akan memainkan peran penting dalam mendorong perusahaan menuju elektrifikasi dan meningkatkan pesanan global.

Baca Juga: 3 Gim Terbanyak Dimainkan Selama Masa Liburan

Baca Juga: Whatsapp Rilis Fitur Kunci Sandi untuk iOS dan Filter Obrolan

BSA menggabungkan paket baterai, sistem manajemen baterai, dan komponen lainnya. BSA yang diproduksi di pabrik tersebut akan dipasok ke pabrik Volkswagen di Pamplona, yang terletak sekitar 14 km jauhnya.

Tahun lalu, Hyundai Mobis menandatangani kontrak pasokan baterai skala besar dengan Volkswagen.

Hyundai Mobis mengatakan pihaknya berencana untuk berinvestasi sekitar 170 miliar won (sekitar Rp2 triliun) di pabrik Spanyol itu pada 2030.

Baca Juga: Kacamata Rayban-Meta Punya Lebih Banyak Pilihan Bingkai dan Warna Lensa

Baca Juga: Satgas Judi Online Bakal Gandeng Interpol

Baca Juga: Qualcomm Snapdragon X Plus: Chip Laptop Entry Level

Perkembangan proses produksi Hyundai Motor Company, sebelumnya telah diwarnai pengumuman perusahaan tersebut mundur dari kesepakatan Memorandum of Understanding (MoU) pembelian aluminium proyek smelter Adaro Minerals di Kalimantan Utara, Indonesia.

Proyek pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) aluminium anak usaha Adaro tersebut, menggunakan PLTU batu bara sebagai sumber energinya.

Pernyataan Hyundai muncul satu tahun setelah Kpop4Planet, platform yang digerakkan oleh penggemar K-pop, meluncurkan kampanye 'Hyundai, Drop Coal' pada Maret 2023.

Lebih dari 11.000 fans K-pop menandatangani petisi, yang mendesak Hyundai untuk mundur dari kesepakatan dengan Adaro, dan memperoleh pengadaan bahan baku kendaraan listrik yang dihasilkan dari pabrik bertenaga energi terbarukan, terutama energi surya dan angin.

"Menyusul telah berakhirnya MoU (dengan Adaro) pada akhir 2023, kedua perusahaan sepakat untuk tidak memperbaruinya dan mencari peluang lain secara mandiri. Hyundai Motor Company tetap teguh menjalankan pengadaan bahan baku yang bertanggung jawab, dan berkelanjutan, guna memastikan transparansi dalam proses manufaktur kami," demikian pernyataan Hyundai melalui surat elektronik kami lansir 4 April 2024.

Baca Juga: OATSIDE Kenalkan Varian Rasa Baru Chocolate Malt, Sekaligus Ajak Remaja Semangat Hadapi Tantangan

Campaigner Kpop4Planet, Nurul Sarifah, menyatakan bahwa munculnya pernyataan Hyundai tersebut merupakan kemenangan dari ribuan penggemar K-pop yang berpartisipasi dalam kampanye 'Hyundai, Drop Coal'. Pasalnya, rencana perusahaan mobil asal Korea Selatan itu untuk memperoleh aluminium yang dihasilkan dengan listrik PLTU batubara bertentangan dengan target iklim, yaitu mencapai karbon netral pada 2045

Jika perusahaan ingin bisnisnya bertahan, menurutnya, aksi iklim harus terjadi sekarang. Menghentikan penggunaan batu bara dan beralih ke energi terbarukan, terutama surya dan angin, adalah satu-satunya pilihan untuk tetap memperoleh konsumen di masa mendatang.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI