Agate Kembangkan 3D Games Lewat Sub Brand Ke-2: Vertx Break

portofolio 3D character milik Agate (Sumber: Agate)

Pengembang game (game developer) Indonesia, Agate International (Agate), meluncurkan lini bisnis turunan baru khusus pengembangan game 3D: Vertx Break.

Anak bisnis Agate yang satu ini berfokus pada 3D Stylized Art berkualitas tinggi dan game-ready untuk pengembang game skala AA.

Sebelumnya, pada 2019, mereka telah memiliki sub brand Level Up yang diumumkan Agate pada 2019.

Kehadiran Vertx Break merupakan bagian dari strategi Agate memperdalam bisnis B2B2C, yang menjadi fokus utama perusahaan. Dalam catatan Agate, lini tersebut memberikan kontribusi signifikan bila dibandingkan segmen B2C dari total bisnis per tahun lalu. Bahkan angkanya mencapai sebesar 90%.

Baca Juga: Google dan Apple Kompak Blokir Aplikasi Kripto

Co-Founder dan CEO Agate, Shieny Aprilia, mengatakan Vertx Break dibangun atas potensi industri gim yang semakin besar di ranah lokal maupun global, serta meningkatnya kebutuhan art service dalam pengembangan sebuah game.

"Kami yakin bahwa tahun 2024 akan menjadi babak baru yang menarik bagi industri game, Agate terus berupaya menjadi katalisator industri game di Indonesia, dengan memanfaatkan keahlian dan akses global kami di industri ini. Dengan banyaknya kemitraan global yang sudah kami bangun, kami yakin dapat terus membawa industri game Indonesia meraih kesuksesan di panggung dunia," jelasnya, dilansir dari Antaranews, Rabu (17/1/2024).

portofolio 3D character milik Agate (sumber: Agate)

3D Stylized Art merupakan bidang artistik visual yang digunakan dalam animasi maupun game. Tugasnya menciptakan estetika yang khas dan menarik sesuai dengan genre game yang berbeda. Seperti misalnya membuat model karakter utama maupun karakter lain, properti, hingga benda-benda terkecil apapun yang ada di dalam game.

Baca Juga: Banyak Perusahaan Kini Pakai API, Cloudflare Sebut Lebih Banyak Ancaman Online

Baca Juga: Punya Sertifikasi IP54, Realme C67 Diklaim Tahan Terhadap Cipratan Air dan Debu

Meski baru diluncurkan, Vertx Break, perusahaan karya lulusan-lulusan Institut Teknologi Bandung (ITB) itu telah digaet sejumlah klien pengembang game global yang namanya konfidensial atau masih dirahasiakan.

Chief Strategy Officer Agate, Cipto Adiguno, menyebut klien 3D Stylized Art Vertx Break berasal dari beberapa negara Eropa, dan Asia Tenggara.

"Kalau gaya seni grafis game yang realistik kan referensinya cukup jelas, ya, yang semakin realistik mirip dengan dunia nyata. Tapi kalau seni stylized, yang kami ingin targetkan itu yang tidak ada referensi yang sama, lebih kartun, lebih anime, atau apapun keinginan pengembang. Nah, ini adalah kekuatan utama kami, bisa beradaptasi dan mengikuti apa pun keinginan spesifik klien," ujar Cipto.

Baca Juga: Hari Ini Galaxy AI Meluncur, Simak Yuk Sejarah Inovasi Ponsel Samsung dari Masa ke Masa

Baca Juga: DayaTani Umumkan Raih Pendanaan Putaran Awal, Jadi Sinyal Positif Industri Agritech

Lebih lanjut, Vertx Break mengembangkan bisnisnya melalui inovasi kreativitas yang dimiliki oleh para talenta-talenta lokal, serta keahlian teknis dengan visi artistik yang membuat sejumlah game menggunakan Unreal Engine dan Unity.

Menciptakan model 3D yang terpersonalisasi bukanlah tugas yang sepele, apalagi dengan klien taraf dunia.

Para seniman grafis Vertx Break yang seluruhnya merupakan tenaga lokal itu memiliki rekam jejak yang cemerlang di industri game. Mereka pernah ikut serta mengerjakan proyek-proyek gim terbesar dunia seperti 'Final Fantasy XIV Online', 'Street Fighter V', 'Marvel VS Capcom Infinite', 'World of Tanks', dan masih banyak lagi.

Baca Juga: Pertama Kali dalam Sejarah, Apple Mengungguli Samsung untuk Jumlah Pengiriman Smartphone

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI