14 Tahun Sejak Diluncurkan, Ini Penyebab Situs Omegle Tutup

Rahmat Jiwandono
Jumat 10 November 2023, 17:36 WIB
Omegle.

Omegle.

Techverse.asia - Omegle, layanan obrolan online populer yang memungkinkan individu untuk terhubung dan berbicara dengan orang asing, telah ditutup setelah lebih dari 14 tahun beroperasi dengan alasan meningkatnya penyalahgunaan pada platform tersebut, termasuk dalam melakukan “kejahatan yang sangat keji.” Selain tuduhan adanya penyalahgunaan platform, faktor ditutupnya Omegle karena meningkatnya pengawasan oleh regulator keamanan online.

Dalam pernyataan panjang lebar yang mengumumkan penutupan tersebut, pendiri situs web Omegle, Leif K Brooks mengatakan bahwa pengoperasian Omegle tidak lagi berkelanjutan, baik secara finansial maupun psikologis, dan bahwa upaya untuk mencegah penyalahgunaannya dinilai “terlalu berlebihan”.

Meskipun situs web tersebut tetap aktif untuk menampung pernyataan Brook, fungsi obrolan video anonimnya tidak lagi dapat diakses. “Saya tidak tahu apa yang diharapkan ketika saya meluncurkan Omegle. Adakah yang peduli dengan situs web yang dibuat oleh seorang anak berusia 18 tahun di kamar tidurnya di rumah orang tuanya di Vermont, Amerika Serikat (AS) tanpa anggaran pemasaran?”

“Tetapi ini (Omegle) menjadi populer segera setelah diluncurkan, dan tumbuh secara organik dari sana, menjangkau jutaan pengguna setiap harinya. Saya yakin hal ini ada hubungannya dengan bertemu orang baru yang merupakan kebutuhan dasar manusia, dan Omegle merupakan salah satu cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan tersebut,” tulis Leif K Brooks dalam postingan blognya seperti dilihat oleh Techverse.asia pada Jumat (10/11/2023). 

Baca Juga: Jakarta Masuk Jajaran Best Cities to Travel 2024: Bukti Kota Metropolitan Bukan Hanya Tempat Mencari Uang

Omegle mendapatkan kritik setelah layanan tersebut menjadi tempat berkembang biaknya banyak aktivitas samar selama pandemi Covid-19, sehingga menyebabkan lonjakan penggunaannya. Leif K Brooks mengatakan bahwa perusahaannya telah mencoba menerapkan sejumlah perbaikan selama bertahun-tahun, namun “serangan baru-baru ini tidak memberikan dampak yang konstruktif.”

“Meskipun saya berharap keadaannya berbeda, tekanan dan biaya yang harus dikeluarkan untuk perjuangan ini - ditambah dengan tekanan dan biaya yang ada untuk mengoperasikan Omegle, dan memerangi penyalahgunaannya - sangatlah berlebihan. Pengoperasian Omegle tidak lagi berkelanjutan, baik secara finansial maupun psikologis. Terus terang, saya tidak ingin terkena serangan jantung di usia 30-an,” katanya. 

Kritikus pun telah menyuarakan kekhawatiran tentang keamanan situs tersebut selama beberapa tahun terakhir, bahkan ada yang menyebutnya sebagai "magnet bagi para pedofil". Pada 2021 lalu, seorang perempuan di AS menggugat situs tersebut karena memasangkannya dengan seseorang yang memaksanya mengirimkan gambar eksplisit selama tiga tahun, dimulai saat dia baru berusia 11 tahun.

Tim hukumnya lantas mengatakan bahwa cara kerja platform tersebut memungkinkannya menjadi “tempat berburu predator.” Tahun lalu, dua pria di AS dijatuhi hukuman penjara federal karena mengeksploitasi anak-anak yang mereka temui melalui aplikasi, termasuk Omegle, memaksa mereka melakukan tindakan seksual dan mengirimi mereka foto dan video eksplisit.

Baca Juga: OYO Siapkan Ratusan Properti di Seluruh Indonesia, Rambah Sampai ke Papua

Investigasi yang dilakukan oleh media BBC juga mengungkapkan adanya peningkatan kasus pengguna yang mengekspos diri mereka di obrolan Omegle. Pengguna ini termasuk anak di bawah umur, karena meskipun situs web secara teknis dimaksudkan untuk digunakan oleh orang berusia 18 tahun ke atas, situs tersebut tidak memiliki verifikasi usia.

Sekadar informasi, Omegle adalah situs web yang memungkinkan seseorang berbicara dengan satu orang secara anonim dan acak tanpa mendaftar. Nama panggilan yang digunakan adalah “Kamu” dan “Orang Asing”.

Ini dimulai pada akhir Maret 2009 oleh seorang anak berusia delapan belas tahun yang bernama Leif K Brooks, yang tinggal di Vermont. Meskipun popularitas Omegle berkurang selama bertahun-tahun, situs ini masih menarik sekitar 50 juta pengunjung pada bulan lalu, menurut laporan perusahaan analisis SimilarWeb.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)
Hobby17 Desember 2025, 18:36 WIB

Review Avatar Fire and Ash: Konflik Keluarga yang Berlapis dan Kritik Ekologis

Dibanding pendahulunya, film baru ini lebih banyak menyuguhkan aksi dan tentunya visual yang akan membuat mata penonton terbelalak.
Varang adalah pemimpin dari Suku Ash (Mangkwan). (Sumber: 20th Century Studios)
Techno17 Desember 2025, 15:59 WIB

Garmin InReach Mini 3 Plus: Komunikator Satelit dengan Fitur Berbagi Suara, Teks, dan Foto

Perangkat komunikasi yang membantu penjelajah tetap terhubung dengan orang-orang saat berpetualang di luar jangkauan sinyal telepon seluler.
Garmin InReach Mini 3 Plus. (Sumber: Garmin)
Lifestyle17 Desember 2025, 11:25 WIB

Satu Dekade Berkiprah di Industri Kreatif, Tahilalats Selenggarakan Ben's Backyard

Ini lokasi acaranya dan tanggal berlangsungnya, yuk kunjungi.
Tahilalats menggelar event Ben's Backyard di mall Bintaro Jaya Xchange, Tangerang, Banten. (Sumber: dok. tahilalats)
Techno17 Desember 2025, 10:29 WIB

Ayaneo Pocket Play: Perpaduan Smartphone Sekaligus Perangkat Gaming Genggam

Pocket Play dapat digeser keluar untuk menampilkan tombol ABXY, dua touchpad, dan D-pad.
Ayaneo Pocket Play. (Sumber: Ayaneo)
Startup17 Desember 2025, 10:11 WIB

BII Investasi Langsung ke Xurya, Siap Danai Startup Climatech di Asia Tenggara

Britisih International Investment berkomitmen untuk menginvestasikan £308 juta untuk pendanaan iklim di Asia Tenggara.
Ilustrasi panel surya dari Xurya.
Techno17 Desember 2025, 08:47 WIB

Spotify Menambahkan Fitur Prompted Playlist, Baru Tersedia di Selandia Baru

Fitur anyar ini memungkinkan membuat daftar putar lagu menurut instruksi tersebut dan riwayat mendengarkan pengguna.
Prompted Playlist memungkinkan mengontrol AI Spotify dengan memberi tahu apa yang ingin didengarkan. (Sumber: Spotify)
Lifestyle15 Desember 2025, 17:39 WIB

52% Konsumen Indonesia Secara Dominan Berbelanja Melalui Social Commerce

DoubleVerify Mengungkap Perilaku Konsumen dalam Sosial Media pada Laporan 2025 Global Insights 'Walled Gardens'
Ilustrasi social commerce. (Sumber: istimewa)
Techno15 Desember 2025, 17:29 WIB

Meta Desain Ulang Facebook, Apa Saja yang Berubah?

Meta mencoba membuat Facebook menjadi lebih baik dengan menyederhanakan beberapa hal.
Ilustrasi Facebook Marketplace. (Sumber: Meta)
Techno15 Desember 2025, 17:07 WIB

Spek Lengkap Huawei Mate X7, Ada Model Collector Edition

Perangkat ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga merupakan bukti ketahanan yang luar biasa.
Huawei Mate X7. (Sumber: Huawei)