Techverse.asia - Cove resmi melansir hasil studi terbarunya yang mengungkap lebih dari 80 persen percaya bahwa generasi Milenial dan generasi Z bisa beli rumah dalam waktu 10 tahun ke depan. Di balik kepercayaan ini, studi tersebut juga menemukan beberapa kekhawatiran ihwal kepemilikan rumah, seperti harga properti, bujet yang cukup, dan peran rumah dalam membangun keluarga.
Baca Juga: Jogja Creative Startup Festival 2025 Jadi Wadah Pertemuan Usaha Rintisan dengan Investor
Country Director of Growth and Vice President of Online Marketing Cove Dian Paskalis menyampaikan, kekinian milenial dan Gen Z sedang ada di fase membangun karier profesional dan stabilitas ekonomi. Tapi, kebutuhan akan hunian yang strategis berbenturan dengan harga properti yang selangit, dan mendorong mereka untuk beralih ke hunian sewa.
"Keputusan ini akan membantu mereka untuk membuat mobilisasi yang lebih efisien secara waktu, biaya, dan energi, walau pun belum mampu buat beli rumah sendiri," ujar Dian.
Meski masih sulit dijangkau, rumah tetap menjadi tujuan akhir bagi Milenial atau pun Gen Z. Untuk saat ini, cuma 56 persen dari mereka yang merasa bahwa punya rumah sendiri merupakan hal yang sangat penting. Tapi saat menyinggung soal rencana jangka panjang, 83 responden menyatakan bahwa punya rumah akan jadi hal penting di masa depan.
"Hal itu menggarisbawahi bahwa rumah tetap menjadi prioritas format hunian impian mereka, walau belum menjadi prioritas untuk sekarang ini," kata dia.
Baca Juga: Cove akan Ekspansi ke Jogja dan Surabaya, Hadirkan Hunian Co-living Berkualitas
Selain kestabilan ekonomi, studi tersebut juga menunjukkan bahwa rencana berkeluarga ternyata punya pengaruh yang besar terhadap keputusan Milenial dan Gen Z dalam membeli properti. Hampir 50 persen dari responden menyebutkan bahwa keputusan untuk membangun keluarga, baik menikah atau punya keturunan, bakal menjadi faktor yang meyakinkan mereka untuk segera beli atau bangun rumah.

"Studi kami juga mengungkap bahwa mayoritas (44 persen) dari Milenial dan Gen Z merasa belum berani berkeluarga jika belum punya rumah pribadi," katanya.
Optimisme dalam kepemilikan rumah hadir bersama sensitivitas harga, namun faktor ini enggak mematahkan optimisme mereka dalam memiliki rumah pribadi. Faktanya, mayoritas merasa percaya diri bahwa Milenial dan Gen Z bisa membeli rumah dalam waktu sepuluh tahun ke depan, menggambarkan bahwa dua generasi ini yakin jika kondisi pasar perumahan dan ekonomi bakal membaik.
"Namun demikian, optimisme tersebut juga hadir bersama soal kekhawatiran mengenai harga rumah atau bujet yang sekiranya harus dikeluarkan," tambahnya.
Baca Juga: MilikiRumah Himpun Dana Private Equity Sekitar Rp800 Miliar, Ini Alokasi Dananya
Generasi Milenial dan Gen Z melihat beberapa hambatan utama dalam membeli rumah, yakni harga rumah yang semakin mahal (68 persen), gaji yang tidak mencukupi (47 persen), dan Kredit Perumahan Rakyat (KPR) atau biaya uang muka alias down payment (DP) yang masih dirasa sangat berat (43 persen).
Sejalan dengan kekhawatiran itu, harga properti pun jadi pertimbangan utama mereka dalam mencari hunian. Sekarang ini, mayoritas menyatakan bahwa bujet yang mereka keluarkan setiap bulannya buat keperluan sewa atau cicilan pembelian hunian berkisar antara Rp1,5 juta sampai Rp3 juta per bulannya.
Walau pun Milenial dan Gen Z cukup sensitif akan harga rumah, survei Cove tersebut juga menenumkan bahwa mereka lebih enggan merelakan desain, waktu commuting, dan lokasi demi harga yang lebih murah. "Bagi generasi muda, rumah idaman enggak cuma tentang harga, namun juga membuat ruang tersebut tetap memenuhi preferensi hunian mereka," ujarnya.
Baca Juga: Lamudi Resmi Akuisisi IDEAL, Sederhanakan Proses Pengajuan KPR














