5 Tips Sehat Secara Finansial Jelang Akhir Tahun 2023

(ilustrasi) mengelola keuangan (Sumber: Pixabay)

Techverse.asia - Menjelang akhir tahun 2023 perlu mengevaluasi hingga memperbaiki kondisi finansial dan bersiap untuk memikirkan langkah selanjutnya.

Sepanjang tahun ini, buat kamu yang sudah menghabiskan waktu dan uang buat memenuhi kebutuhan personal untuk nonton konser, liburan, dan olahraga, utamanya untuk generasi sandwich, keluarga mandiri, maupun pencari nafkah, ada baiknya tetap menjaga cashflow yang sehat supaya dapat meningkatkan kesehatan finansial.

Baca Juga: Bingung Atur Keuangan? Ini 8 Aplikasi Yang Bisa Kamu Pakai

Dari survei yang dilakukan Astra Life bersama Katadata Insight Center pada September 2021 kepada 1.828 responden usia produktif yakni 25-45 tahun yang tersebar di seluruh Indonesia, dari seluruh generasi sandwich di Tanah Air mayoritas 88,1 persen memilih menabung untuk menjaga asetnya.

Kemudian sebesar 68,9 persen telah berinvestasi di berbagai instrumen seperti logam mulia 31,7 persen, reksadana 21,6 persen, saham 16,5 persen, deposito 14,9 persen, dan lainnya tujuh persen.

Data kesadaran generasi sandwich untuk menabung hingga investasi tersebut bisa menjadi angin segar guna dapat memperhatikan hal-hal lainnya yang terkait dengan indikator kesehatan finansial.

Baca Juga: Ekonomi Dunia Diproyeksikan Resesi Tahun Depan, Begini Cara Mengelola Keuangan

Untuk itu, penting punya tujuan hidup jangka pendek dan jangka panjang guna mengetahui berbagai indikator secara menyeluruh mulai dari hutang, aset, dana darurat, hingga cash flow. Pasalnya, itu semua bisa saling terkait dan dapat menjadi bekal pada tahun depan.

Berikut lima tips untuk meningkatkan kesehatan finansial:

  1. Lunasi hutang yang sifatnya konsumtif. Usahakan sebisa mungkin untuk mengurangi hutang konsumtif supaya enggak menghambat aktivitas finansial lainnya.

    Hal salah kaprah dan yang biasa ditemui ialah melunasi hutang dengan cara berhutang. Jadi cara semacam ini termasuk kurang bijak, yang ada justru hutang semakin menumpuk.

  2. Jaga cash flow agar tetap positif. Menerapkan gaya hidup hemat sah-sah saja, tetapi tidak pelit untuk diri sendiri atau keluarga. Contoh untuk pemenuhan gizi harian, harus tetap diperhatikan agar tak jatuh sakit hingga akhirnya mengeluarkan biaya yang cukup mahal untuk biaya pengobatan.

    Tentu diperlukan budgeting di sini, kamu harus mencatat pengeluaran harian keluarga sampai bisa menganalisa pengeluaran yang bocor halus. Selanjutnya, supaya cash flow tetap positif, juga dapat mulai memikirkan cara untuk menambah penghasilan dengan meningkatkan skill atau karir.

  3. Meningkatkan aset saham dan investasi jika menabung dilakukan untuk menjaga aset, maka investasi perlu dilakukan guna mengembangkan aset, khususnya dalam melawan berkurangnya nilai aset karena inflasi.

    Tapi sebelum melakukan investasi, perlu memahami dengan benar mengenai risiko-risiko supaya terhindar dari investasi bodong dan bisa memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dari rendah hingga tinggi.

  4. Menjaga seefektif mungkin dana darurat. Sebaik-baiknya melakukan perencanaan keuangan, ada risiko-risiko yang dapat mengancam gagalnya tercapai tujuan finansial, seperti membetulkan aset yang rusak hingga terkena PHK, sehingga penting buat punya dana darurat.

    Idealnya, besar dana darurat tiga hingga enam kali pengeluaran bulanan, sebab biasanya seseorang memerlukan waktu tiga hingga enam bulan guna mendapatkan pekerjaan atau sumber penghasilan baru misal terkena PHK.

  5. Terakhir, penting untuk memiliki asuransi jiwa, khususnya untuk pencari nafkah. Alasannya, sangat rentan terkena PHK, terdapat pula risiko-risiko kehidupan yang lebih berat yang dapat berakibat terhentinya sumber penghasilan, seperti kena penyakit kritis atau meninggal dunia. Oleh karena itu, penting untuk para pencari nafkah buat punya asuransi jiwa sebelum melakukan investasi.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI