Waspada! Sensor Cahaya di Smartphone Sekarang Bisa Jadi Jalur Spyware

Uli Febriarni
Rabu 24 Januari 2024, 20:47 WIB
uji sensor cahaya smartphone, yang diduga dapat menjadi jalur peretasan (Sumber: CSAIL MIT)

uji sensor cahaya smartphone, yang diduga dapat menjadi jalur peretasan (Sumber: CSAIL MIT)

Pada banyak ponsel, ada fitur pengatur cahaya layar ponsel yang fungsinya berjalan secara otomatis menyesuaikan cahaya sekitar pengguna.

Dan para ilmuwan di Laboratorium Ilmu Komputer dan Kecerdasan Buatan (CSAIL) Massachusetts Institute of Technology (MIT) Amerika Serikat, mengungkap bahwa sensor cahaya yang ada pada ponsel itu, rentan terhadap ancaman privasi.

Lewat penelitian itu didapati, peretas diketahui mulai menggunakan sensor cahaya pada ponsel untuk melakukan aksi spionase atau spyware.

Baca Juga: TikTok dan Kemenparekraf Launching Jalin Nusantara, Komitmen Tumbuhkan UMKM

Baca Juga: Reku Ulang Tahun ke-6, Simak Inovasi dan Pencapaiannya

Kerentanan ini semakin parah, karena sensor cahaya berbeda dengan fitur kamera atau mikrofon. Ditambah lagi, berjalannya fitur itu tidak perlu meminta izin kepada pengguna selama fitur kecerahan otomatis aktif. Celah ini yang dimanfaatkan oleh peretas.

Tim peneliti yang dipimpin oleh Yang Liu, mengungkap bahwa mereka mengembangkan algoritma yang mampu menggunakan variasi, yang ditangkap oleh sensor cahaya untuk merekonstruksi gambar interaksi sentuhan seseorang dengan ponselnya, seperti menggulir atau menggeser layar.

Selain itu, menangkap bagaimana pengguna berinteraksi dengan ponsel mereka saat menonton video. Misalnya, aplikasi dengan akses asli ke layar pengguna, termasuk pemutar video dan browser web. Spyware itu dapat memata-matai pengguna untuk mengumpulkan data mereka tanpa izin.

(ilustrasi) hacker dapat meretas lewat sensor pencahayaan smartphone (sumber: freepik)

Baca Juga: realme Merilis Jajaran Model 'Note' Pertama Mereka, realme Note 50

Dijelaskan dalam pernyataan kampus, tim peneliti menguji algoritma tersebut di atas pada tablet Android, yang tersedia dalam berbagai skenario. Termasuk menempatkan manekin di depan layar, menggunakan potongan karton atau tangan manusia untuk menyentuhnya, serta melihat apakah algoritma tersebut dapat memilih.

Hasilnya, dalam skenario apapun, uji itu menunjukkan bahwa data sensor cahaya dapat digunakan untuk menangkap interaksi dengan layar dan membuat gambar dari interaksi tersebut.

"Artinya, para peretas bisa memata-matai korbannya tanpa disadari dengan sangat akurat," sebut dia dalam rilis MIT, dikutip Rabu (24/1/2024).

Sampai saat ini belum ada laporan kasus di dunia nyata perihal penggunaan metode ini oleh para peretas. Namun menurut Yang Liu, bukan berarti ini belum pernah digunakan, bisa saja belum pernah terungkap.

Kemudian, tim CSAIL MIT membagikan beberapa cara yang dapat membantu mengurangi risiko.

"Dengan target utamanya adalah perangkat lunak, MIT merekomendasikan agar akses ke sensor cahaya sekitar dibatasi. Selain itu, pengguna harus memberikan izin dengan cara yang sama seperti yang dilakukan pada permintaan kamera atau mikrofon untuk mengaktifkan," ungkapnya.

Baca Juga: The Vagabond: Walkingshoes Kolaborasi Ortuseight dan IST yang Terinspirasi Lanskap Perkotaan

Para peneliti juga menyarankan untuk membatasi kemampuan sensor, menjaga presisi dan kecepatan cukup rendah, untuk mencegah gambar beresolusi tinggi. Berikutnya, menempatkan sensor di sisi perangkat yang tidak dapat mendeteksi gerakan yang paling terbuka.

Dengan mengurangi presisi dan kecepatan komponen-komponen ini, sensor akan mengurangi informasi pribadi. Sedangkan dari sisi perangkat keras, sensor cahaya sekitar tidak boleh menghadap langsung ke pengguna di perangkat pintar apa pun.

Baca Juga: Samsung Dirumorkan Bakal Produksi Galaxy Z Fold6 Versi Murah

Yang Liu melanjutkan, studi ini memperkenalkan kombinasi baru antara sensor pasif dan monitor aktif. Untuk mengungkap ancaman pencitraan yang belum pernah dijelajahi, yang dapat memaparkan lingkungan di depan layar kepada peretas, yang memproses data sensor dari perangkat lain.

"Ancaman privasi pencitraan ini belum pernah ditunjukkan sebelumnya," imbuh Liu.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno05 Desember 2025, 21:03 WIB

Spek Lengkap Tecno Megabook K15S, Tersedia Opsi Cip Intel atau AMD

Sejauh ini laptop tersebut baru dipasarkan di Prancis.
Tecno Megabook K15S. (Sumber: Tecno)
Lifestyle05 Desember 2025, 19:08 WIB

G-SHOCK Meluncurkan G-STEEL Modern Industrial Terbaru dengan Desain Logam Presisi

Perpaduan kontemporer antara kesederhanaan, keindahan, dan ketangguhan G-SHOCK
G-SHOCK G-STEEL Modern Industrial. (Sumber: Casio)
Techno05 Desember 2025, 18:29 WIB

Cara Cek Informasi Lengkap Pengguna Akun X/Twitter

X resmi meluncurkan fitur ‘Tentang akun ini’ ke profil pengguna.
Ilustrasi X/Twitter. (Sumber: Unsplash)
Hobby05 Desember 2025, 17:38 WIB

Gim Red Dead Redemption Resmi Tersedia di Netflix, Bisa Main di HP

Netflix meluncurkan versi Red Dead Redemption yang ramah seluler.
Red Dead Redemption. (Sumber: Rockstar Games)
Techno05 Desember 2025, 17:13 WIB

Spotify Wrapped 2025 Tambahkan Selusin Fitur Baru, Apa Saja?

Spotify Wrapped 2025 telah hadir dan kini menjadi sebuah kompetisi?
Spotify Wrapped 2025. (Sumber: Spotify)
Automotive05 Desember 2025, 16:32 WIB

Honda Memperkenalkan Super One Prototype: Mobil Listrik Ukuran Kompak

Menawarkan pengalaman berkendara EV baru yang menciptakan kegembiraan dan menyenangkan.
Honda Super One Prototype. (Sumber: null)
Techno05 Desember 2025, 15:30 WIB

Infinix x Pininfarina Bakal Luncurkan Smartphone Premium: Note 60 Ultra

Kolaborasi Ini Menampilkan Infinix Note 60 Ultra Mendatang yang Dirancang oleh Pininfarina.
Infinix x Pininfarina Note 60 Ultra diproyeksikan rilis 2026. (Sumber: Infinix)
Startup05 Desember 2025, 15:12 WIB

Kargo Technologies Targetkan Punya 2.500 Armada Kendaraan Elektrik pada 2026

Startup logistik ini mengumumkan peralihan 40.000 kendaraan EV untuk membangun "Jalur Sutra Berlistrik" Asia.
Pendiri dan CEO Kargo Technologies Tiger Fang. (Sumber: istimewa)
Techno05 Desember 2025, 14:47 WIB

Cellid Hadirkan 2 Kacamata Pintar Berbasis AR Baru

Kacamata AR nirkabel canggih yang didukung oleh teknologi optik eksklusif.
Cellid Green Monochrome Model. (Sumber: Cellid)
Techno04 Desember 2025, 19:09 WIB

OnePlus akan Luncurkan 3 Gadget Baru, Kapan?

Adapun jajaran gawai yang akan diluncurkan mencakup tablet, smartphone, dan smartwatch.
Jajaran gawai terbaru OnePlus yang akan segera hadir global. (Sumber: OnePlus)