Penggemar K-pop Desak HYBE Hentikan Praktik Penjualan Kotor yang Tidak Ramah Lingkungan

Rahmat Jiwandono
Rabu 11 September 2024, 17:16 WIB
Aksi protes penggemar K-pop di depan kantor HYBE di Seoul, Korea Selatan, menentang praktik penjualan kotor. (Sumber: istimewa)

Aksi protes penggemar K-pop di depan kantor HYBE di Seoul, Korea Selatan, menentang praktik penjualan kotor. (Sumber: istimewa)

Techverse.asia - Aksi protes penggemar K-pop berkumpul di depan kantor pusat HYBE di Kota Seoul, Korea Selatan, guna mendorong praktik-praktik penjualan yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dalam industri K-pop.

Aksi kampanye Plastic Album Sins dari Kpop4Planet menampilkan boneka yang melambangkan para penggemar yang terbebas dari taktik penjualan album. Praktik penjualan album dari HYBE telah menambah polusi plastik secara signifikan di planet bumi. 

Perusahaan hiburan K-pop menggunakan taktik ‘penjualan kotor’, seperti menjual photocard secara acak, melakukan sistem undian untuk fansign, dan mengeluarkan beberapa versi album, yang mendorong penggemar melakukan pembelian secara massal.

HYBE, perusahaan hiburan K-pop terkemuka dengan total aset 5,25 triliun Won Korsel (atau setara 60 triliun Rupiah Indonesia), adalah salah satu perusahaan yang menggunakan taktik penjualan yang merugikan. 

Baca Juga: Jennie BLACKPINK Menandatangani Kontrak dengan Columbia Records, Singel Baru Rilis Oktober 2024

Dalam laporan keberlanjutan 2023, terlepas dari ‘visi Hiburan yang Berkelanjutan’ HYBE, pada praktiknya menunjukkan peningkatan 77,9% dalam penggunaan plastik untuk produksi album antara tahun 2022 sampai 2023.

Dan the Korea Institute of Corporate Governance and Sustainability (KCGS) menilai kinerja ESG HYBE memiliki nilai terendah dalam kategori lingkungan dibandingkan tiga perusahaan hiburan besar lainnya seperti SM, YG, dan JYP. 

“Dengan krisis iklim yang semakin memburuk, November 2024 nanti kota Busan di Korea Selatan akan menjadi tuan rumah dari perundingan penting yaitu negosiasi antarpemerintah atau Intergovernmental Negotiating Committee ke-lima untuk membahas dan menghasilkan perjanjian yang mengikat secara hukum internasional mengenai polusi plastik," ujar Juru Kampanye Kpop4Planet Dayeon Lee.

Menurutnya, hal itu sangat miris, industri hiburan yang menjadi salah satu pendorong ekonomi Korea Selatan tetap mempraktikan penjualan yang meningkatkan volume sampah polusi plastik dan ikut menyumbang emisi di planet bumi.

Baca Juga: RM BTS Memainkan Berbagai Peran dalam Video Single Solo Come Back To Me

"Industri K-pop tidak akan seperti sekarang ini tanpa penggemar, jadi kami berharap HYBE akan mendengarkan suara penggemar, dan kami tidak akan berhenti sampai kami mendengar jawaban HYBE atas tuntutan kami untuk mengakhiri taktik pemasaran album yang menyesatkan," ujarnya.

Kpop4Planet pada Agustus 2024 melakukan jajak pendapat secara daring yang diikuti lebih dari 12,000 penggemar K-pop di Korea Selatan dan seluruh dunia. Para penggemar menyerukan kepada industri hiburan untuk mengakhiri praktik yang mendorong penggemar untuk membeli album secara massal.

Sebanyak 42,8 persen partisipan memilih bahwa penggunaan album K-pop sebagai alat undian untuk mengikuti acara fansign dengan idola merupakan taktik penjualan terburuk dari perusahaan hiburan seperti HYBE.

Sebelumnya di Maret 2024 survei serupa yang diikuti 14 ribu penggemar global dan Korsel menunjukan bahwa 36,5 persenpenggemar K-pop merasa tertekan membeli beberapa album untuk mengumpulkan photocard - foto anggota grup K-pop secara individual yang ditambahkan ke dalam paket album CD.

Baca Juga: Berkat Desakan Fans K-pop, Hyundai Resmi Batal Beli Aluminium dari Adaro

Sementara 27,7 persen membeli album untuk meningkatkan peluang mereka menghadiri acara eksklusif seperti fansign bersama artis idola mereka. Data ini menggarisbawahi perlunya perubahan mendasar dalam taktik penjualan album K-pop

Kpop4Planet telah mengirimkan surat terbuka kepada HYBE, menyampaikan suara penggemar dan menuntut perusahaan menghentikan taktik penjualan yang memaksa penggemar membeli beberapa salinan album fisik yang sama. Hingga saat ini, HYBE belum memberikan tanggapan.

Sejak kampanye No K-pop on a Dead Planet yang digagas oleh Kpop4Planet pada 2021, industri K-pop telah mengambil beberapa langkah tentatif menuju keberlanjutan yang mengutamakan solusi semu. Namun, upaya-upaya ini, seperti penggunaan kertas ramah lingkungan, perilisan album secara digital, dan photocard yang dapat dilarutkan, sebagian besar tidak berhasil mengatasi akar penyebab sampah plastik yang berlebihan.

“Upaya yang telah dilakukan baru-baru ini (menggunakan tinta kedelai, atau bahan daur ulang lainnya untuk album) juga menunjukkan bahwa perusahaan tidak benar-benar memahami apa yang diinginkan penggemar,” ujar Mathieu Berbiguier, penggemar ENHYPEN dan Asisten Profesor Tamu Studi Korea di Universitas Carnegie Mellon, Amerika Serikat.

Baca Juga: Lahir Dari Perekonomian Kusut, K-Pop Jadi Identitas Yang Mendunia

Dikatakannya, perusahaan hiburan harus mengubah cara penggemar dapat mengakses acara fansign dan mengembangkan sistem lain yang tidak akan mendorong penggemar menghasilkan sampah hanya untuk melengkapi koleksi photocard  mereka.

Tren taktik penjualan album tidak hanya terjadi di industri K-pop. Ikon musik global seperti Taylor Swift telah menghadapi kritik atas praktik yang serupa, sementara artis lainnya Billie Eilish secara lantang mengecam industri hiburan yang lebih mengutamakan angka penjualan daripada tanggung jawab lingkungan.

 

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Hobby24 April 2025, 21:13 WIB

Delta Force Mobile Version dan Season Eclipse Vigil Resmi Rilis

Hadiah Pra-registrasi Baru Telah Dibuka dan menanti para pemain.
Gim Delta Force Mobile sudah resmi diluncurkan. (Sumber: istimewa)
Startup24 April 2025, 21:01 WIB

Laporan Tracxn: Pendanaan Startup D2C di Asia Tenggara Naik 208% pada 2024

Nominal investasinya sendiri mencapai US$32,5 juta atau setara dengan Rp547,1 miliar.
Ilustrasi pendanaan startup. (Sumber: freepik)
Techno24 April 2025, 19:24 WIB

WhatsApp Tambahkan Fitur yang Memblokir Peserta Obrolan agar Tidak Membagikan Konten

Fitur terbaru WhatsApp membuat pesan Anda lebih pribadi.
Fitur Advanced Chat Privacy. (Sumber: whatsapp)
Techno24 April 2025, 18:59 WIB

Samsung Odyssey 3D dan Odyssey G9 Kini Tersedia di Indonesia, Ini Harganya

Monitor gaming ini menawarkan pengalaman bermain gim yang imersif.
Samsung Odyssey 3D. (Sumber: Samsung)
Culture24 April 2025, 17:32 WIB

4 Film Pendek Terpilih dari Program Jogja Film Pitch an Fund 2024

Merayakan sinema yang berakar di Yogyakarta.
Jumpa pers Jogja Film Pitch and Fund di Hotel Grand Kangen, Jogja, Kamis (24/4/2025). (Sumber: Techverse.asia)
Automotive24 April 2025, 16:40 WIB

Laba Tesla Merosot hingga 71 Persen karena Penjualannya Lemah

Produsen mobil itu melaporkan pendapatannya turun 9%, dengan pendapatan dari sektor otomotif turun 20%. Pendapatan yang disesuaikan anjlok 39%.
mobil Tesla Y (Sumber: TESLA)
Techno24 April 2025, 15:05 WIB

Vivo V50 Lite Resmi Tersedia di Seluruh Indonesia Mulai Hari Ini

V50 Lite hadir sebagai smartphone yang memahami ritme hidup modern yang penuh aksi, ekspresif, dan selalu terkoneksi.
Vivo V50 Lite warna hitam.
Techno24 April 2025, 14:42 WIB

Realme 14 5G dan 14T 5G akan Rilis di Indonesia pada 6 Mei 2025

Kedua gawai ini menggunakan chipset yang berbeda.
Realme 14 5G. (Sumber: realme)
Lifestyle23 April 2025, 20:01 WIB

Alasan Orang Indonesia Mengikuti Akun Media Sosial Sebuah Merek

Ada beberapa faktor yang membuat masyarakat Indonesia mengikuti akun-akun brand di lintas media sosial.
Ilustrasi media sosial. (Sumber: null)
Techno23 April 2025, 19:00 WIB

Google Langgar UU Antimonopoli dengan Mempertahankan Monopoli Teknologi Iklan Digital

Departemen Kehakiman AS membuktikan Google secara sengaja terlibat dalam serangkaian tindakan anti persaingan usaha.
Google.