Artkringan Festival: Kemanusiaan, Budaya dan Kearifan Lokal Sebagai Pemersatu Masyarakat Kita

Uli Febriarni
Senin 19 Juni 2023, 21:55 WIB
suasana Artkringan Festival (Sumber : dok.Gagasan Indonesia)

suasana Artkringan Festival (Sumber : dok.Gagasan Indonesia)

Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan penggoda ulung yang pandai memikat hati siapa saja yang datang berkunjung. Kesederhanaan, keramahan, seni dan budaya, kuliner hingga ritme hidup yang berbeda dan khas menjadi alasan pengunjung dibuat jatuh cinta olehnya.

Meski demikian, beragam kondisi kegentingan tak jarang menimpa masyarakat kota ini. Seperti Gempa 2006, Erupsi Merapi 2010, Referendum 2010, hingga isu hangat bentrokan massa akhir akhir ini. Tajuk 'Yogya Bersatu Tak Bisa Dikalahkan' acapkali mencuat pada kondisi krisis tersebut. 

Oleh sebab itu, menilik dan membedah akar dari tajuk tersebut menjadi menarik untuk ditelusuri. Gagasan Indonesia berkolaborasi dengan Lakoni Indonesia menghadirkan Artkringan Festival, sebagai manifestasi dari meleburnya konsep angkringan dan kesenian dengan mengangkat isu lokal sebagai pijakan.

Gagasan Indonesia berkolaborasi dengan Lakoni Indonesia menghadirkan Artkringan Festival, sebagai manifestasi dari meleburnya konsep angkringan dan kesenian dengan mengangkat isu lokal sebagai pijakan.

Baca Juga: Dapatkah Artificial Intelligence Memahami Proses Alam?

Membahas stigma terhadap Yogyakarta, Presiden Mahasiswa Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Gadjah Mada 2021, Muhammad Farhan, menyadari 'framing' atas Yogyakarta cenderung berkesan negatif di media sosial. Namun, realitanya justru berbanding terbalik.

"Yogyakarta masih kental dengan unsur kemanusiaannya dan budaya menjadi faktor pemersatu masyarakat lokal yang harus terus diberdayakan oleh orang muda," ungkap Farhan, dalam keterangan yang diterima Techverse.Asia, Senin (19/6/2023).

"Kita sebagai pemuda harus bertahan untuk menyerang, dalam artian dibutuhkannya kolaborasi di luar Yogyakarta, untuk menyampaikan identitas dan jati diri kita agar tidak lagi menimbulkan konflik sosial," ujarnya.

Lebih lanjut, seorang Seniman dan Pemerhati Budaya Yogyakarta, Ki Herman Sinug, menambahkan bahwa tajuk Yogya bersatu bukanlah sebuah kurva tertutup, melainkan terbuka untuk seluruh etnis dan latar belakang.

Atmosfer kesejukan Yogyakarta, menurut dia, sejatinya telah hadir sejak sejarah awal berdirinya kota ini. Dan dalam lima tahun terakhir terjadi adanya pergeseran interaksi sosial, dari kebiasaan ramah tamah antar warga menjadi tidak mengenali satu sama lain.

"Pergeseran tersebut diakibatkan semakin pesatnya industri kos-kosan dan apartemen untuk memenuhi pasar pendatang," terangnya.

Sebagai solusi atas permasalahan tersebut, Ki Herman Sinug menyampaikan usulan agar modal sosial Yogyakarta bersatu tak bisa dikalahkan diaplikasikan dimulai dari tingkat RT terlebih dahulu.

Dosen PSDK Fisipol UGM, Pinurba Pratama, menekankan kepemilikan Yogyakarta yang bukan hanya untuk putra daerah saja, melainkan untuk semua. Oleh karena itu, perlu adanya penyeimbang dua kutub untuk hidup berdampingan secara kolektif. Ia juga menegaskan pentingnya peran kampus sebagai mediator dan katalisator bagi mahasiswa agar dapat mengenalkan nilai-nilai sosial Yogyakarta.

Dari sudut pandang Aktivis Pemuda dan Lingkungan, Ragil Sempronk, merespon bahwa Yogya secara historis merupakan kota yang terbuka bagi para pendatang yang tidak meninggalkan identitasnya daerahnya. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, tajuk 'Yogja bersatu tak bisa dikalahkan' nyatanya mengalami pergeseran makna.

"Dulu masyarakat dan pendatang aktif melebur melalui gotong royong, tapi saat ini sifat individualisme cenderung lebih dominan", ujarnya. Meski demikian, tajuk tersebut masih memiliki kekuatan hingga saat ini. Hal ini dapat dibuktikan dari dikenalnya Yogya sebagai wilayah dengan pemulihan bencana tercepat.

Baca Juga: Rekomendasi Event Wisata di Kabupaten Sleman Selama 2023, Kamu Bisa Ikut Gabung

Baca Juga: Kabupaten Sleman Siap Menyambut Kamu Melancong, 2023 Banyak Event!

Media Communication Officer Gagasan Indonesia, Sandha Valeri, menerangkan, Artkringan Festival telah berlangsung pada Sabtu (17/6/2023) di Kebon Ndeso Wonorejo, Wonorejo, Kalurahan Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman. Melibatkan tokoh-tokoh prominen, baik itu dari kalangan pegiat seni budaya, penggerak komunitas serta aktivis. 

Sandha menyebutkan, acara ini bertujuan untuk memandang perhelatan politik 2024 yang rawan akan isu identitas serta berpotensi dapat memecah belah grass root masyarakat Yogyakarta.

Terdapat pula komunitas-komunitas yang tergabung dalam acara Roadshow Gagasan Indonesia, yakni GMNI, Ngopi Budaya Kotagede, Sarekat Remadja Karsa Kotagede, KT Unit Wonorejo, Kapstra Fisipol UGM . Acara ini dihadiri oleh ratusan pemuda Yogyakarta dari berbagai kalangan. 

Gagasan Indonesia merupakan ruang temu bagi pemuda untuk mendorong politik berbasis gagasan, dan memiliki visi untuk menjembatani kontribusi pemuda yang bermakna bagi Indonesia.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno18 Desember 2025, 20:23 WIB

Roblox Replay 2025: Laporan Tentang Tren Pencarian dan Gaya dalam Pengalaman Digital

Tahun ini pengguna di seluruh dunia menghabiskan 88,7 miliar jam di platform tersebut.
2025 Roblox Replay. (Sumber: Roblox)
Lifestyle18 Desember 2025, 19:23 WIB

Carhartt WIP x Salomon X-ALP: Alas Kaki Khusus untuk Hiking

Sepatu tersedia dalam satu warna saja dan sudah meluncur global.
Carhartt Work In Progress (WIP) x Salomon perkenalkan sepatu kolaborasinya, X-ALP. (Sumber: Carhartt WIP)
Hobby18 Desember 2025, 17:54 WIB

Disclosure Day: Film Baru Steven Spielberg, Tayang 12 Juni 2026

Cuplikan pertama film baru misterius karya sutradara legendaris ini.
Poster film Disclosure Day. (Sumber: null)
Techno18 Desember 2025, 17:20 WIB

Warner Bros Discovery Tolak Tawaran Pembelian dari Paramount, Ada Apa?

Dewan direksi WBD tetap berkomitmen pada kesepakatan dengan Netflix.
Warner Bros Discovery diantara penawaran pembelian Netflix atau Paramount. (Sumber: istimewa)
Techno18 Desember 2025, 16:33 WIB

Komdigi Ingin Terapkan Kartu SIM Ponsel Berbasis Biometrik Pengenalan Wajah

Kebijakan akan mulai berlaku pada 1 Januari 2026.
Ilustrasi kartu sim untuk ponsel. (Sumber: istimewa)
Lifestyle18 Desember 2025, 15:04 WIB

Crunchyroll Arc 2025 Kembali Hadir, Ada 7 Persona Bagi Perjalanan Setiap Penggemar

Arc 2025 kembali diadakan untuk merayakan fandom, ikatan erat, dan kebangkitan anime di seluruh dunia.
Crunchyroll Arc 2025.
Startup18 Desember 2025, 13:58 WIB

Superbank Melantai di Bursa Efek Indonesia, Kumpulkan Dana Rp2,79 Triliun

Dana tersebut akan dialokasikan buat ekspansi bisnis dan penguatan kapabilitas perusahaan.
Superbank melantai Bursa Efek Indonesia (BEI). (Sumber: Superbank)
Techno18 Desember 2025, 13:24 WIB

Sharp Aquos R10 dan Sense 10 Resmi Dipasarkan di Indonesia, Segini Harganya

Sharp Perluas Lini Smartphone Premium Lewat AQUOS Sense 10 dan AQUOS R10.
Sharp memperkenalkan smartphone Aquos R10 dan Sense 10. (Sumber: Sharp Indonesia)
Travel18 Desember 2025, 11:52 WIB

Patung Lilin Jung Hae In Resmi Hadir di Madame Tussauds Hong Kong

Kalau kamu lagi berkunjung ke sini, enggak ada salahnya untuk mampir melihat aktor K-pop idolamu.
Aktor Jung Hae In (kiri) berfoto dengan figur patung lilin yang menyerupai dirinya di Madame Tussauds Hong Kong.
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)