Uni Eropa Resmi Buka Penyelidikan Terhadap TikTok, Bakal Kena Denda?

Rahmat Jiwandono
Minggu 25 Februari 2024, 16:52 WIB
Ilustrasi TikTok.

Ilustrasi TikTok.

Techverse.asia - Uni Eropa (UE) secara resmi menyelidiki kepatuhan TikTok terhadap Undang-Undang Layanan Digital (DSA) blok tersebut, demikian diumumkan oleh Komisi Eropa.

DSA merupakan suatu ketentuan umum, yang mewajibkan perusahaan teknologi terbesar untuk memoderasi konten, melindungi privasi pengguna, dan mengatasi risiko terhadap publik.

Baca Juga: X Kini Meluncurkan Panggilan Audio dan Video ke Semua Pengguna

Berdasarkan regulasi DSA yang berlaku di Benua Biru, para perusahaan teknologi dapat didenda sebanyak enam persen dari pendapatan tahunan mereka jika terbukti melanggar peraturan. Mereka juga dapat dilarang sepenuhnya di Eropa karena berbagai pelanggaran.

Adapun hal-hal yang menjadi fokus Komisi Eropa dalam penyelidikan TikTok ini terkait dengan perlindungan anak di bawah umur, transparansi periklanan, akses data bagi peneliti, dan manajemen risiko desain yang membuat ketagihan serta konten berbahaya.

Komisi Eropa juga akan melihat potensi aspek negatif dari desain dan algoritma TikTok, termasuk perilaku adiktif dan 'efek lubang kelinci' yang dapat mengarah pada konten berbahaya.

"Penyelidikan ini bertujuan untuk melawan potensi risiko dalam pelaksanaan hak dasar atas kesejahteraan fisik dan mental seseorang (dan) penghormatan terhadap hak-hak anak,” tulis Komisi Eropa dilansir Techverse.asia, Minggu (25/2/2024).

Baca Juga: Dua Produk Terbaru dari LG, untuk Kenyamanan Hidup

Sebagai bagian dari langkah tersebut, mereka juga bakal memeriksa alat verifikasi usia TikTok yang seharusnya mencegah akses anak di bawah umur terhadap konten yang tidak pantas.

Pada saat yang sama, hal ini akan memaksa platform media sosial tersebut untuk memastikan privasi, keselamatan, dan keamanan tingkat tinggi bagi anak di bawah umur sehubungan dengan pengaturan privasi default.

Eropa juga sedang mempertimbangkan kepatuhan TikTok terhadap kewajiban DSA untuk menyediakan tempat penyimpanan iklan yang dapat dicari dan diandalkan. Selain itu, mereka juga menyelidiki dugaan kekurangan dalam akses peneliti terhadap data TikTok yang dapat diakses publik, seperti yang disyaratkan oleh DSA.

Baca Juga: Aplikasi Web Tak Lagi Berfungsi pada Perangkat iOS di Uni Eropa, Ada Apa?

Setelah sidang dibuka, Komisi Eropa akan terus mengumpulkan bukti-bukti. Prosedur ini memungkinkan pemerintah untuk mengambil langkah-langkah penegakan hukum secara lebih lanjut termasuk tindakan sementara dan keputusan ketidakpatuhan.

TikTok - dan induknya ByteDance - telah dipaksa untuk membuat perubahan besar bagi pengguna UE untuk memenuhi DSA dengan memberikan pilihan kepada pengguna untuk tidak membiarkan algoritma mendukung For You Page (FYP) mereka.

TikTok juga memperkenalkan opsi pelaporan konten berbahaya baru dan menghapus iklan yang dipersonalisasi untuk pengguna UE berusia 13 hingga 17 tahun.

Sebelumnya diberitakan, UE akan menginvestigasi raksasa media sosial TikTok. Ada kemungkinan TikTok bakal dikenakan denda besar, jika regulator menilai yang dilakukan TikTok tidak cukup untuk melindungi anak-anak dari video yang 'mengganggu'.

Baca Juga: Langganan Meta Bebas Iklan di Uni Eropa Menghadapi Pengawasan Ketat dari Aktivis Privasi

TikTok pun merespons bahwa jajarannya belum diberitahu oleh Komisi Eropa tentang penyelidikan ini. Perusahaan mengatakan, mereka juga melakukan kontak rutin dengan regulator Uni Eropa, dan pembicaraan antara kedua belah pihak dikatakan tengah berlangsung saat ini.

UE telah menyelidiki TikTok, bersama dengan Meta, untuk menentukan apa yang telah mereka lakukan untuk memitigasi konten ilegal dan misinformasi terkait dengan kekerasan yang sedang berlangsung di Timur Tengah. Pada 2022 lalu, Meta didenda sebesar US$414 juta karena memerlukan iklan yang dipersonalisasi.

Oleh karena itu, Meta dikabarkan akan memperkenalkan tingkatan berbayar sebagai cara untuk memungkinkan pengguna menghilangkan iklan yang dipersonalisasi dan TikTok mungkin juga sedang mengerjakan skema semacam itu.

Kelompok hak-hak sipil mendesak Uni Eropa untuk menolak rencana ini, dan menyebut rencana tersebut sebagai membayar untuk privasi.

Baca Juga: Laporan Uni Eropa Sebut Media Sosial X Punya Banyak Disinformasi yang Besar

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno27 April 2024, 17:09 WIB

Berantas Judi Online, Butuh Komunikasi dengan Negara yang Melegalkan Perjudian

Berantas Judi Online, Butuh Komunikasi dengan Negara yang Melegalkan Perjudian
ilustrasi judi online (Sumber: freepik)
Startup27 April 2024, 16:54 WIB

Maka Motors: Kisah Startup yang Berasal dari Garasi Kebanjiran

Ramah Lingkungan Bukan Satu-satunya Alasan Konsumen Membeli Motor Listrik
CEO and Founders Maka Motors Raditya Wibowo (kiri). (Sumber: Dok. Maka Motors)
Startup27 April 2024, 15:48 WIB

Starcamp Ganti Nama Jadi Starventure, Kini Fokus Bantu Startup Tahap Awal Temukan Nilai Tambah

Starcamp Ganti Nama Jadi Starventure, Kini Fokus Bantu Startup Tahap Awal Temukan Nilai Tambah
Beberapa perusahaan yang merupakan portofolio Starventure (Sumber: Starventure)
Startup27 April 2024, 15:15 WIB

TransTRACK Gandeng We+, Wujudkan Manajemen Keselamatan Kerja dan Kompensasi Kecelakaan Kerja

TransTRACK Bersama We+ Ajak Terapkan Sistem Manajemen Keselamatan untuk Perjalanan Lebih Aman
TransTRACK bekerja sama dengan We+, untuk Personal Accident yang berupa kompensasi kecelakaan We Care (Sumber: TransTRACK)
Startup27 April 2024, 14:42 WIB

Fitur 'tiket Green' dari tiket.com, Respon Tingginya Kesadaran Green Tourism

tiket.com Punya Fitur 'tiket Green'
tiket Green (Sumber: tiket.com)
Techno27 April 2024, 14:00 WIB

Internet Indonesia Lambat, Begini Kata Kominfo

Internet Indonesia Lambat, Kominfo Lakukan Ini
ilustrasi jaringan internet (Sumber: freepik)
Techno26 April 2024, 20:26 WIB

Sah! UU yang Mengharuskan ByteDance Menjual TikTok

Sah! UU yang Mengharuskan ByteDance Menjual TikTok di Amerika
Amerika sahkan UU yang mewajibkan ByteDance menjual TikTok (Sumber: Shopify)
Startup26 April 2024, 19:52 WIB

PLans: Aplikasi Pemantau Kesehatan Reproduksi Perempuan, Pengguna Bisa Terhubung dengan Layanan Kesehatan

PLans: Aplikasi Pemantau Kesehatan Reproduksi Perempuan, Pengguna Terhubung dengan Profesional dan Layanan Kesehatan
PLans, aplikasi digital pemantau kesehatan reproduksi (Sumber: PLans)
Techno26 April 2024, 19:27 WIB

Bijak Bermedia Sosial, Jangan Sampai Ada Galih Loss Berikutnya

Bijak Bermedia Sosial, Jangan Sampai Ada Galih Loss Berikutnya
(ilustrasi) menggunakan media sosial dengan bijak (Sumber: freepik)
Lifestyle26 April 2024, 17:08 WIB

Taman Hiburan Peppa Pig akan Dibangun di China, Dibuka pada 2027

Taman hiburan luar ruang Peppa Pig di Shanghai segera menjadi atraksi unggulan di kota tersebut.
Ilustrasi taman hiburan Peppa Pig yang akan dibuka di Shanghai, China. (Sumber: istimewa)