Data Inflasi PCE AS Jadi Katalis Reli Kripto dan Saham AS?

Rahmat Jiwandono
Kamis 27 Maret 2025, 14:42 WIB
Ilustrasi kripto. (Sumber: freepik)

Ilustrasi kripto. (Sumber: freepik)

Techverse.asia - Laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) Amerika Serikat bulan Februari 2025 yang akan dirilis pada 28 Maret ini, diproyeksi menjadi penentu arah pasar berikutnya, khususnya mengingat data PCE inti merupakan acuan The Fed untuk menentukan kebijakan suku bunga.

Merespon kondisi tersebut, Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan saat ini, inflasi PCE AS diperkirakan akan menunjukkan tekanan inflasi yang masih cukup tinggi. Hal tersebut dapat semakin menunda penurunan suku bunga The Fed dan berpotensi memberikan tekanan baik di pasar kripto maupun saham AS.

Namun, apabila data inflasi PCE lebih rendah dari ekspektasi, Indeks Dolar AS (DXE) mungkin akan melemah, serta berpotensi meningkatkan minat investor terhadap instrumen berisiko seperti aset kripto dan saham.

Baca Juga: Redmi A5 dan Pad SE 8.7 Diniagakan di Indonesia, Lihat Spek dan Harganya

Perkiraan kenaikan inflasi PCE tersebut cukup kontras dengan tren data Indeks Harga Konsumen (CPI) baru-baru ini yang menunjukkan kenaikan yang lebih rendah. Para ekonom memperkirakan kenaikan inflasi PCE sebesar 2,5% secara tahunan (tidak berubah dari Januari) dan inflasi PCE inti (tidak termasuk makanan/energi) sebesar 2,7%, naik dari 2,6% di bulan Januari yang telah mengalami penurunan dari angka 2,9% di Desember.

Bank Sentral AS, The Fed, memprioritaskan PCE inti sebagai acuan utamanya dalam melihat tren inflasi. Dengan demikian, tren inflasi PCE yang masih tinggi dapat berpotensi semakin menunda penurunan suku bunga.

Sementara data inflasi CPI memicu optimisme tentang pelonggaran inflasi, metodologi PCE yang berbeda, misalnya, dalam perhitungan dampak harga properti/tiket pesawat, dapat menghasilkan angka yang berbeda.

"Terlepas dari kemungkinan kenaikan inflasi PCE yang lebih tinggi tersebut, harga Bitcoin yang masih bertahan di level $87.000 sejauh ini masih terlihat cukup solid. Akan tetapi, pasar saham AS ditutup melemah pada hari Rabu kemarin seiring dengan persiapan Presiden Trump untuk mengumumkan tarif baru pada impor mobil AS," katanya, Kamis (27/3/2025).

Baca Juga: Pasar Saham AS dan Kripto Merosot, Adakah Katalis Positif Selanjutnya?

Indeks S&P 500 turun lebih dari 1,1%, sementara Dow Jones Industrial Average (DJI) melemah sekitar 0,4%. Nasdaq Composite, yang didominasi oleh saham teknologi, mencatat penurunan terbesar dengan merosot lebih dari 2%. Saham-saham teknologi utama seperti Nvidia dan Tesla anjlok lebih dari 5%.

Indeks Dolar AS (DXY) terus mengalami penguatan selama empat hari terakhir, mencapai level tertinggi dalam tiga minggu di 105.00. Kenaikan ini didorong oleh data ekonomi AS yang positif, terutama PMI Jasa yang meningkat ke 53.5 dari 51.6, menandakan ekspansi ekonomi lanjutan.

"Penguatan dolar lanjutan bisa memberikan tekanan pada aset berisiko seperti Bitcoin dan saham, terutama jika data PCE menunjukkan inflasi yang tetap tinggi," katanya.

Di tengah penantian inflasi PCE AS, ETF Bitcoin spot terlihat masih melanjutkan tren aliran dana masuk neto positifnya yang kini telah terjadi selama delapan hari berturut-turut dengan total netflow mencapai hampir $1 miliar.

Baca Juga: Bitcoin Melemah Imbas Meningkatnya Kekhawatiran Investor Terhadap Inflasi

Sementara itu, ETF Ethereum spot masih melanjutkan tren netflow negatif-nya yang telah terjadi selama sembilan hari perdagangan berturut-turut. Hal ini menyoroti preferensi investor tradisional AS yang masih relatif berfokus pada Bitcoin di tengah situasi yang ada.

"Kekuatan Bitcoin sebagai instrumen yang berpotensi menjadi inflation-hedge turut menjadi faktor di balik tren tersebut, di samping keputusan pemerintah AS terkait Bitcoin Strategic Reserve yang turut meningkatkan legitimasi aset kripto tersebut khususnya di kalangan investor pasar modal AS," ungkapnya.

Outlook yang cukup mixed, khususnya dalam jangka pendek ini, berpotensi membuat investor kripto dan saham AS lebih berhati-hati. Akan tetapi investor yang memiliki profil cukup agresif mungkin akan memanfaatkan momentum yang ada untuk mendapatkan keuntungan dengan berspekulasi jika inflasi PCE Februari akan lebih baik dari ekspektasi, dengan melakukan pembelian aset ketika harga terkoreksi.

"Inflasi PCE yang lebih rendah dapat mendorong reli yang ada dan berpotensi membawa Bitcoin kembali ke level harga $90.000," imbuhnya.

Baca Juga: Reku Menyediakan 600 Saham AS, Ajak Masyarakat Investasi Aset Global

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno05 Desember 2025, 21:03 WIB

Spek Lengkap Tecno Megabook K15S, Tersedia Opsi Cip Intel atau AMD

Sejauh ini laptop tersebut baru dipasarkan di Prancis.
Tecno Megabook K15S. (Sumber: Tecno)
Lifestyle05 Desember 2025, 19:08 WIB

G-SHOCK Meluncurkan G-STEEL Modern Industrial Terbaru dengan Desain Logam Presisi

Perpaduan kontemporer antara kesederhanaan, keindahan, dan ketangguhan G-SHOCK
G-SHOCK G-STEEL Modern Industrial. (Sumber: Casio)
Techno05 Desember 2025, 18:29 WIB

Cara Cek Informasi Lengkap Pengguna Akun X/Twitter

X resmi meluncurkan fitur ‘Tentang akun ini’ ke profil pengguna.
Ilustrasi X/Twitter. (Sumber: Unsplash)
Hobby05 Desember 2025, 17:38 WIB

Gim Red Dead Redemption Resmi Tersedia di Netflix, Bisa Main di HP

Netflix meluncurkan versi Red Dead Redemption yang ramah seluler.
Red Dead Redemption. (Sumber: Rockstar Games)
Techno05 Desember 2025, 17:13 WIB

Spotify Wrapped 2025 Tambahkan Selusin Fitur Baru, Apa Saja?

Spotify Wrapped 2025 telah hadir dan kini menjadi sebuah kompetisi?
Spotify Wrapped 2025. (Sumber: Spotify)
Automotive05 Desember 2025, 16:32 WIB

Honda Memperkenalkan Super One Prototype: Mobil Listrik Ukuran Kompak

Menawarkan pengalaman berkendara EV baru yang menciptakan kegembiraan dan menyenangkan.
Honda Super One Prototype. (Sumber: null)
Techno05 Desember 2025, 15:30 WIB

Infinix x Pininfarina Bakal Luncurkan Smartphone Premium: Note 60 Ultra

Kolaborasi Ini Menampilkan Infinix Note 60 Ultra Mendatang yang Dirancang oleh Pininfarina.
Infinix x Pininfarina Note 60 Ultra diproyeksikan rilis 2026. (Sumber: Infinix)
Startup05 Desember 2025, 15:12 WIB

Kargo Technologies Targetkan Punya 2.500 Armada Kendaraan Elektrik pada 2026

Startup logistik ini mengumumkan peralihan 40.000 kendaraan EV untuk membangun "Jalur Sutra Berlistrik" Asia.
Pendiri dan CEO Kargo Technologies Tiger Fang. (Sumber: istimewa)
Techno05 Desember 2025, 14:47 WIB

Cellid Hadirkan 2 Kacamata Pintar Berbasis AR Baru

Kacamata AR nirkabel canggih yang didukung oleh teknologi optik eksklusif.
Cellid Green Monochrome Model. (Sumber: Cellid)
Techno04 Desember 2025, 19:09 WIB

OnePlus akan Luncurkan 3 Gadget Baru, Kapan?

Adapun jajaran gawai yang akan diluncurkan mencakup tablet, smartphone, dan smartwatch.
Jajaran gawai terbaru OnePlus yang akan segera hadir global. (Sumber: OnePlus)