Berlaku Februari 2024, Tiga Kebijakan Baru Gmail untuk Hindari Spam

Uli Febriarni
Rabu 04 Oktober 2023, 14:38 WIB
Ilustrasi Gmail. (Sumber : Unsplash)

Ilustrasi Gmail. (Sumber : Unsplash)

Pertahanan di fitur surel (email) dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI), mungkin telah 99,9% menghentikan persebaran spam, phishing atau malware memasuki kotak masuk. Selain itu, memblokir hampir 15 miliar pesan masuk yang tidak diinginkan setiap harinya.

Tetapi, Google mengamati, hampir 20 tahun setelah Gmail diluncurkan, ancaman yang kita hadapi kini lebih kompleks dan mendesak dibandingkan sebelumnya.

Manajer Produk Grup, Keamanan & Kepercayaan Gmail, Neil Kumaran, mengungkap bahwa kini Google telah memiliki persyaratan baru untuk pengirim pesan masuk massal -semacam surel broadcast-.

Baca Juga: Samsung Galaxy S23 FE Resmi Meluncur di Indonesia, Harga Mulai Rp8,9 Juta

Neil Kumaran menjelaskan, kebijakan ini berlaku bagi mereka yang mengirim lebih dari 5.000 pesan ke alamat Gmail dalam satu hari. Mulai resmi diterapkan pada Februari 2024, pembaruan ini dihadirkan untuk menjaga kotak masuk pemilik akun Gmail merasa lebih aman dan bebas spam.

Autentifikasi Email

Gmail akan mulai mewajibkan pengirim massal untuk mengautentikasi email mereka dengan kuat dan mengikuti praktik terbaik yang telah ditetapkan.

Menurut Google, ini akan menutup celah yang dieksploitasi oleh penyerang yang mengancam semua orang yang menggunakan email.

Mengaktifkan Berhenti Berlangganan Dapat Dilakukan dengan Mudah

Google mengharuskan pengirim pesan massal memberikan penerima Gmail kemampuan untuk berhenti berlangganan email komersial dalam satu klik, dan mereka memproses permintaan berhenti berlangganan dalam dua hari.

"Kami telah membangun persyaratan ini berdasarkan standar terbuka, sehingga setelah pengirim menerapkannya, semua orang yang menggunakan email akan mendapatkan manfaatnya," kata Kumaran lagi. 

Memastikan Pengirim Hanya Mengirimkan Email yang Diinginkan

"Tidak ada yang suka spam. Kami akan menerapkan ambang batas tingkat spam yang jelas yang harus dipatuhi oleh pengirim. Ini untuk memastikan penerima Gmail tidak dibombardir dengan pesan yang tidak diinginkan," tegasnya.

Kumaran berharap, dengan adanya beberapa kebijakan baru ini, pemilik Gmail akan semakin sedikit melihat spam di kotak masuk mereka.

Baca Juga: Honda New CBR150R MotoGP Edition Diperkenalkan Jelang GP Mandalika

Baca Juga: Google Mengumumkan Chromebook Plus, Apa Saja Spesifikasi Minimumnya?

Kumaran mengungkap, banyak pengirim massal tidak mengamankan dan mengkonfigurasi sistem mereka dengan tepat. Hal itu menyebabkan penyerang dapat dengan mudah bersembunyi di tengah-tengah mereka.

Untuk membantu memperbaikinya, Google berfokus pada aspek penting keamanan email: validasi bahwa pengirimnya adalah orang yang diinginkan oleh penerima.

Meski terdengar mendasar, terkadang masih mustahil untuk memverifikasi siapa pemilik email. mengingat sistem yang kuno dan tidak konsisten di internet.

Tahun lalu, Google mulai mewajibkan email yang dikirim ke alamat Gmail harus memiliki semacam autentikasi. Dan mereka telah melihat jumlah pesan tidak diautentikasi yang diterima pengguna Gmail menurun sebesar 75%, yang membantu merapikan kotak masuk sekaligus memblokir miliaran pesan berbahaya dengan presisi lebih tinggi.

Baca Juga: TikTok Shop Resmi Dilarang untuk Jualan, Masih Ada 6 Platform Alternatif Ini

Baca Juga: Pegasus: Proyek Peramban Alias Search Engine Milik Apple?

"Ini merupakan kemajuan besar, namun masih banyak yang perlu kami lakukan, dimulai dengan persyaratan baru untuk pengirim dalam jumlah besar," lanjut dia.

Menurut Kumaran, pembaruan untuk mengurangi Spam ini bukan hanya ide orang-orang dalam Google, melainkan juga mitra industri yang merasa ini adalah kebutuhan mendesak.

Direktur Produk di Yahoo, Marcel Becker, menegaskan bahwa tidak peduli siapa yang menjadi penyedia email, semua pengguna layanan berhak mendapatkan pengalaman yang paling aman dan terjamin.

"Di dunia yang saling terhubung email, yang mengharuskan kita semua bekerja sama. Yahoo berharap dapat bekerja sama dengan Google dan komunitas email lainnya untuk menjadikan perubahan yang masuk akal dan berdampak besar ini sebagai standar industri baru," tuturnya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)
Hobby17 Desember 2025, 18:36 WIB

Review Avatar Fire and Ash: Konflik Keluarga yang Berlapis dan Kritik Ekologis

Dibanding pendahulunya, film baru ini lebih banyak menyuguhkan aksi dan tentunya visual yang akan membuat mata penonton terbelalak.
Varang adalah pemimpin dari Suku Ash (Mangkwan). (Sumber: 20th Century Studios)
Techno17 Desember 2025, 15:59 WIB

Garmin InReach Mini 3 Plus: Komunikator Satelit dengan Fitur Berbagi Suara, Teks, dan Foto

Perangkat komunikasi yang membantu penjelajah tetap terhubung dengan orang-orang saat berpetualang di luar jangkauan sinyal telepon seluler.
Garmin InReach Mini 3 Plus. (Sumber: Garmin)
Lifestyle17 Desember 2025, 11:25 WIB

Satu Dekade Berkiprah di Industri Kreatif, Tahilalats Selenggarakan Ben's Backyard

Ini lokasi acaranya dan tanggal berlangsungnya, yuk kunjungi.
Tahilalats menggelar event Ben's Backyard di mall Bintaro Jaya Xchange, Tangerang, Banten. (Sumber: dok. tahilalats)
Techno17 Desember 2025, 10:29 WIB

Ayaneo Pocket Play: Perpaduan Smartphone Sekaligus Perangkat Gaming Genggam

Pocket Play dapat digeser keluar untuk menampilkan tombol ABXY, dua touchpad, dan D-pad.
Ayaneo Pocket Play. (Sumber: Ayaneo)
Startup17 Desember 2025, 10:11 WIB

BII Investasi Langsung ke Xurya, Siap Danai Startup Climatech di Asia Tenggara

Britisih International Investment berkomitmen untuk menginvestasikan £308 juta untuk pendanaan iklim di Asia Tenggara.
Ilustrasi panel surya dari Xurya.
Techno17 Desember 2025, 08:47 WIB

Spotify Menambahkan Fitur Prompted Playlist, Baru Tersedia di Selandia Baru

Fitur anyar ini memungkinkan membuat daftar putar lagu menurut instruksi tersebut dan riwayat mendengarkan pengguna.
Prompted Playlist memungkinkan mengontrol AI Spotify dengan memberi tahu apa yang ingin didengarkan. (Sumber: Spotify)
Lifestyle15 Desember 2025, 17:39 WIB

52% Konsumen Indonesia Secara Dominan Berbelanja Melalui Social Commerce

DoubleVerify Mengungkap Perilaku Konsumen dalam Sosial Media pada Laporan 2025 Global Insights 'Walled Gardens'
Ilustrasi social commerce. (Sumber: istimewa)
Techno15 Desember 2025, 17:29 WIB

Meta Desain Ulang Facebook, Apa Saja yang Berubah?

Meta mencoba membuat Facebook menjadi lebih baik dengan menyederhanakan beberapa hal.
Ilustrasi Facebook Marketplace. (Sumber: Meta)
Techno15 Desember 2025, 17:07 WIB

Spek Lengkap Huawei Mate X7, Ada Model Collector Edition

Perangkat ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga merupakan bukti ketahanan yang luar biasa.
Huawei Mate X7. (Sumber: Huawei)