Harga Emas Alami Penurunan Terbesar dalam 5 Tahun, Gimana Nasib Bitcoin?

Rahmat Jiwandono
Kamis 23 Oktober 2025, 14:27 WIB
ilustrasi emas (Sumber: freepik)

ilustrasi emas (Sumber: freepik)

Techverse.asia – Harga emas di pasar spot anjlok lebih dari 5,3 persen pada Selasa (21/10/2025) ke level US$4.125, menandai penurunan harian terbesar dalam lebih dari lima tahun, setelah mencapai rekor US$4.260 sehari sebelumnya. Penurunan tersebut terjadi bersamaan ketika Bitcoin justru naik signifikan dari level US$107 ribu ke US$113 ribu.

Namun, kenaikan lebih dari 5,6 persen dalam kurun waktu kurang dari 24 jam tersebut tidak bertahan lama, Bitcoin kembali terkoreksi dan saat ini diperdagangkan di area US$108 ribu. Analyst Reku Fahmi Almuttaqin menilai pasar sempat berspekulasi bahwa tren mulai berubah menjelang potensi pemangkasan suku bunga lanjutan The Fed pekan depan (29/10/2025).

"Data dari CME FedWatch Tool menunjukkan probabilitas pemangkasan suku bunga bulan ini mencapai hampir 99 persen, mengonfirmasi sikap dovish The Fed terhadap kondisi ekonomi global," ungkapnya, Kamis (23/10/2025).

Baca Juga: Gandeng Atlet E-Sport Counter Strike, ASUS ROG Falchion Ace HFX ZywOo Edition Dilansir

Fahmi menyampaikan, hal ini membuat kondisi likuiditas ketat yang ada di pasar investasi saat ini dapat segera membaik dan memberikan katalis positif bagi instrumen berisiko (risk-on), sehingga narasi rotasi kapital dari emas ke Bitcoin sempat menarik banyak perhatian para trader dan investor kripto.

Mengingat harga emas yang sudah mengalami lonjakan signifikan dalam beberapa pekan terakhir, penurunan suku bunga lanjutan dapat membuat investor memilih untuk merealisasikan profit guna memindahkan asetnya ke instrumen inflation hedge yang lebih berisiko dan menawarkan potensi kenaikan menarik seiring potensi meningkatnya likuiditas, seperti Bitcoin misalnya.

Laporan Bitwise pada Senin (20/10/2025) menyebutkan, hanya dengan rotasi 2 persen dari total kapitalisasi pasar emas senilai US$17 triliun dapat membuat harga Bitcoin berpotensi menembus US$161 ribu. Saat ini, neraca keuangan The Fed (Fed balance sheet) menunjukkan belum adanya ekspansi signifikan, artinya likuiditas dolar di pasar masih ketat.

Baca Juga: Reku Terima Penghargaan dari CFX, Beri Edukasi dan Inovasi Tentang Kripto

"Selain itu, data Treasury General Account (TGA) menunjukkan pemerintah AS masih melakukan penarikan likuiditas dari sistem perbankan ke kas negara, mempertegas kondisi pasar uang yang belum longgar," terangnya.

Sehingga, meningkatnya kekhawatiran investor terhadap gejolak politik dan ekonomi global dapat memberikan dampak signifikan terhadap volatilitas pasar, terlepas dari potensi bullish ke depan yang cukup terbuka di instrumen berisiko seperti Bitcoin.

Selain itu, pandangan The Fed terkait kondisi ekonomi, yang akan dipaparkan pasca pertemuan FOMC pekan depan, juga menjadi faktor krusial yang akan diperhatikan oleh para investor. Penurunan suku bunga yang diiringi oleh proyeksi kenaikan inflasi dapat membatasi katalis bullish yang dapat berkembang.

"Dalam situasi saat ini di mana potensi pergeseran naratif bullish/bearish cukup terbuka dan ketidakpastian kembali meningkat terkait situasi ekonomi dan kebijakan perdagangan global, pengelolaan portofolio investasi secara lebih aktif dengan diversifikasi yang baik bagi investor atau trader profesional dapat berpotensi memberikan performa yang lebih optimal," katanya.

Baca Juga: Bitcoin Cetak Rekor Tertinggi Mencapai Rp2 Miliar, Reli akan Berlanjut?

Sedangkan bagi investor pemula, strategi akumulasi bertahap seperti dollar cost averaging (DCA), menarik untuk dipertimbangkan guna mendapatkan harga rata-rata di setiap kenaikan dan penurunan harga yang terjadi, khususnya mengingat potensi bertahannya tren bullish yang ada di pasar kripto saat ini dapat dikatakan masih cukup kuat.

Saat ini pun, investor juga bisa mengoptimalkan DCA dengan fitur yang memudahkan berinvestasi crypto blue chip. Investor dapat berinvestasi Bitcoin, Ethereum, dan crypto blue chip lainnya dalam sekali swipe melalui fitur Packs di Reku.

"Terlebih, Reku Packs juga dilengkapi dengan sistem Rebalancing akan membantu investor menyesuaikan alokasi investasinya sesuai dengan kondisi pasar secara otomatis," kata dia.

Baca Juga: Bermitra dengan Moengage, Treasury Dorong Peningkatan Konversi Emas Digital

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Hobby10 November 2025, 21:58 WIB

Perayaan 2 Tahun Kemunculannya, Crunchyroll Game Vault Tambah Rangkaian Gim Anyar

Judul tersohor seperti Lost Hellden dan Beyblade X Xone Segera Bergabung.
Judul gim-gim baru di Crunchyroll Game Vault. (Sumber: istimewa)
Techno10 November 2025, 18:53 WIB

Canon EOS R6 Mark III akan Rilis Akhir November 2025, Seperti Apa Speknya?

Harga untuk EOS R6 Mark III bodi saja tanpa lensa dipatok sekitar Rp46 jutaan.
Canon EOS R6 Mark III. (Sumber: Canon)
Automotive10 November 2025, 18:00 WIB

Chery Memperkenalkan T1TP Concept, Bisa Buat Angkut Barang dan Orang

Satu Kendaraan, Enam Konfigurasi: Menjawab Setiap Aspek Kehidupan.
Chery T1TP Concept. (Sumber: dok. chery)
Techno10 November 2025, 17:31 WIB

Attack Shark R11 Ultra: Mouse Gaming dengan Material Serat Karbon Kering Tempa

Pengenalan R11 ULTRA menandakan evolusi berikutnya dalam presisi permainan.
Attack Shark R11 Ultra. (Sumber: Attack Shark)
Automotive10 November 2025, 15:48 WIB

Spek dan Harga Suzuki Satria Pro dan Satria F150 Baru, Ada Teknologi SCAS

Masing-masing varian menyajikan detail berbeda sesuai kebutuhan dan preferensi penggunanya.
Suzuki Satria Pro. (Sumber: Suzuki)
Techno10 November 2025, 15:01 WIB

Biaya Konstruksi Data Center di Jakarta Lebih Murah, Indonesia Jadi Pasar Strategis

Secara regional, permintaan AI yang meningkat dan kebutuhan pendinginan berdensitas tinggi semakin meningkatkan biaya konstruksi.
Ilustrasi data center. (Sumber: freepik)
Hobby10 November 2025, 14:24 WIB

Peluncuran Grand Theft Auto VI akan Ditunda hingga November 2026

Gim ini awalnya dijadwalkan diluncurkan pada tahun ini.
GTA VI.
Techno10 November 2025, 13:46 WIB

Samsung Wallet Resmi Tersedia di Indonesia, HP Bisa Jadi Dompet Digital

Samsung Wallet baru ada di handset Galaxy Z Fold 7, Z Flip 7, dan Galaxy S25 Series.
Samsung Wallet. (Sumber: Samsung)
Lifestyle07 November 2025, 20:32 WIB

Nike ACG Lava Loft Down: Jaket Khusus untuk Pelari Trail di Segala Kondisi

Kehangatan yang andal, pernapasan yang lega, dan performa yang mudah dikemas.
Jaket Nike ACG Lava Loft Down. (Sumber: Nike)
Startup07 November 2025, 18:38 WIB

Venteny Dapat 2 Pendanaan Sekaligus, Wujudkan Ekonomi Inklusif untuk Perempuan

Usaha rintisan ini menyediakan pendanaan produktif untuk UMKM serta kesejahteraan tenaga kerja di Indonesia.
Venteny. (Sumber: istimewa)