Elon Musk Dituntut karena Lakukan PHK, Hakim: Gugatan Sebaiknya Dicabut

Rahmat Jiwandono
Selasa 17 Januari 2023, 16:54 WIB
Ilustrasi Twitter

Ilustrasi Twitter

Techverse.asia - Seorang hakim telah memerintahkan sekelompok karyawan Twitter yang diberhentikan untuk membatalkan gugatan class action mereka terhadap perusahaan, yang menuduh Twitter tidak menindaklanjuti paket pembayaran pesangon yang dijanjikannya, seperti yang dilaporkan sebelumnya oleh Bloomberg dan Reuters. Dalam putusan pada Jumat (13/1/2023) lalu, Hakim Distrik Amerika Serikat (AS) James Donato menyatakan bahwa para pekerja harus membuat kasus mereka di arbitrase pribadi, dengan mengutip kontrak kerja yang mereka tandatangani dengan Twitter.

Menurut putusan tersebut, kontrak Twitter “secara tegas” menyatakan bahwa arbitrase tidak wajib, dan juga memberikan opsi bagi karyawan untuk memilih keluar dari prosedur tersebut. Hakim mengatakan karyawan gagal memilih keluar dari arbitrase, yang akan memberi mereka kesempatan untuk menyelesaikan masalah di pengadilan. Kontrak Twitter juga berisi pengabaian class action, catatan putusan.

Twitter menyediakan salinan perjanjian yang ditandatangani, dan semuanya jelas dan lugas,” tulis surat itu.

Baca Juga: Karyawan Twitter yang Kena PHK Tuntut Elon Musk

Sementara lima karyawan yang "diperintahkan untuk arbitrasi secara individual", hakim akan memutuskan di kemudian hari apa yang harus dilakukan dengan tiga pekerja lain yang bergabung dalam gugatan pada bulan Desember dan menyatakan bahwa mereka memilih keluar dari perjanjian arbitrase.

Kelompok mantan karyawan Twitter pertama kali mengajukan gugatan class action pada November 2022 dan menuduh Twitter tidak memberikan pemberitahuan yang cukup sebelum mereka diberhentikan karena melanggar Undang-Undang Penyesuaian Pekerja dan Pemberitahuan Pelatihan Ulang (WARN), yang mewajibkan pemberi kerja untuk menyediakan waktu 60 hari pemberitahuan untuk Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di seluruh perusahaan. Mereka kemudian mengubah pengaduan untuk memasukkan tuduhan bahwa Twitter melanggar kontraknya dengan tidak memberikan pesangon yang harus mereka bayar.

CEO Twitter Elon Musk awalnya menjanjikan tiga bulan uang pesangon ketika dia pertama kali mengambil alih kepemilikan perusahaan, tetapi banyak karyawan yang terpengaruh oleh PHK massal Musk mengatakan mereka hanya menerima gaji satu bulan di samping dua bulan bayaran selama tidak bekerja dan mereka juga menerima sesuai dengan UU WARN. Gugatan tersebut berpendapat bahwa karyawan harus menerima setidaknya dua bulan gaji (seperti kebijakan Twitter sebelum dibeli oleh Musk), bersama dengan gaji tidak bekerja.

Shannon Liss-Riordan, pengacara yang mewakili karyawan Twitter, menanggapi keputusan tersebut dalam sebuah postingan di Twitter. “Kami mengantisipasi ini dan itulah mengapa kami telah mengajukan 500 tuntutan arbitrase individu dan terus bertambah,” tulis Liss-Riordan.

“Ini bukan kemenangan untuk @elonmusk. Twitter masih harus menjawab klaim di pengadilan, di atas pertarungan arbitrase,” cuitnya lagi. 

Baca Juga: Pengguna Twitter Tak Bisa Akses Tweetbot, Ini Dugaan Penyebabnya

Sebelumnya diberitakan, pemilik baru Twitter, Elon Musk, telah memulai proses Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di perusahaan yang mungkin menyebabkan 3.700 karyawan kehilangan pekerjaan. Sebagai tanggapan atas PHK tersebut, Twitter digugat karena tidak memberikan pemberitahuan yang cukup untuk PHK karena dikatakan melanggar undang-undang federal dan California. Selain itu, pengiklan mulai menghentikan pengeluaran seiring dengan berkembangnya situasi. 

Shannon Liss-Riordan, pengacara yang mengajukan gugatan class action di California terhadap Twitter, mengatakan tampaknya beberapa karyawan akan mendapatkan uang pesangon selama dua bulan. Ia mengaku senang bahwa Elon Musk mau mematuhi Undang-Undang Pemberitahuan Penyesuaian dan Pelatihan Ulang Pekerja AS (WARN).

"Sepertinya karyawan mendapatkan pemberitahuan mereka dan setidaknya beberapa akan dibayar hingga 4 Januari. Saya senang Elon Musk belajar sesuatu dari gugatan yang kami ajukan terhadapnya di Tesla dan berusaha untuk mematuhi UU WARN. Kami mengajukan kasus ini terlebih dahulu untuk memastikan pengulangan pelanggaran itu tidak terjadi," kata Liss-Riordan. 

Dalam gugatan itu, yang mencari status class action, menuduh bahwa Twitter gagal memberikan pemberitahuan sebelumnya tentang PHK massal, seperti yang dipersyaratkan di bawah undang-undang federal dan negara bagian. Padahal menurut WARN mewajibkan pemberi kerja untuk memberikan pemberitahuan terlebih dahulu (biasanya 60 hari) tentang PHK massal atau penutupan pabrik. Undang-Undang WARN California memiliki persyaratan yang sama.

Gugatan itu diajukan di pengadilan distrik federal di San Francisco pada Kamis (3/11/2022) atas nama lima karyawan atau mantan karyawan. Pengaduan tersebut meminta perintah yang mengharuskan Twitter untuk mematuhi undang-undang WARN dan juga untuk memblokir perusahaan dari meminta karyawan untuk menandatangani dokumen yang dapat melepaskan hak mereka untuk berpartisipasi dalam litigasi.

"Penggugat mengajukan tindakan ini untuk memastikan bahwa Twitter mematuhi hukum dan memberikan pemberitahuan yang diperlukan atau pembayaran pesangon sehubungan dengan PHK yang diantisipasi," menurut gugatan itu.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno12 Desember 2025, 19:39 WIB

TicNote Pods: Earbud Pencatat Catatan Bertenaga AI 4G Pertama di Dunia

Earbud ini tersedia dalam dua kelir dan harganya hampir mencapai Rp5 juta.
TicNote Pods. (Sumber: Mobvoi)
Hobby12 Desember 2025, 19:15 WIB

Sinopsis Film Para Perasuk, Ini Daftar Para Pemainnya

Ini adalah film terbaru garapan Wregas Bhanuteja, tapi belum diungkap tanggal rilisnya untuk 2026 mendatang.
Poster film Para Perasuk. (Sumber: istimewa)
Techno12 Desember 2025, 18:00 WIB

Instagram Beri Kendali Atas Algoritma Konten yang Muncul di Reels

Instagram akan memungkinkan penggunanya untuk mengontrol topik mana yang direkomendasikan oleh algoritmanya.
Pengguna bisa mempersonalisasi algoritma Reels yang muncul di Instagram. (Sumber: Instagram)
Lifestyle12 Desember 2025, 17:21 WIB

ASICS Hadirkan Sepatu Padel Sonicsmash FF, Ringan dan Terasa Lebih Lincah

Sepatu padel baru tersebut untuk membuat kecepatan terasa mudah.
ASICS Sonicsmash FF adalah sepatu khusus untuk padel. (Sumber: ASICS)
Techno12 Desember 2025, 15:16 WIB

Jenius x Zurich Luncurkan 2 Proteksi Perjalanan untuk Liburan yang Aman

Jenius adalah aplikasi perbankan digital.
Dua produk proteksi hasil kolaborasi Jenius x Zurich. (Sumber: Jenius)
Startup12 Desember 2025, 15:03 WIB

TransTRACK Raih Halal Logistics Excellence Award

Penghargaan ini didapat dari Halal Development Corporation Berhard pada World Halal Excellence Awards 2024 di Johor, Malaysia.
CEO TransTrack Anggie Meisesari saat menerima Halal Logistics Excellence Award. (Sumber: istimewa)
Techno12 Desember 2025, 14:50 WIB

Samsung Galaxy Watch Mendukung Pembayaran QRIS Tap di Aplikasi myBCA

QRIS Tap myBCA hadi di Samsung Galaxy Watch, bertransaksi kian praktis.
Transaksi pakai QRIS Tap myBCA kini bisa dilakukan langsung dari pergelangan tangan. (Sumber: Samsung)
Automotive12 Desember 2025, 14:08 WIB

Kawasaki Z1100 ABS MY2026 Dipasarkan di Indonesia, Harga Hampir Rp400 Juta

Performanya semakin buas dan agresif.
Kawasaki Z1100 ABS MY2026. (Sumber: Kawasaki)
Startup11 Desember 2025, 19:20 WIB

MDI Portofolio Impact Report 2025: 8 Startup Diklaim Beri Dampak Nyata

MDI Ventures melihat laporan-laporan ini bukan sekadar dokumen tahunan, tetapi sebagai landasan untuk pengambilan keputusan.
MDI Ventures.
Techno11 Desember 2025, 18:15 WIB

Pebble Hadirkan Index 01: Cincin Pintar untuk Merekam Pikiran

Tangkap ide-ide terbaikmu sebelum ide-ide itu hilang begitu saja.
Pebble Index 01. (Sumber: Pebble)