Yogyakarta Gamelan Festival 2025 Pertama Kali Digelar di Taman Budaya Embung Giwangan

Yogyakarta Gamelan Festival 2025 dilaksanakan di Taman Budaya Embung Giwangan, Kota Jogja. (Sumber: istimewa)

Techverse.asia - Yogyakarta Gamelan Festival (YGF), gelaran gamelan paling bergengsi di Indonesia, yang ke-30 tahun ini telah resmi dibuka sejak Senin (21/7/2025) kemarin di Taman Budaya Embung Giwangan, Kecamatan Umbulharjo, Kota Jogja, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Perhelatan ini telah dibuka dengan pertunjukan Gaung Gamelan yang melibatkan setidaknya lebih dari 400 wiyogo atau penabuh gamelan dari 16 kelompok karawitan, termasuk dari 10 Desa Budaya hasil binaan Dinas Kebudayaan DIY serta komunitas seperti Gayam16 dan AKNSB.

Baca Juga: Desa Wisata Wukirsari Raih Predikat Best Tourism Village oleh UN Tourism 2024

Selain itu, tiga repertoar turut dibawakan secara kolosal, yaitu Ladrang Prosesi karya mendiang Sapto Raharjo, Ladrang Wirongrang, dan Mars YeGeEf, sebagai penanda dibukanya YGF 2025 yang sudah menjadi wadah ekspresi budaya Yogyakarta selama tiga dekade.

Kepala Dinas Kebudayaan DIY Dian Lakshmi Pratiwi menyampaikan, YGF enggak cuma sekadar festival musik tradisional, melainkan perayaan budaya yang menyatukan pelaku seni, penikmat, sampai generasi muda dalam satu harmoni yang kreatif.

"Yogyakarta Gamelan Festival telah menjadi denyut nadi bagi pelestarian budaya sejak tahun 1995 silam. Dan kini, ia bukan sekadar ruang nostalgia, namun juga medan kreasi bagi generasi baru. Gamelan bukan sekadar pusaka, tapi masa depan," ungkapnya.

Baca Juga: Kementerian Pariwisata Perkenalkan Event By Indonesia: Akun Resmi Penyedia Informasi Event

Dia menandaskan bahwa instrumen gamelan adalah media ekspresi yang tetap relevan di tengah perkembangan zaman. Gamelan merupakan wujud harmoni, spiritualitas, dan nilai-nilai kehidupan masyarakat Jawa yang harus tetap dijaga, dipelajari, dan dimaknai dalam kehidupan modern masa kini.

YGF tahun ini mengusung tema 'Festival Musik, Seni, dan Anak Muda dengan Spirit Gamelan' dan diinisiasi oleh komunitas Gayam16, didukung Kementerian Pendidikan, Kebudayaa, Riset, dan Teknologi serta Dinas Kebudayaan (Disbud) Kota Yogyakarta.

"Festival tahun ini menjadi ruang pertemuan antar generasi, ajang kolaborasi kreatif, dan laboratorium artistik yang memadukan seni rupa, budaya rakyat, dan teknologi," paparnya.

Direktur Festival Ishari Sahida atau biasa disapa Ari Wulu mengatakan, YGF 2025 sebagai wajah baru gamelan yang tak lagi terbatas pada panggung tradisi. Gamelan sekarang hadir di ruang digital, video mapping, sampai kolaborasi musik kontemporer.

Baca Juga: 5 Karya Asal Kabupaten Bantul Masuk dalam Warisan Budaya Takbenda

"YGM adalah ruang terbuka guna mengekspresikan kreativitas lewat gamelan, baik yang eksperimental maupun tradisional," terang dia.

Putra dari mendiang Sapto Raharjo ini menyebutkan bahwa peringatan 30 tahun Yogyakarta Gamelan Festival menandai 25 tahun perjalanan Komunitas Gayam16 sebagai motor penggerak festival tersebut.

Selama sepekan yakni 21-27 Juli 2025, Yogyakarta Gamelan Festival menghadirkan beberapa program unggulan seperti video mapping 15 visual 15 Gending di Graha Budaya, Konser Aku Anak Muda Main Musik Sekali Itu, Instalasi Seni dan Komunitas Tempuyungan Kabupaten Gunungkidul, Pasar dan Panggung Cokekan, Kongres Gamelan, Panggung Slenthem, dan Lokakarya Gamelan Tanpa Tembok.

Baca Juga: Festival Lembah Baliem, Begini Kisah di Baliknya

Tak berhenti di situ, festival YGF ini juga turut dimeriahkan oleh kolaborasi lintas disiplin seperti instalasi dari Jompet Kuswidananto, kolaborasi teknik elektro UGM, dan pertunjukan dari seniman nasional dan internasional.

Itu di antaranya: Paseduluran Nandur Banyu (Gunungkidul), Guangxi Arts University (Tiongkok), Gondrong Gunarto & Friends (Solo), Andrew Timar (Kanada), Kadapat (Bali), Letto x KiaiKanjeng, Artaxiad Gamelan Syndicate (Solo), dan Gangsadewa Ethnic Ensemble (Yogyakarta).

Untuk pertama kalinya, YGF diselenggarakan di Taman Budaya Embung Giwangan, kawasan budaya sekaligus ruang konservasi yang baru diresmikan Mei 2025 oleh Pemda DIY. Dengan fasilitas yang representatif dan atmosfer terbuka, kawasan ini diharapkan menjadi pusat kegiatan seni-budaya DIY masa depan.

Baca Juga: Eskavasi Situs Keputren, Dinas Kebudayaan DIY Temukan Artefak Wadah Air Peninggalan Majapahit

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI