Pasar Kripto Menghijau di Tengah Goncangan Kenaikan Tarif Trump, Ada Apa?

Rahmat Jiwandono
Selasa 08 April 2025, 17:46 WIB
ilustrasi kripto (Sumber: freepik)

ilustrasi kripto (Sumber: freepik)

Techverse.asia - Pasar kripto menghijau pada Selasa (8/4/2025), dengan Bitcoin kembali menyentuh area harga US$80.000 setelah sempat terkoreksi ke level US$74.000 Senin kemarin (7/4/2025). Sejumlah aset kripto altcoin utama seperti diantaranya HYPE, TAO, HBAR, MKR, KAS, SUI, RENDER mengalami kenaikan harga lebih dari 10% dalam 24 jam terakhir.

Kendati recovery moderate yang terjadi, secara mingguan, pasar kripto masih terlihat berada dalam tren turun dengan total kapitalisasi pasar saat ini di angka US$2,591 triliun yang masih lebih rendah dibandingkan kondisi pada 1 April lalu di angka $2,766 triliun, mengacu data Coingecko.

Meskipun demikian, data Coingecko menunjukkan volume perdagangan mengalami peningkatan signifikan dari US$108 miliar pada 1 April ke US$239 miliar pada hari ini.

Baca Juga: Acer Rilis 2 Monitor Gaming QD-OLED Baru: Predator X32 X2 dan X27U X1

Merespon kondisi tersebut, Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan, kenaikan yang terjadi di pasar kripto hari ini kemungkinan turut disebabkan meningkatnya optimisme investor terhadap kenaikan inflasi CPI bulan Maret yang kemungkinan akan lebih rendah dari bulan sebelumnya.

"Data CPI AS yang akan dirilis pada 10 April ini berpotensi memberikan angin segar bagi pasar jika kenaikan yang ada sejalan dengan proyeksi para ekonom di angka 2,5% secara tahunan. Apabila kenaikan CPI berada pada angka tersebut, hal itu akan menjadi tingkat inflasi tahunan terendah sejak September lalu," ujarnya.

Berdasarkan survei ekonom yang dilakukan oleh Dow Jones Newswires dan The Wall Street Journal, CPI diperkirakan hanya naik 2,5% secara tahunan, turun dari 2,8% pada bulan Februari. Akan tetapi, dampak dari sentimen positif tersebut, apabila terjadi, mungkin akan cukup terbatas.

Hal ini mengingat tingginya kekhawatiran investor terhadap potensi kenaikan inflasi di bulan April ini imbas kebijakan baru Trump terkait dengan tarif impor.

Baca Juga: Gegara Hal Ini, Pasar Kripto dan Saham AS Kompak Menghijau

"Indikator Tariff Fear gauge UBS, yang mengukur seberapa besar pasar telah memperhitungkan dampak tarif impor AS, turun dari 30% pada Maret menjadi hanya 11% pada April. Penurunan tersebut mengindikasikan bahwa investor mungkin belum sepenuhnya memahami seberapa serius dampak kebijakan tarif baru yang ada," terangnya.

Ahli strategi UBS Bhanu Baweja memperingatkan bahwa jika kebijakan ini tetap berlaku, tarif rata-rata untuk impor AS dapat naik dari 2,5% menjadi 24%, yang dapat menyusutkan ekonomi AS sebesar 1,5% hingga 2% pada tahun ini dan mendorong inflasi tahunan hingga ke level 5%.

Situasi tersebut tentu dapat memberikan tekanan yang cukup serius baik bagi pasar kripto maupun saham AS. "Akan tetapi satu hal yang perlu dicermati adalah bahwa aset kripto khususnya Bitcoin merupakan instrumen yang dapat dipandang sebagai inflation-hedge, atau yang sering diibaratkan sebagai emas digital," ujarnya.

Baca Juga: Bitcoin Melemah Imbas Meningkatnya Kekhawatiran Investor Terhadap Inflasi

Jika situasi yang ada saat ini telah mendorong harga emas menyentuh nilai tertinggi barunya, maka bukan tidak mungkin perhatian investor terhadap aset kripto seperti Bitcoin sebagai alternatif lindung nilai, dapat mulai berkembang, meskipun saat ini korelasi antara aset kripto dan saham masih relatif tinggi.

Potensi Bitcoin tersebut turut diperkuat dengan tren yang terjadi di instrumen ETF Bitcoin spot AS di mana pada rentang periode 1-7 April hanya terjadi arus keluar neto senilai total US$202,1 juta, yang mana masih jauh lebih baik dibandingkan periode 1-7 Maret di mana terjadi arus keluar neto sebesar $739,2 juta, mengacu data Coinglass.

"Masih relatif minimnya tekanan jual Bitcoin membuat aset kripto tersebut berpotensi menarik perhatian investor di tengah dinamika dan ketidakpastian kondisi ekonomi global ke depan," ujarnya.

Bagi investor jangka panjang, strategi akumulasi secara bertahap terhadap Bitcoin menjadi opsi yang dapat dipertimbangkan guna mempersiapkan portofolio untuk menghadapi kemungkinan kembali berkembangnya sentimen positif terhadap Bitcoin.

Baca Juga: Upbit Dorong Peningkatan Tata Kelola Perusahaan pada Industri Blockchain Indonesia

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)
Hobby17 Desember 2025, 18:36 WIB

Review Avatar Fire and Ash: Konflik Keluarga yang Berlapis dan Kritik Ekologis

Dibanding pendahulunya, film baru ini lebih banyak menyuguhkan aksi dan tentunya visual yang akan membuat mata penonton terbelalak.
Varang adalah pemimpin dari Suku Ash (Mangkwan). (Sumber: 20th Century Studios)
Techno17 Desember 2025, 15:59 WIB

Garmin InReach Mini 3 Plus: Komunikator Satelit dengan Fitur Berbagi Suara, Teks, dan Foto

Perangkat komunikasi yang membantu penjelajah tetap terhubung dengan orang-orang saat berpetualang di luar jangkauan sinyal telepon seluler.
Garmin InReach Mini 3 Plus. (Sumber: Garmin)
Lifestyle17 Desember 2025, 11:25 WIB

Satu Dekade Berkiprah di Industri Kreatif, Tahilalats Selenggarakan Ben's Backyard

Ini lokasi acaranya dan tanggal berlangsungnya, yuk kunjungi.
Tahilalats menggelar event Ben's Backyard di mall Bintaro Jaya Xchange, Tangerang, Banten. (Sumber: dok. tahilalats)
Techno17 Desember 2025, 10:29 WIB

Ayaneo Pocket Play: Perpaduan Smartphone Sekaligus Perangkat Gaming Genggam

Pocket Play dapat digeser keluar untuk menampilkan tombol ABXY, dua touchpad, dan D-pad.
Ayaneo Pocket Play. (Sumber: Ayaneo)
Startup17 Desember 2025, 10:11 WIB

BII Investasi Langsung ke Xurya, Siap Danai Startup Climatech di Asia Tenggara

Britisih International Investment berkomitmen untuk menginvestasikan £308 juta untuk pendanaan iklim di Asia Tenggara.
Ilustrasi panel surya dari Xurya.
Techno17 Desember 2025, 08:47 WIB

Spotify Menambahkan Fitur Prompted Playlist, Baru Tersedia di Selandia Baru

Fitur anyar ini memungkinkan membuat daftar putar lagu menurut instruksi tersebut dan riwayat mendengarkan pengguna.
Prompted Playlist memungkinkan mengontrol AI Spotify dengan memberi tahu apa yang ingin didengarkan. (Sumber: Spotify)
Lifestyle15 Desember 2025, 17:39 WIB

52% Konsumen Indonesia Secara Dominan Berbelanja Melalui Social Commerce

DoubleVerify Mengungkap Perilaku Konsumen dalam Sosial Media pada Laporan 2025 Global Insights 'Walled Gardens'
Ilustrasi social commerce. (Sumber: istimewa)
Techno15 Desember 2025, 17:29 WIB

Meta Desain Ulang Facebook, Apa Saja yang Berubah?

Meta mencoba membuat Facebook menjadi lebih baik dengan menyederhanakan beberapa hal.
Ilustrasi Facebook Marketplace. (Sumber: Meta)
Techno15 Desember 2025, 17:07 WIB

Spek Lengkap Huawei Mate X7, Ada Model Collector Edition

Perangkat ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga merupakan bukti ketahanan yang luar biasa.
Huawei Mate X7. (Sumber: Huawei)