ChatGPT Dituding Oleh Pengawas Italia Telah Melanggar Aturan Privasi Data

Uli Febriarni
Selasa 30 Januari 2024, 20:21 WIB
ChatGPT bersiap luncurkan fitur video (Sumber: Getty Images via Business Insider)

ChatGPT bersiap luncurkan fitur video (Sumber: Getty Images via Business Insider)

Pengawas privasi Italia, Garante, mengungkap bahwa pihaknya telah memberi tahu OpenAI, mengenai aplikasi chatbot kecerdasan buatan mereka, ChatGPT, diduga melanggar aturan tentang perlindungan data pribadi.

Garante melakukan penyelidikan tahun lalu, setelah melarang sementara penggunaan ChatGPT di Italia, karena dugaan melanggar aturan perlindungan data Uni Eropa.

Baca Juga: Antler Investasi Pre-Seed untuk 37 Startup

Baca Juga: Linktree Rilis Fitur untuk Penjadwalan dan Pengarsipan Tautan

"Pihak berwenang telah menyimpulkan bahwa, elemen yang diperoleh dapat mengonfigurasi satu atau lebih pelanggaran peraturan EU [tentang perlindungan data]," kata Garante dalam sebuah pernyataan, kami lansir dari Antaranews yang mengutip Anadolu, Selasa (30/1/2024).

OpenAI tidak dapat segera dihubungi untuk memberikan tanggapan tentang hal ini.

Perusahaan itu saat ini mendapat waktu 30 hari untuk memberikan argumen pembelaan, menurut lembaga pengawas privasi itu.

Ia menambahkan, penyelidikannya juga akan mempertimbangkan pekerjaan yang dilakukan oleh gugus tugas Eropa yang terdiri dari pengawas privasi nasional.

Baca Juga: MeshBio Raih Pendanaan Rp55 Miliar

Berdasarkan Peraturan Perlindungan Data Umum UE (GDPR) yang diperkenalkan pada 2018, perusahaan yang ditemukan melanggar peraturan perlindungan data, akan dikenakan denda hingga 4% dari omset global perusahaan.

Pada Desember 2023, para pembuat undang-undang dan pemerintah Uni Eropa setuju pada syarat-syarat sementara untuk mengatur sistem AI seperti ChatGPT, mendekatkan langkah untuk menetapkan aturan yang mengatur teknologi tersebut.

Baca Juga: Igloo x DANA Luncurkan Asuransi Proteksi Batal Nonton untuk Penonton Bioskop

Sebelum ini, OpenAI pernah diselidiki oleh pengawas Polandia, atas keluhan bahwa ChatGPT melanggar undang-undang perlindungan data Uni Eropa yang dikenal sebagai GDPR.

OpenAI telah menghadapi setidaknya gugatan class action kedua di pengadilan federal San Francisco, karena diduga melanggar undang-undang privasi.

Presiden Kantor Perlindungan Data Pribadi (UODO) Polandia, Jan Nowak, hanya menyebut kasus ini menyangkut pelanggaran banyak ketentuan tentang perlindungan data pribadi.

Menurut UODO, kami lansir dari Reuters, pelapor mengatakan bahwa OpenAI tidak mengoreksi informasi palsu tentang mereka yang dihasilkan oleh ChatGPT.

Sementara itu, pihak berwenang mengatakan pihaknya mengantisipasi penyelidikan yang menemui sejumlah kendala, salah satunya OpenAI berlokasi di luar Uni Eropa dan menandai kebaruan teknologi chatbot AI generatif yang kepatuhannya akan diperiksa.

Keluhan atas ketentuan privasi yang diduga dilanggar oleh OpenAI, diajukan oleh peneliti privasi dan keamanan lokal Lukasz Olejnik.

Ia menuduh OpenAI melakukan serangkaian pelanggaran peraturan Uni Eropa, yang mencakup dasar hukum, transparansi, keadilan, hak akses data, dan privasi berdasarkan desain.

Jakub menjelaskan, ini berfokus pada tanggapan OpenAI terhadap permintaan Olejnik untuk memperbaiki data pribadi yang salah, dalam biografi yang dibuat ChatGPT tentang dirinya.

"Tetapi OpenAI mengatakan kepadanya bahwa hal itu tidak dapat dilakukan. Dia juga menuduh raksasa AI tersebut gagal menanggapi permintaan akses subjeknya dengan benar. [OpenAI] memberikan jawaban yang mengelak, menyesatkan, dan bertentangan secara internal, ketika dia berusaha menggunakan hak hukumnya atas akses data," sambung dia. 

Baca Juga: Spek dan Harga New MG ZS EV, Mobil Listrik Tipe SUV

Teknologi yang mendasari ChatGPT adalah apa yang disebut model bahasa besar (LLM), sejenis model AI generatif yang dilatih pada banyak data bahasa alami, sehingga keduanya dapat merespons dengan cara yang mirip manusia.

Pengambilan data pelatihan oleh OpenAI dari Internet publik, tanpa sepengetahuan atau persetujuan masyarakat, adalah salah satu faktor besar yang membuat ChatGPT masuk dalam masalah peraturan di Uni Eropa.

Misalnya, ketidakmampuannya untuk mengartikulasikan dengan tepat bagaimana mereka memproses data pribadi, memperbaiki kesalahan ketika AI-nya 'berhalusinasi', dan menghasilkan informasi palsu tentang individu yang disebutkan namanya adalah orang lain.

OpenAI dihubungi TechCrunch untuk memberikan komentar mengenai penyelidikan DPA Polandia, tetapi tidak mengirimkan tanggapan apapun.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno27 April 2024, 17:09 WIB

Berantas Judi Online, Butuh Komunikasi dengan Negara yang Melegalkan Perjudian

Berantas Judi Online, Butuh Komunikasi dengan Negara yang Melegalkan Perjudian
ilustrasi judi online (Sumber: freepik)
Startup27 April 2024, 16:54 WIB

Maka Motors: Kisah Startup yang Berasal dari Garasi Kebanjiran

Ramah Lingkungan Bukan Satu-satunya Alasan Konsumen Membeli Motor Listrik
CEO and Founders Maka Motors Raditya Wibowo (kiri). (Sumber: Dok. Maka Motors)
Startup27 April 2024, 15:48 WIB

Starcamp Ganti Nama Jadi Starventure, Kini Fokus Bantu Startup Tahap Awal Temukan Nilai Tambah

Starcamp Ganti Nama Jadi Starventure, Kini Fokus Bantu Startup Tahap Awal Temukan Nilai Tambah
Beberapa perusahaan yang merupakan portofolio Starventure (Sumber: Starventure)
Startup27 April 2024, 15:15 WIB

TransTRACK Gandeng We+, Wujudkan Manajemen Keselamatan Kerja dan Kompensasi Kecelakaan Kerja

TransTRACK Bersama We+ Ajak Terapkan Sistem Manajemen Keselamatan untuk Perjalanan Lebih Aman
TransTRACK bekerja sama dengan We+, untuk Personal Accident yang berupa kompensasi kecelakaan We Care (Sumber: TransTRACK)
Startup27 April 2024, 14:42 WIB

Fitur 'tiket Green' dari tiket.com, Respon Tingginya Kesadaran Green Tourism

tiket.com Punya Fitur 'tiket Green'
tiket Green (Sumber: tiket.com)
Techno27 April 2024, 14:00 WIB

Internet Indonesia Lambat, Begini Kata Kominfo

Internet Indonesia Lambat, Kominfo Lakukan Ini
ilustrasi jaringan internet (Sumber: freepik)
Techno26 April 2024, 20:26 WIB

Sah! UU yang Mengharuskan ByteDance Menjual TikTok

Sah! UU yang Mengharuskan ByteDance Menjual TikTok di Amerika
Amerika sahkan UU yang mewajibkan ByteDance menjual TikTok (Sumber: Shopify)
Startup26 April 2024, 19:52 WIB

PLans: Aplikasi Pemantau Kesehatan Reproduksi Perempuan, Pengguna Bisa Terhubung dengan Layanan Kesehatan

PLans: Aplikasi Pemantau Kesehatan Reproduksi Perempuan, Pengguna Terhubung dengan Profesional dan Layanan Kesehatan
PLans, aplikasi digital pemantau kesehatan reproduksi (Sumber: PLans)
Techno26 April 2024, 19:27 WIB

Bijak Bermedia Sosial, Jangan Sampai Ada Galih Loss Berikutnya

Bijak Bermedia Sosial, Jangan Sampai Ada Galih Loss Berikutnya
(ilustrasi) menggunakan media sosial dengan bijak (Sumber: freepik)
Lifestyle26 April 2024, 17:08 WIB

Taman Hiburan Peppa Pig akan Dibangun di China, Dibuka pada 2027

Taman hiburan luar ruang Peppa Pig di Shanghai segera menjadi atraksi unggulan di kota tersebut.
Ilustrasi taman hiburan Peppa Pig yang akan dibuka di Shanghai, China. (Sumber: istimewa)