Dampak Buruk dari Hustle Culture, Kenali Ciri-cirinya!

Rahmat Jiwandono
Kamis 05 Januari 2023, 13:32 WIB
Ilustrasi hustle culture/freepik

Ilustrasi hustle culture/freepik

Techverse.asia - Siapa yang enggak kenal dengan istilah hustle culture? Istilah ini populer di kalangan generasi muda saat ini. Lalu sebenarnya apa sih hustle culture itu, apakah memang keren atau justru berbahaya?

Psikolog dari UGM, Indrayanti, M.Si., Ph.D., Psikolog., mengatakan bahwa hustle culture merupakan sebuah istilah yang berkembang dari workaholic. Ada tuntutan pekerjaan yang harus direspons secara profesional dan kualitas tinggi agar tidak dinilai buruk yang pada akhirnya tidak memiliki waktu untuk diri sendiri atau keluarga.

Pada akhirnya kondisi ini berkembang lagi menjadi toxic productivity. Kondisi ini bisa terjadi pada siapapun tidak hanya di dunia kerja, tetapi juga di dunia pendidikan.

“Melihat kondisi kerja yang situasinya pada workaholic akhirnya kepikiran, ada racun dipikiran. Jangan-jangan yang disebut produktif yang harus kerja keras, lembur, dan akan merasa bersalah jika enggak (seperti) gitu,” paparnya. 

Baca Juga: Beli KW Karena Tipis Dana Tapi Tinggi Gengsi? Lebih Banyak Rugi

Indrayanti menuturkan, situasi ini yang terjadi pada tiap-tiap individu kemudian menjadi sebuah fenomena yang dilihat di lingkungan sehingga menjadi sebuah gaya hidup atau budaya. Pada akhirnya generasi muda menjadi berpikir tentang produktivitas seperti yang kebanyakan terlihat yakni yang kerja keras dan terus melakukannya supaya tidak merasa tertinggal.

“Kalau orang lain seperti itu berarti produktif itu yang kerja keras, lembur sampai malam, bawa laptop sampai tiga. Jika tidak melakukan hal seperti itu lantas menjadi insecure,” ujarnya.  

Hustle culture telah menjadi fenomena gaya hidup dimana pemikiran hidup untuk bekerja. Mendedikasikan kehidupan untuk bekerja sementara hal lain dikesampingkan.

Hustle culture itu mindset-nya kita hidup untuk kerja yang lain entar dulu. Bukan kerja untuk hidup,” terangnya.

Baca Juga: Korsel Catat Kasus Pertama Infeksi Naegleria Fowleri: Ini Cara Jaga Diri Dari Si Amoeba Pemakan Otak

Menurutnya, bahwa seringkali orang tidak menyadari jika telah terseret dalam arus hustle culture karena telah menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari. Ada ciri-ciri yang bisa dikenali dari hustle culture ini. Salah satu cirinya adalah terus memikirkan pekerjaan di setiap waktu dan tempat. Terjadi ketidakseimbangan antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi.

“Tidak sempat untuk memikirkan kebahagiaan sendiri, worklife balance-nya tidak ada,” katanya. 

Selain itu, mersepons kondisi fisik dan psikis dengan standar dirinya. Misalnya, merasa ada sensasi fisik dalam dirinya seperti pusing, sakit perut, tidak enak badan yang sering dikeluhkan karena pekerjaan yang terlalu berat. Sedangkan secara mental merasa kurang percaya diri dan insecure. Jarang merasa puas terhadap apa yang telah dikerjakan, merasa masih ada yang salah dan harus terus bekerja agar sempurna.

“Dalam pikiran itu harus keras bekerja, bukan bekerja keras dengan startegi. Ambisius untuk terus aktif sehingga tidak peka dengan sinyal-sinyal dalam tubuhnya hingga saat banyak stresor masuk tubuhnya ambruk, stres, burnout, dan terjadi kelelahan psikologis,” kata dia. 

Ia menjelaskan hustle culture ini kian populer seiring dengan berkembangnya media sosial. Kebanyakan orang membagikan pencapaiannya melalui media sosial ini yang semakin memupuk persaan insecure dan membandingkan diri dengan orang lain.

Penyebab menjadi hustle culture ini karena melihat orang lain. Apalagi dengan media sosial, orang posting prestasi di media sosial jadi mudah membandingkan diri dengan orang lain. Dampaknya ke isu kesehatan mental ,” urainya.

Lalu bagaimana menyikapi hustle culture ini? Indrayanti menyebutkan generasi muda perlu untuk tetap terkoneksi secara riil dengan lingkungan dan berkolaborasi. Dengan langkah tersebut bisa membuka pikiran masing-masing dan mengetahui jika fenomena yang terjadi tidak hanya dihadapi dirinya sendiri tetapi juga oleh orang lain. Dengan begitu, perasaan untuk selalu membandingkan diri dengan orang lain bisa ditekan dan mencari solusi dengan berkolaborasi untuk kebermanfaatan masyarakat dan bangsa.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno19 April 2024, 16:27 WIB

Apple akan Ekspansi Apple Developer Academy ke-4 di Bali

Apple Developer Academy berekspansi ke Bali, Indonesia.
Ilustrasi Apple Developer Academy yang ada di Indonesia. (Sumber: Apple)
Lifestyle19 April 2024, 16:17 WIB

Akibat Pencemaran Nama Baik, NewJeans Tuntut Google untuk Ungkap Identitas Seorang Youtuber

Grup ini hanyalah band K-pop terbaru yang menerapkan UU pencemaran nama baik di Korea Selatan yang terkenal keras untuk menyerang pengguna internet.
NewJeans. (Sumber: Gary Miller/FilmMagic)
Techno19 April 2024, 15:55 WIB

Meta Menambahkan Chatbot Kecerdasan Buatannya yang Didukung Llama 3, Tersedia di 4 Aplikasinya

Chatbot tersebut ada di bilah pencarian pada semua aplikasinya.
Meta AI Search yang tersedia di Instagram. (Sumber: Meta)
Automotive19 April 2024, 15:32 WIB

VinFast VF e34 Resmi Mengaspal di Indonesia, Berapa Harganya?

Debut di Indonesia dengan VF e34, SUV elektrik segmen C yang dikonfigurasi untuk pasar kemudi kanan.
Mobil listrik VinFast model VF e34. (Sumber: VinFast)
Techno19 April 2024, 15:15 WIB

Indosat dan Mastercard Umumkan Kemitraan Cybersecurity Center of Excellence

CoE ini berfokus kepada tiga pilar, yaitu edukasi, inovasi, dan kolaborasi industri.
Menkominfo Budi Arie Setiadi (kedua dari kanan) menyaksikan kerja sama antara Indosat dan Mastercard. (Sumber: istimewa)
Automotive19 April 2024, 14:46 WIB

Fitur-fitur Hyundai N Brand yang Ada di IONIQ 5 N

IONIQ 5 N dirancang tidak hanya mengedepankan aspek keberlanjutan, tapi juga memberikan performa tinggi.
Hyundai IONIQ 5 N.
Techno19 April 2024, 14:18 WIB

Microsoft Investasi Puluhan Triliun kepada G42, Kebut Pengembangan AI

Microsoft dan G42 akan bekerja sama dan meningkatkan kerangka keamanan dan kepatuhan infrastruktur internasional bersama.
Logo Microsoft (Sumber: Dok. Microsoft)
Automotive19 April 2024, 13:47 WIB

Mobil Listrik Honda Ye Series Bakal Dipasarkan di China, Ada 3 Varian

Honda memperkenalkan jajaran kendaraan elektrik terbarunya, Ye Series di China.
Honda mengumumkan jajaran mobil listriknya Ye Series di China di Auto China 2024. (Sumber: Honda)
Techno18 April 2024, 18:12 WIB

Grok 1.5V di xAI Bisa Memproses Dokumen hingga Gambar

Grok-1.5V adalah model AI multimodal generasi pertama perusahaan.
xAI Grok 1.5. (Sumber: xAI)
Automotive18 April 2024, 18:04 WIB

Wuling Tambah 6 Lokasi DC Charging, Gratis Sampai Akhir Mei 2024

Pengembangan ekosistem mobil listrik di Indonesia merupakan komitmen Wuling untuk semakin memudahkan pemilik kendaraan listrik Wuling dalam mengisi daya saat melakukan perjalanan.
Salah satu tempat mengisi daya mobil listrik DC Wuling di Pulau Jawa. (Sumber: Wuling)