Techverse.asia – Pasar kripto dan pasar Saham AS mengalami koreksi minor pascakenaikan data inflasi CPI Amerika Serikat pada Mei 2025 sebesar 0,1% yang kemudian diiringi oleh pernyataan Presiden AS Donald Trump tentang rencana kenaikan tarif. Bitcoin melemah 1,60% di level US$107 ribu, sementara Ethereum turun 1,32% di level US$2.700.
Baca Juga: Ethereum ETF Resmi Diluncurkan di Amerika Serikat, Bakal Berpengaruh pada Kripto?
Di sisi lain, pasar saham AS cenderung stabil dengan koreksi minor. Indeks S&P 500 turun 0,3%, Nasdaq turun 0,5%, dan Dow nyaris flat, pada sesi perdagangan Rabu (12/06/2025) setelah rilis data inflasi tersebut.
Kenaikan Inflasi CPI AS yang lebih rendah dari ekspektasi para ekonom tersebut didorong oleh lonjakan biaya sewa, sementara harga bensin justru turun dan harga pangan naik 0,3%. Secara tahunan, inflasi berada di angka 2,4%, sedangkan inflasi inti yang tidak memasukkan komponen makanan dan energi berada pada angka 2,8%.
Meskipun saat ini tekanan inflasi masih terbatas, para ekonom memperingatkan bahwa laju inflasi kemungkinan akan meningkat dalam beberapa bulan ke depan akibat tarif impor baru dari pemerintahan Trump.
Baca Juga: TikTok Memperluas Kelola Topik, Kontrol Konten yang Muncul di FYP
Fahmi Almuttaqin, Analyst Reku, mengatakan saat ini dampak tarif yang belum terasa penuh banyak diasumsikan sedang terjadi karena banyak peritel disinyalir masih menjual stok lama sebelum tarif berlaku.
“Pemerintah AS sendiri terlihat menekan perusahaan besar untuk menahan kenaikan harga, namun para ekonom memperkirakan efek tarif akan terasa secara bertahap dan mendorong inflasi lebih tinggi ke depannya,” ungkap Fahmi, Jumat (13/6/2025).
Di tengah kekhawatiran potensi kenaikan inflasi tersebut, Donald Trump justru kembali menegaskan rencananya untuk menetapkan tarif unilateral bagi para mitra dagang AS dalam satu hingga dua minggu ke depan, menjelang tenggat waktu 9 Juli 2025 untuk memberlakukan kembali tarif lebih tinggi pada puluhan negara.
“Hal ini tentu dapat semakin menekan pasar apabila pernyataan tersebut berkembang lebih serius. Seperti yang hari ini banyak diberitakan, Trump menyatakan akan mengirim surat kepada negara-negara mitra, berisi rincian tarif baru dengan pendekatan take it or leave it,” ujarnya.
Baca Juga: Diskusi Dagang AS dan China Memanas, Bagaimana Prospek Bitcoin?
Meski begitu, belum jelas apakah Trump benar-benar akan menepati jadwal ini, mengingat sebelumnya beberapa kali mengumumkan tenggat yang akhirnya mundur atau tidak dilaksanakan.
Situasi tersebut dapat meningkatkan kewaspadaan investor di tengah tren positif yang ada saat ini serta membatasi dampak positif dari setiap katalis yang ada. Terlihat bahwa pada hari ini kenaikan harga di pasar kripto cukup terbatas, di saat perkembangan inflasi berada pada tren yang cukup positif.
Selain itu, pasar turut mengantisipasi potensi sikap hati-hati The Fed di tengah dinamika ini yang mungkin akan disampaikan pada pertemuan FOMC pekan depan.
Fokus investor yang masih lebih mengarah pada potensi kenaikan inflasi ke depan membuat perkembangan positif yang terjadi saat ini belum terlalu berdampak signifikan.
Baca Juga: Dituding Jadi Biang Keladi Pemadaman Listrik, Kuwait Tindak Tegas Penambang Kripto
Namun, kondisi inflasi yang membaik menghilangkan sentimen bearish yang mungkin dapat berkembang apabila inflasi mengalami kenaikan yang lebih tinggi, terlebih apabila diiringi dengan sentimen kebijakan tarif baru AS yang lebih mengkhawatirkan.
Dengan The Fed diperkirakan akan tetap menahan suku bunga pada pertemuan pekan depan, pasar saat ini memperkirakan kemungkinan penurunan di bulan September jika inflasi tetap terkendali.
“Terlepas dari tekanan Presiden Trump terhadap The Fed untuk memangkas suku bunga, risiko kenaikan inflasi akibat efek tarif yang tertunda dan potensi kembali dinaikkannya tarif masih menimbulkan ketidakpastian, terlebih apabila negosiasi dagang AS dengan China belum menghasilkan kesepakatan yang positif hingga Agustus nanti,” katanya.