Apple Vision Pro dan Apa Pengaruhnya Atas Persaingan Teknologi?

Uli Febriarni
Kamis 22 Februari 2024, 11:40 WIB
(ilustrasi) Apple Vision Pro Akan Meluncurkan Game Metaverse Berbasis Blockchain (Sumber: Apple)

(ilustrasi) Apple Vision Pro Akan Meluncurkan Game Metaverse Berbasis Blockchain (Sumber: Apple)

Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) dikabarkan mulai menjual produk headset realitas campuran mereka, yaitu Apple Vision Pro, pada awal Februari 2024. Keberadaan produk ini telah menarik perhatian banyak pihak.

Dosen Sistem Informasi Fakultas Vokasi Universitas Airlangga, Alifian Sukma, menjelaskan bahwa Apple Vision Pro dengan teknologi spatial computing yang diusungnya itu, bukan hanya menarik perhatian penggemar loyal Apple, melainkan juga konsumen dengan kebutuhan mobilitas dan produktivitas tinggi; terutama mereka yang berada dalam industri hiburan.

"Apple Vision Pro merupakan wearable device yang menjanjikan peningkatan produktivitas cukup menggiurkan bagi penggunanya. Terutama dengan integrasi yang seamless dengan seluruh ekosistem perangkat Apple," demikian menurut Alifian, dikutip dari laman resmi universitas, Kamis (22/2/2024).

Baca Juga: Ponsel Entry Level Redmi A3 Meluncur, Intip Spesifikasi dan Harganya

Alifian selanjutnya menyoroti inovasi sebagai kunci keberhasilan dalam persaingan dengan merek lain.

Ia melihat, Apple Vision Pro mungkin saat ini menjadi pilihan utama di pasar wearable device untuk meningkatkan produktivitas. Ini masih harus menjadi tantangan dalam menghadapi pesaing.

Meskipun Apple memiliki keunggulan dalam ekosistemnya yang terintegrasi dengan baik, perusahaan lain seperti Huawei telah lebih dulu memasuki segmen tersebut.

“Respons dari kompetitor lain akan menentukan arah pasar dalam hal penerimaan dan pengembangan teknologi ini dan menentukan keberhasilan Apple Vision Pro di pasaran,” ungkapnya.

Ia juga mengatakan, ketertarikan masyarakat terhadap Apple Vision Pro akan dipengaruhi oleh infrastruktur teknologi yang ada di lingkungan mereka. Di tempat dengan layanan internet yang kuat dan infrastruktur yang baik, minat untuk mencoba produk itu mungkin lebih tinggi. Namun, di negara seperti Indonesia, masih ada keraguan terkait adopsi massal terhadap teknologi ini, terutama karena kestabilan infrastruktur teknologi yang masih menjadi tantangan.

Baca Juga: Mau Iklan Produkmu Efektif Menjangkau Gen Milenial dan Z? Coba Pasang di Platform Streaming

"Di lingkungan dengan infrastruktur yang baik, seperti negara-negara maju, minat untuk mencoba teknologi ini mungkin lebih tinggi. Namun, di Indonesia, saya belum yakin akan tingkat adopsi yang tinggi," kata Alifian.

Dengan peluncuran Apple Vision Pro, pasar teknologi akan semakin diperkaya dengan opsi baru dalam kategori wearable device.

Sementara Apple dapat mengandalkan basis penggemar yang kuat, tantangan sebenarnya terletak pada kemampuannya untuk menarik perhatian konsumen di luar lingkaran penggemar loyalnya, dan menavigasi persaingan yang semakin ketat di pasar teknologi yang terus berkembang.

Baca Juga: Daftar Sepeda Motor yang Dipamerkan Yamaha di IIMS 2024

Diketahui, Vision Pro memadukan konten digital dengan dunia fisik dan menghadirkan pengalaman spasial dalam visionOS, dikendalikan oleh masukan yang paling alami dan intuitif melalui mata, tangan, dan suara pengguna.

Pengguna akan berinteraksi dengan aplikasi hanya dengan melihatnya, mengetukkan jari (fitur cubit baru di Apple Watch), menjentikkan pergelangan tangan untuk menggulir, dan menggunakan dikte atau keyboard virtual untuk mengetik. Pasalnya, perangkat sudah mendukung pelacakan mata, kepala, dan tangan.

Sementara itu, terkait bagaimana kompetitornya berkomentar soal produk tersebut, Chief Executive Officer (CEO) Meta Mark Zuckerberg telah mengunggah ulasan mengenai Apple Vision Pro di Instagram.

Persaingan antara kedua perusahaan teknologi ini semakin mendalam dengan peluncuran headset realitas campuran atau mixed reality (MR) yang terakhir.

Dalam video yang diambil dengan Meta Quest 3, Zuckerberg tidak berbasa-basi saat mengadu Vision Pro dengan perangkat Quest 3.

Zuckerberg mengatakan, awalnya dia mengharapkan Quest 3 memiliki nilai yang lebih baik bagi kebanyakan orang, karena harganya tujuh kali lebih murah dibandingkan Vision Pro yang seharga US$3.500. Namun, setelah menguji produk pesaingnya, dia sampai pada kesimpulan bahwa Quest 3 adalah produk yang lebih baik.

"Saya tidak hanya berpikir bahwa Quest 3 adalah nilai yang lebih bagus. Saya pikir Quest 3 adalah produk yang lebih baik, titik," kata dia.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno27 Juli 2024, 15:51 WIB

ASUS Umumkan Perilisan Hardware Kelas Server dengan Dukungan AMD EPYC 4004

Hardware ASUS kelas server dengan prosesor AMD EPYC™ 4004 menonjolkan performa dan densitas tingkat tinggi.
AMD EPYC™ 4004 (Sumber: Asus)
Techno27 Juli 2024, 14:35 WIB

DeepL Menambahkan Aksara Mandarin Tradisional di Pilihan Bahasa Terjemahan

Dengan kehadiran bahasa Mandarin tradisional ini, jumlah total bahasa yang dimiliki DeepL menjadi 33 bahasa,
(ilustrasi) DeepL menambahkan translasi ke aksara Mandarin tradisional (Sumber: DeepL)
Automotive27 Juli 2024, 13:36 WIB

Delta Electronics Kenalkan Aneka Solusi Pengisian Daya Mobil Listrik Termutakhir

Rangkaian produk dan layanan TEB dapat mempermudah pemasangan dan peningkatan infrastruktur charging station di rumah, gedung, dan ruang publik.
Delta Pamerkan Inovasi Pengisian Daya Mutakhir di GIIAS 2024 (Sumber: Delta)
Automotive27 Juli 2024, 12:35 WIB

Subaru Bawa Produk Edisi Terbatas di GIIAS 2024 & Umumkan Belum Akan Fokus Elektrifikasi

Subaru membawa SUV Subaru ADVENTURE Edition (Crosstrek dan Forester), Subaru BRZ dengan paket STI Performance Parts, dan Subaru WRX M/T dengan EyeSight terbaru.
Subaru BRZ dengan STI Performance Parts (Sumber: Subaru)
Automotive27 Juli 2024, 11:50 WIB

Mejeng di GIIAS 2024, Lebih dari 100 Unit IONIQ 5 N Diborong Konsumen

Angka pembelian mencapai tiga digit itu, berasal dari penjualan melalui website dan tenaga sales Hyundai.
Mejeng di GIIAS 2024, lebih dari 100 unit Hyundai Ioniq 5 N dipesan (Sumber: Hyundai Indonesia)
Automotive26 Juli 2024, 20:36 WIB

Nissan Sakura dan Ariya Mejeng di GIIAS 2024, Begini Spek Mesinnya

Dua mobil listrik ini termasuk kategori BEV.
Nissan Ariya dan Sakura debut di GIIAS 2024. (Sumber: Nissan)
Automotive26 Juli 2024, 19:19 WIB

GIIAS 2024: Isuzu Meluncurkan MU-X dan D-Max Single Cabin 2024

Dua mobil ini mumpuni untuk melintasi berbagai wilayah off-road.
Isuzu mengumumkan MU-X dan D-Max SC di GIIAS 2024. (Sumber: isuzu)
Techno26 Juli 2024, 18:17 WIB

Google Update Play Store dengan Ulasan Aplikasi Bertenaga Kecerdasan Buatan

Pembaruan fitur ini sudah tersedia untuk semua pengguna Android.
Google Play Store kini ditenagai dengan kecerdasan buatan. (Sumber: Google)
Techno26 Juli 2024, 16:48 WIB

Butuh Kolaborasi dan Tindak Lanjut dari Pemerintah untuk Transformasi Digital Indonesia

Indonesia menjadi salah satu destinasi investasi digital yang menggiurkan.
Ilustrasi transformasi digital. (Sumber: freepik)
Startup26 Juli 2024, 16:29 WIB

Koltiva Dukung Pemkab Aceh Singkil: Tandatangani MoU Tata Kelola Kelapa Sawit

Kolaborasi ini juga ditandai dengan peluncuran dasbor Multi Stakeholder Forum (MSF) Aceh Singkil
Koltiva dan Pemkab Aceh Singkil tandatangani MoU tentang tata kelola kelapa sawit.