Ringkasan Obrolan Bertenaga Kecerdasan Buatan akan Segera Hadir di WhatsApp

Rahmat Jiwandono
Jumat 27 Juni 2025, 14:57 WIB
Fitur message summaries. (Sumber: WhatsApp)

Fitur message summaries. (Sumber: WhatsApp)

Techverse.asia - Meta mengumumkan bahwa mereka akan menambahkan fitur ringkasan bertenaga kecerdasan buatan (AI) ke WhatsApp. Pemakai dapat mengakses fitur ini dengan cara mengetuk tombol untuk membuka semua pesan yang belum terbaca dalam obrolan mereka.

Namun, alih-alih menampilkan pesan pemakai, WhatsApp menggunakan Meta AI untuk membuat ringkasan berpoin tentang apa yang terlewatkan. Fitur ini diluncurkan dalam bahasa Inggris di Amerika Serikat (AS), dengan rencana untuk diluncurkan di lebih banyak negara dan bahasa pada akhir tahun ini.

Hingga saat ini, pemakai dapat mengakses Meta AI dalam obrolan untuk mengajukan pertanyaan umum atau menandai pesan untuk memberikan konteks kepada chatbot. Meski begitu, Meta AI tidak dapat membaca pesan pemakai.

Baca Juga: Lumus Luncurkan Mesin Optik Z-30 Terbaru untuk Augmented Reality (AR)

Setelah fitur ringkasan pesan muncul di aplikasimu, cukup mengetuk spanduk di layar di atas pesan yang belum terbaca dengan tulisan 'Ringkas secara pribadi' untuk menerima ringkasan dari Meta AI. Ringkasan ini hanya akan terlihat oleh kamu, bukan orang lain dalam obrolanmu.

Fitur anyar itu dibangun di atas teknik Private Processing yang diumumkan Meta di acara Llamacon pada April tahun ini, dan mengklaim memungkinkan kecerdasan buatan bekerja dengan konten di WhatsApp tanpa mengeksposnya ke Meta sendiri.

“Message Summaries ini menggunakan teknologi Private Processing, yang memungkinkan Meta AI menghasilkan respons tanpa Meta atau WhatsApp pernah melihat pesan kamu atau ringkasan pribadi. Tidak seorang pun dalam obrolan dapat melihat bahwa kamu meringkas pesan yang belum dibaca,” kata perusahaan itu dalam sebuah posting blog kami kutip, Jumat (27/6/2025).

Baca Juga: Instagram Dilaporkan Tengah Menjalankan Uji Coba Fitur Repost Lainnya

Ringkasan pesan AI ini bersifat opsional, dan fiturnya dapat dinonaktifkan secara default. Selain itu, pemakai juga dapat menggunakan pengaturan 'Privasi Lanjutan' WhatsApp guna mencegah pemakai menggunakan fitur kecerdasan buatan dalam obrolan grup.

Fitur baru bertenaga AI ini tersedia di bawah pengaturan baru yang dapat diakses melalui Pengaturan > Obrolan > Pemrosesan Pribadi, yang memungkinkan untuk mengaktifkan atau menonaktifkan fungsi individual.

Perusahaan itu menawarkan ringkasan sebagai cara yang lebih mudah untuk mengejar ketinggalan jika pemakai belum memeriksa ponsel mereka atau terlalu banyak mengobrol.

Baca Juga: WhatsApp Perkenalkan Alat Kreatif Baru untuk Pembaruan Status dan Perluas Audio Hangouts

Meta menyebutkan bahwa tumpukan baru itu memungkinkan WhatsApp mengakses konteks dari obrolan pemakai secara pribadi untuk memproses permintaan melalui kecerdasan buatannya. Ini memungkinkannya guna meringkas pesan atau memberikan saran penulisan.

Hal baru yang sesungguhnya dari ringkasan tersebut adalah bagaimana Meta mengklaim akan menerapkannya tanpa mengabaikan sifat privasi obrolan WhatsApp.

Perusahaan tersebut memiliki postingan blog dan whitepaper yang membahas secara rinci cara kerja Private Processing, tetapi sekilas kedengarannya mirip dengan Private Cloud Compute, metode yang digunakan Apple untuk menggunakan fitur AI yang lebih menuntut tanpa mengekspos data penggunanya.

Dengan menggunakan enkripsi ujung ke ujung (end-to-end) dan lingkungan komputasi awan (cloud) yang aman, pesan WhatsApp dapat diproses tanpa data diakses saat diproses, atau disimpan setelah diproses.

Baca Juga: Meta AI Akhirnya Tersedia di Uni Eropa tetapi Kemampuannya Terbatas

Selama setahun terakhir, Meta terus memasukkan berbagai fitur berbasis kecerdasan buatan ke dalam WhatsApp, termasuk cara untuk mengajukan pertanyaan Meta AI dari dalam obrolan, serta fitur yang menghasilkan gambar secara real-time.

Beberapa pengguna merasa frustrasi dengan tombol Meta AI baru di sudut kanan bawah aplikasi yang tidak dapat mereka nonaktifkan atau hapus. Meta juga memicu reaksi keras dengan perubahan lain yang menghadirkan iklan ke aplikasi - sesuatu yang menurut para pendirinya tidak pernah ingin mereka lakukan.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)
Hobby17 Desember 2025, 18:36 WIB

Review Avatar Fire and Ash: Konflik Keluarga yang Berlapis dan Kritik Ekologis

Dibanding pendahulunya, film baru ini lebih banyak menyuguhkan aksi dan tentunya visual yang akan membuat mata penonton terbelalak.
Varang adalah pemimpin dari Suku Ash (Mangkwan). (Sumber: 20th Century Studios)
Techno17 Desember 2025, 15:59 WIB

Garmin InReach Mini 3 Plus: Komunikator Satelit dengan Fitur Berbagi Suara, Teks, dan Foto

Perangkat komunikasi yang membantu penjelajah tetap terhubung dengan orang-orang saat berpetualang di luar jangkauan sinyal telepon seluler.
Garmin InReach Mini 3 Plus. (Sumber: Garmin)
Lifestyle17 Desember 2025, 11:25 WIB

Satu Dekade Berkiprah di Industri Kreatif, Tahilalats Selenggarakan Ben's Backyard

Ini lokasi acaranya dan tanggal berlangsungnya, yuk kunjungi.
Tahilalats menggelar event Ben's Backyard di mall Bintaro Jaya Xchange, Tangerang, Banten. (Sumber: dok. tahilalats)
Techno17 Desember 2025, 10:29 WIB

Ayaneo Pocket Play: Perpaduan Smartphone Sekaligus Perangkat Gaming Genggam

Pocket Play dapat digeser keluar untuk menampilkan tombol ABXY, dua touchpad, dan D-pad.
Ayaneo Pocket Play. (Sumber: Ayaneo)
Startup17 Desember 2025, 10:11 WIB

BII Investasi Langsung ke Xurya, Siap Danai Startup Climatech di Asia Tenggara

Britisih International Investment berkomitmen untuk menginvestasikan £308 juta untuk pendanaan iklim di Asia Tenggara.
Ilustrasi panel surya dari Xurya.
Techno17 Desember 2025, 08:47 WIB

Spotify Menambahkan Fitur Prompted Playlist, Baru Tersedia di Selandia Baru

Fitur anyar ini memungkinkan membuat daftar putar lagu menurut instruksi tersebut dan riwayat mendengarkan pengguna.
Prompted Playlist memungkinkan mengontrol AI Spotify dengan memberi tahu apa yang ingin didengarkan. (Sumber: Spotify)
Lifestyle15 Desember 2025, 17:39 WIB

52% Konsumen Indonesia Secara Dominan Berbelanja Melalui Social Commerce

DoubleVerify Mengungkap Perilaku Konsumen dalam Sosial Media pada Laporan 2025 Global Insights 'Walled Gardens'
Ilustrasi social commerce. (Sumber: istimewa)
Techno15 Desember 2025, 17:29 WIB

Meta Desain Ulang Facebook, Apa Saja yang Berubah?

Meta mencoba membuat Facebook menjadi lebih baik dengan menyederhanakan beberapa hal.
Ilustrasi Facebook Marketplace. (Sumber: Meta)
Techno15 Desember 2025, 17:07 WIB

Spek Lengkap Huawei Mate X7, Ada Model Collector Edition

Perangkat ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga merupakan bukti ketahanan yang luar biasa.
Huawei Mate X7. (Sumber: Huawei)