Techverse.asia - Meta hari ini merilis aplikasi mandiri Meta AI usai menggabungkannya ke lintas platform mereka - Instagram, WhatsApp, Facebook, dan Messenger - dalam event LlamaCon yang diselenggarakan oleh perusahaan di Amerika Serikat (AS).
Dengan demikian, Meta AI mencoba bersaing dengan ChatGPT, Gemini, Claude, dan chatbot AI multimoda lainnya. Masih tetap berpegang pada akar perusahaan, aplikasi ini juga menyertakan umpan sosial dan kemampuan untuk memanfaatkan info dari profil dan kiriman yang telah dibagikan.
Tentu saja pengguna dapat mengetik atau berbicara dengannya, membuat gambar, dan mendapatkan hasil web secara real-time. Namun, ide baru terbesar dalam aplikasi Meta AI adalah umpan Discover-nya, yang menambahkan sentuhan kecerdasan buatan (AI) ke media sosial.
Baca Juga: CMF Hadirkan Phone 2 Pro dan Sejumlah Earbud Baru
Di sini, pemakai akan melihat umpan interaksi dengan Meta AI yang orang lain, termasuk teman-teman mereka yang ada di Instagram dan Facebook, telah memilih untuk membagikannya berdasarkan permintaan.
Pemakai Meta AI juga dapat menyukai, mengomentari, membagikan, atau me-remix kiriman AI yang dibagikan ini menjadi kirimannya sendiri. Idenya adalah untuk mengungkap misteri AI dan menunjukkan kepada orang-orang apa yang dapat mereka lakukan dengannya.
Meski begitu, Meta tetap menekankan bahwa tidak ada obrolan pribadi pemakai yang akan diposting ke umpan orang lain kecuali mereka telah secara eksplisit memilih untuk membagikannya.
Bagi pengguna di Amerika Serikat (AS) dan Kanada, Meta AI dapat mempersonalisasi jawabannya berdasarkan data yang telah dibagikan dengan produk Meta. Ini termasuk informasi seperti profil sosial dan konten yang mereka sukai atau ikuti.
Baca Juga: Meta AI Telah Diluncurkan di 6 Negara, Selanjutnya Ada Indonesia Coy!
Meta menyebutkan, menautkan akun Facebook dan Instagram ke akun Meta AI yang sama akan memberikan 'pengalaman personal yang lebih kuat.' Tapi Jika pemakai tidak menginginkannya, ini mungkin saat yang tepat untuk memeriksa pengaturan privasimu.
Sementara itu, Meta AI punya mode percakapan langsung untuk pengguna di AS, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. Mirip dengan fitur serupa di ChatGPT dan Gemini, versi Meta memungkinkan pemakai dan asisten AI mendengarkan dan berbicara secara bersamaan, dengan alur alami yang seharusnya terasa lebih seperti percakapan nyata.
Namun, Meta hanya menggambarkannya sebagai demo yang memberikan sekilas masa depan, yang menunjukkan bahwa hal itu masih dalam tahap awal. Mode ini juga tidak menawarkan akses web langsung.
Versi web Meta AI juga menyertakan fitur-fitur baru aplikasi, termasuk interaksi suara dan umpan Discover. Versi ini memiliki beberapa perbedaan, termasuk pembuatan gambar yang disempurnakan (lebih banyak prasetel dan mode penyuntingan baru untuk gaya, suasana hati, pencahayaan, dan warna).
Baca Juga: Chatbot AI iQIYI Mungkinkan Penonton Bercakap-cakap dengan Karakter Tayangan Favorit Mereka
Versi web juga memungkinkan untuk menguji editor dokumen yang kaya (di beberapa negara) yang dapat menghasilkan dokumen yang kaya teks dan gambar untuk diekspor sebagai PDF. Dan kini pemakai sudha dapat mengunduh (download) aplikasi Meta AI baru dari App Store dan Google Play Store.
Tampaknya jelas bahwa Meta adalah yang pertama menambahkan komponen sosial ke asisten kecerdasan buatannya. Namun, ini jelas bukan yang terakhir. Sebab, di seluruh industri, chatbot AI dan media sosial sedang menyatu.
X atau sebelumnya Twitter, milik Elon Musk telah terintegrasi erat dengan Grok. Sementara itu, OpenAI berencana untuk menambahkan umpan sosial ke ChatGPT.
Seperti halnya produk AI lainnya, perlu diingat bagaimana Meta dapat menggunakan data yang mereka bagikan dengan chatbot-nya. Meta mengandalkan kekayaan data penggunanya untuk mendukung bisnis periklanan bertargetnya, yang merupakan sebagian besar pendapatannya.
Baca Juga: Grok 3 Resmi Dilansir oleh xAI, Mampu Melakukan 'Penalaran Manusia'