Techverse.asia - Rekosistem, startup pengelola rantai pasok sampah, memperoleh pendanaan seri A sebesar US$7 juta atau setara dengan Rp115 miliar lebih.
Putaran pendanaan seri A ini dipimpin oleh investor Saratoga Investama Sedaya dan K3 Ventures, dengan dukungan dari AppWorks, Bali Investment Club (BIC), Skystar Capital, Orvel Ventures, dan kantor keluarga Michael Sampoerna.
Dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah perusahaan, kembangkan sistem operasional, menerapkan peembelajaran mesin (machine learning), dan otomatisasi berskala luas.
Rekosistem juga bakal mengalokasikan sumber daya guna mengembangkan teknologi waste-to-materials dan meningkatkan jumlah fasilitas pemulihan material untuk Reko Waste Station, Reko Hub, dan Reko Mitra.
Baca Juga: DailyCo Akuisisi Wadah Kuliner: Sasar Pangsa Katering B2B di Indonesia
"Mendapatkan pendanaan tersebut adalah tonggak penting bagi kami dalam perjalanan Rekosistem," ungkap Co-founder dan CEO Rekosistem Ernest C. Layman, Rabu (7/5/2025).
Dikatakannya, dengan dukungan keberlanjutan dari para investor tersebut, Rekosistem siap mempercepat misinya guna melakukan transformasi pengelolaan sampah menjadi model yang lebih berkelanjutan dan sirkular.
"Investasi ini akan mendorong pertumbuhan serta eksponensial demi kebaikan industri pengelolaan sampah di Indonesia dengan ekspansi strategis dan penguatan ekosistem digital serta mekanisasi pemulihan limbah," ujarnya.
Rekosistem juga akan memperluas jenis sampah yang bisa diproses menjadi material yang dapat dipakai kembali dan didaur ulang (lebih dari 70 persen jenis sampah). Startup ini juga akan memperluas cakupan wilayah pengelolaan limbah ke kota-kota di luar Pulau Jawa.
"Rekosistem juga akan menyediakan program Extended Procedure Responsibility (ERP) yang kuat bagi para pemilik brand," imbuhnya.
Baca Juga: Waste4Change Tambah Teknologi Pengelola Sampah
Pendanaan terbaru ini merupakan lanjutan dari pendanaan yang telah dapatkan pada 2023 dengan total nilai investasi sebesar US$5 juta atau sekitar Rp75 miliar dalam putaran investasi yang dipimpin oleh Skystar Capital.
Laman perusahaan menyebut, pendanaan itu didukung pula oleh East Ventures, Provident, dan investor lainnya. Pada hari-hari awal, Rekosistem mendapat dukungan dari Bali Investment Club, East Ventures, dan berbagai angel investor.
Rekosistem yang berdiri sejak tahun 2021 telah mengembangkan sistem operasi pengelolaan sampah yang terintegrasi guna mendukung transisi menuju ekonomi sirkular. Layanannya antara lain pengumpulan, pemilahan, pengelolaan, hingga proses ulang material.
Per Maret tahun ini, Rekosistem sudah melayani lebih dari 90 ribu rumah tangga dan pengguna individu, dan lebih dari 200 klien bisnis. Rekosistem mengelola lebih dari 4.500 ton sampah per bulannya dan memperoses lebih dari 3.500 ton lewat operasional di 15 Reko Hub, 40 Reko Waste Station, dan lebih dari 600 lokasi Reko Mitra.
Baca Juga: Waste and Wishes Indonesia Dapat Pendanaan dari GoTo Impact Foundation
Terpisah, Investment Director Saratoga Investama Sedaya Devin Wirawan menyampaikan, Rekosistem adalah tambahan strategis yang sejalan dengan pilar investasi perusahaannya, utamanya di bidang ekonomi hijau dan energi terbarukan.
"Dengan teknologi pemulihan limbah yang berbasis inovasi dan operasional yang bisa ditingkatkan, Rekosistem punya posisi yang kuat guna memberikan kontribusi yang riil terhadap ekonomi sirkular Tanah Air," katanya.
Saratoga Investama Sedaya percaya bahwa Rekosistem memiliki potensi pertumbuhan berkelanjutan yang kuat, dan siap mendukung fase pengembangan berikutnya.
Investment Principal K3 Ventures Nicholas Tyson menambahkan, Rekosistem muncul sebagai perusahaan startup terdepan di sektor rantai paasok sampah Indonesia yang sangat terfragmentasi dan siap untuk bertransformasi.
Baca Juga: Jangjo Sediakan Mesin Pengolahan Sampah Pintar, Warga Jakarta Bisa Mengaksesnya
"Rekosistem telah membangun posisinya yang kuat dalam agregasi pasokan maupun distribusi permintaan, sehingga mereka akan selangkah lebih maju lagi dibandingkan dengan para pesaingnya," kata Tyson.
Menurutnya, hal yang paling menarik ialah bagaimana peluang tersebut menggabungkan fundamental ekonomi yang solid dengan dampak lingkungan, sosial, dan tata kelola yang nyata - suatu keselarasan yang berada di inti filosofi investasi yang ada di K3 Ventures.
"Kami sangat antusias untuk menjadi mitra mereka dalam perjalanan ini," ujarnya.
Baca Juga: Beleaf Dilaporkan Dapat Pendanaan Seri A dari Norinchukin Capital