Lagi-lagi Membandel Terhadap Pemerintah, Telegram Diblokir; Kali Ini Oleh Pemerintah Irak

Uli Febriarni
Senin 07 Agustus 2023, 17:17 WIB
logo Telegram (Sumber : deposit photos)

logo Telegram (Sumber : deposit photos)

Pemerintah negara Irak, dalam hal ini Kementerian Telekomunikasi, mengatakan bahwa mereka telah memblokir aplikasi perpesanan Telegram. Langkah itu dijelaskan sebagai bentuk penanganan masalah keamanan nasional, dan untuk menjaga integritas data pengguna; yang menurut mereka telah salah ditangani oleh Telegram

Pemerintah Irak menyebut, mereka telah meminta Telegram untuk menutup 'platform yang membocorkan data lembaga resmi negara dan data pribadi warga negara, tetapi perusahaan tidak menanggapi dan tidak berinteraksi dengan permintaan tersebut.'

"Kementerian Komunikasi menegaskan penghormatannya terhadap hak warga negara atas kebebasan berekspresi dan berkomunikasi, tanpa mengurangi keamanan negara dan institusinya," tambah pernyataan itu, kami lansir dari WION News, Senin (7/8/2023). 

Aplikasi Telegram banyak digunakan di Irak untuk pengiriman pesan, tetapi juga sebagai sumber berita dan untuk berbagi konten. Namun, beberapa saluran berisi data pribadi dalam jumlah besar termasuk nama, alamat, dan ikatan keluarga warga.

Baca Juga: Bisa On/Off, SafeSearch di Google Aktif Bukan Hanya untuk Pengguna Berusia di Bawah 18 Tahun

Baca Juga: Menkes Bertemu dengan Elon Musk, Ajak Bangun Akses Internet Untuk Puskesmas Daerah Terpencil

Pemerintah Irak mengatakan, kebijakan mereka menangguhkan aplikasi pesan Telegram dengan alasan 'keamanan nasional' itu, menuai kritik di saluran yang dekat dengan faksi pro-Iran.

Layanan itu secara efektif diblokir pada tengah hari pada Minggu (6/8/2023), dengan pesan baru tidak dimuat untuk pengguna di Baghdad. Aplikasi tersebut masih dapat diakses oleh pengguna yang terhubung menggunakan VPN.

Kementerian komunikasi Irak membenarkan kabar keputusan tersebut, dan mengutipnya sebagai 'arahan dari otoritas yang lebih tinggi terkait dengan keamanan nasional'.

Kementerian juga mengatakan penangguhan itu diperlukan untuk .melindungi data pribadi warga negara, yang dilanggar oleh aplikasi'.

Pemerintah mengatakan, Telegram tidak menanggapi permintaan berulang kali untuk 'mengatasi masalah kebocoran data dari lembaga negara dan individu, yang mengancam keamanan nasional dan perdamaian sosial'.

Telegram sangat populer di Irak, dan terutama digunakan sebagai platform propaganda, untuk kelompok yang terkait dengan faksi bersenjata dan partai politik pro-Iran.

Baca Juga: Meta Akan Melakukan Pembaruan Threads Versi Web, Ini Tambahan Fitur Barunya

Baca Juga: Asus Rilis ROG Strix SCAR 17 X3D, Laptop Gaming dengan AMD Ryzen 9 Pertama di Dunia

Salah satu saluran tersebut mengkritik keputusan Irak untuk menangguhkan Telegram, dengan mengatakan bahwa itu sama saja dengan 'mencekik' mereka.
Saluran tersebut, yang memiliki lebih dari 330.000 pelanggan, juga menuduh pemerintah Irak yang didukung oleh partai-partai pro-Iran itu 'menyita kebebasan'.

Setelah beberapa dekade konflik, Irak relatif stabil, tetapi pihak berwenang secara teratur dikritik oleh LSM dan aktivis karena merongrong kebebasan berekspresi.

Telegram sebelumnya telah diblokir di beberapa negara termasuk Azerbaijan, China, dan Kuba. 

LKBN Antara memberitakan, pemblokiran itu dilakukan karena Telegram berulang kali tidak memathui aturan di negara itu. Antara lain memblokir akun yang menyebarkan misinformasi, dan ada dugaan Telegram menyebarkan data pengguna kepada gerakan neo-Nazi yang aktif di grup percakapan telegram.

Kemudian, regulasi pemblokiran kemudian dicabut, karena aplikasi pesan instan berlogo pesawat kertas berwarna biru tersebut selanjutnya 'menyatakan kepatuhan penuh'.

Terkait pemblokiran yang sebelumnya terjadi itu, Pendiri Telegram, Pavel Durov, meminta maaf atas kelalaian yang ditunjukkan aplikasinya. Pavel Durov juga menyatakan untuk mematuhi perintah pengadilan negara setempat. Telegram juga menunjuk Alan Campos Elias Thomaz sebagai perwakilan di Brazil, untuk memenuhi salah satu permintaan utama pengadilan.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)
Hobby17 Desember 2025, 18:36 WIB

Review Avatar Fire and Ash: Konflik Keluarga yang Berlapis dan Kritik Ekologis

Dibanding pendahulunya, film baru ini lebih banyak menyuguhkan aksi dan tentunya visual yang akan membuat mata penonton terbelalak.
Varang adalah pemimpin dari Suku Ash (Mangkwan). (Sumber: 20th Century Studios)
Techno17 Desember 2025, 15:59 WIB

Garmin InReach Mini 3 Plus: Komunikator Satelit dengan Fitur Berbagi Suara, Teks, dan Foto

Perangkat komunikasi yang membantu penjelajah tetap terhubung dengan orang-orang saat berpetualang di luar jangkauan sinyal telepon seluler.
Garmin InReach Mini 3 Plus. (Sumber: Garmin)
Lifestyle17 Desember 2025, 11:25 WIB

Satu Dekade Berkiprah di Industri Kreatif, Tahilalats Selenggarakan Ben's Backyard

Ini lokasi acaranya dan tanggal berlangsungnya, yuk kunjungi.
Tahilalats menggelar event Ben's Backyard di mall Bintaro Jaya Xchange, Tangerang, Banten. (Sumber: dok. tahilalats)
Techno17 Desember 2025, 10:29 WIB

Ayaneo Pocket Play: Perpaduan Smartphone Sekaligus Perangkat Gaming Genggam

Pocket Play dapat digeser keluar untuk menampilkan tombol ABXY, dua touchpad, dan D-pad.
Ayaneo Pocket Play. (Sumber: Ayaneo)
Startup17 Desember 2025, 10:11 WIB

BII Investasi Langsung ke Xurya, Siap Danai Startup Climatech di Asia Tenggara

Britisih International Investment berkomitmen untuk menginvestasikan £308 juta untuk pendanaan iklim di Asia Tenggara.
Ilustrasi panel surya dari Xurya.
Techno17 Desember 2025, 08:47 WIB

Spotify Menambahkan Fitur Prompted Playlist, Baru Tersedia di Selandia Baru

Fitur anyar ini memungkinkan membuat daftar putar lagu menurut instruksi tersebut dan riwayat mendengarkan pengguna.
Prompted Playlist memungkinkan mengontrol AI Spotify dengan memberi tahu apa yang ingin didengarkan. (Sumber: Spotify)
Lifestyle15 Desember 2025, 17:39 WIB

52% Konsumen Indonesia Secara Dominan Berbelanja Melalui Social Commerce

DoubleVerify Mengungkap Perilaku Konsumen dalam Sosial Media pada Laporan 2025 Global Insights 'Walled Gardens'
Ilustrasi social commerce. (Sumber: istimewa)
Techno15 Desember 2025, 17:29 WIB

Meta Desain Ulang Facebook, Apa Saja yang Berubah?

Meta mencoba membuat Facebook menjadi lebih baik dengan menyederhanakan beberapa hal.
Ilustrasi Facebook Marketplace. (Sumber: Meta)
Techno15 Desember 2025, 17:07 WIB

Spek Lengkap Huawei Mate X7, Ada Model Collector Edition

Perangkat ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga merupakan bukti ketahanan yang luar biasa.
Huawei Mate X7. (Sumber: Huawei)