6 Alasan Startup F&B di Indonesia Masih Bisa Disebut Tangguh

Uli Febriarni
Kamis 17 Oktober 2024, 20:02 WIB
Ismaya, salah satu startup F&B yang beroperasi di Indonesia (Sumber: Ismaya)

Ismaya, salah satu startup F&B yang beroperasi di Indonesia (Sumber: Ismaya)

Food and Beverage (F&B) alias makanan dan minuman (mamin) telah terbukti menjadi sektor yang tangguh bagi Indonesia, terutama dengan kebangkitan industri pariwisata dan perhotelan setelah pandemi berakhir.

Riset bertajuk Indonesia Food and Beverage Industry, Economic Research Division, yang disusun oleh Permata Bank (Agustus 2023) menggambarkan bahwa, sektor F&B telah mencatat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 5,33% Year-on-Year (YoY) di kuartal pertama 2023, di atas pertumbuhan PDB Indonesia yang hanya sebesar 5,03% YoY.

Hal tersebut, imbas dari semakin banyaknya orang yang ingin kembali bersosialisasi dan menikmati pengalaman bersantap di restoran,

"Konsumsi F&B juga merupakan salah satu pendorong utama PDB konsumsi nasional, menjadikannya yang terbesar kedua setelah transportasi dan komunikasi," demikian isi laporan itu, dikutip dari paparan East Ventures, Kamis (17/10/2024).

Kondisi itu turut didorong oleh kelas menengah Indonesia yang telah tumbuh lebih cepat daripada kelompok lainnya. Tercatat, sebanyak 52 juta penduduk Indonesia termasuk kelas menengah, dan mereka telah menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi dengan menyumbang 43% dari total konsumsi rumah tangga, menurut laporan Bank Dunia.

Data tersebut menunjukkan, makanan merupakan pengeluaran terbesar untuk kelas menengah, diikuti oleh perumahan, kendaraan, kesehatan, dan lainnya.

Pemesanan dan pengantaran makanan secara online (online food delivery) juga telah menjadi infrastruktur utama dalam mendukung pemulihan di sektor ini.

Sebuah laporan dari Momentum Works mendapati, Asia Tenggara mencatat Gross Merchandise Value (GMV) sebesar US$17,1 miliar untuk pengantaran makanan online. Indonesia tercatat sebagai kontributor terbesar dari angka tersebut, dengan US$4,6 miliar untuk penjualan layanan pesan-antar makanan online.

Didorong oleh pertumbuhan industri pariwisata dan jasa, beberapa bisnis F&B vertikal pun telah muncul dan memanfaatkan potensial pasar, startup rantai kopi, dan pesan-antar makanan.

Baca Juga: AION V Dipamerkan di Tengah Paris Motor Show 2024

Berikut ini analisis yang dapat menjelaskan ketangguhan startup F&B:

  1. Transformasi digital

Industri makanan dan minuman telah pulih dari krisis Covid-19, seiring dihapusnya pembatasan sosial, orang-orang dapat kembali melakukan aktivitas fisik dan makan di restoran.

Salah satu startup F&B yang membuktikan ketangguhan mereka menghadapi badai dalam industri ini adalah Ismaya Group.

Startup ini fokus kepada tiga pilar utama: transformasi digital – aplikasi yang mengumpulkan berbagai feedback untuk lebih memahami pelanggannya; efisiensi operasional dalam menyajikan makanan yang dapat dibawa pulang atau dibungkus; dan menjaga kepercayaan pelanggan melalui standar kebersihan dan keamanan.

Baca Juga: Spek Lengkap Realme 13 Plus 5G, Ponsel Gaming dengan Chip MediaTek Dimensity 7300

kopi Fore (sumber: Fore Coffee)
  1. Membangun cloud kitchen

Efisiensi dan efektivitas bisnis F&B masa Covid-19 memberi insight untuk tidak lagi mengandalkan pelanggan datang ke restoran, melainkan cukup memiliki dapur kecil, efisien, tidak menerima makan di tempat, dan menjalankan SOP ketat.

Ditambah lagi, perhatian tinggi konsumen terhadap higienitas dan protokol kesehatan mendorong inisiatif menghadirkan restoran hybrid. Yakni, menggabungkan layanan makan di tempat dan layanan digital, seperti reservasi online, pembayaran cashless, dan pengantaran langsung ke rumah.

Salah satu dari startup yang demikian adalah SaladStop!, mereka bermula dengan 15 toko offline dan kemudian membangun cloud kitchen di masa pandemi Covid-19.

Model ini juga membantu mereka ekspansi ke daerah baru dan menguji pasar baru, seperti di Depok dan Tangerang, tanpa mengeluarkan investasi belanja modal (capital expenditure atau capex) yang tinggi.

"Kemudian, setelah pandemi berakhir, mereka mengubah cloud kitchen ini menjadi toko fisik, yang secara efektif menggandakan pendapatan mereka dengan menggabungkan penjualan online dengan lalu lintas pejalan kaki di mall," ungkap tulisan itu.

  1. Melebarkan sayap ke kota tier dua dan tiga

Sejumlah merek F&B memperluas pasar mereka ke kota-kota tier dua dan tiga. Pergerakan ini didorong oleh kondisi ekonomi yang semakin kuat hingga mendorong konsumsi, baik di kota-kota besar, menengah, dan kota-kota kecil.

Fore Coffee misalnya, mereka telah melayani lebih dari 40 kota di Indonesia, membawa konsep kopi premium dengan harga terjangkau ke kota-kota tier dua dan tiga.

"Menariknya, di kota-kota ini, basket size dan jumlah transaksi Fore Coffee seringkali lebih tinggi dibandingkan kota-kota tier pertama," lanjut analisis tersebut.

Orang-orang di daerah sangat menghargai produk yang bagus, dan mereka bersedia mengeluarkan uang lebih banyak untuk kualitas yang lebih baik.

Selain itu, gerai-gerai Fore Coffee kini menjadi tempat tujuan bagi kelas menengah yang sedang berkembang di Indonesia, kesemuanya memberikan pengalaman yang berbeda bagi semua pelanggan selama kunjungan mereka.

"Melayani kelas menengah dapat terasa seperti sedang menembak target yang bergerak, kuncinya adalah peka terhadap arah dan tingkat perubahan ini," ungkap perusahaan modal ventura yang melambungan nama Wilson Cuaca ini.

Baca Juga: 6 Tahun Beroperasi, Xurya Membangun Lebih dari 100 MW PLTS

Baca Juga: Sah! Startup Healthtech Good Doctor Indonesia Diakuisisi oleh WhiteCoat Global

Salah satu menu yang ditawarkan oleh Uena Food (sumber: Uena Food)
  1. Memanfaatkan peluang pertumbuhan kelas menengah

UENA juga menjadi startup F&B yang menyaksikan perubahan tren di antara konsumen kelas menengah dan calon kelas menengah, lewat tren 'makan di luar'. Tren-tren ini menghadirkan peluang yang sangat besar.

Selain itu, konsumen di kota lapis kedua dan ketiga memiliki minat yang sangat besar untuk mencoba brand F&B baru yang sedang hype di Jakarta, namun masih jarang ditemukan di tempat tersebut.

  1. Patuh pada standardisasi

Standardisasi adalah faktor yang sangat penting bagi bisnis F&B untuk bertahan jangka panjang, terutama bagi restoran yang sudah memiliki banyak rantai atau bertujuan untuk berkembang secara luas.

Semakin banyak toko yang beroperasi di kota maupun di tempat yang berbeda, semakin rumit untuk menjaga kualitas layanan F&B di setiap toko.

Oleh karena itu, teknologi sangat penting untuk membantu perusahaan dalam memastikan kualitas yang diberikan sama di setiap toko. Misalnya, bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan gudang untuk sistem manajemen inventaris atau mengelola rantai pasokan untuk restoran mereka.

  1. Merangkul komunitas

Konsumen mungkin menemukan banyak pilihan menu yang serupa di antara banyaknya brand F&B, ini menyebabkan persaingan makin ketat, terutama terkait pemasaran produk.

UENA, sebuah startup F&B online hiperlokal, berhasil memiliki strategi memecahkan masalah tersebut.

"UENA membangun gerai yang berfokus pada komunitas, menekankan kenyamanan dan nilai sepadan untuk menciptakan pengalaman makan yang tepat bagi lingkungan setempat," lanjut laporan East Ventures.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Startup14 November 2024, 15:23 WIB

Privy x Julo: Sediakan Tanda Tangan Elektronik untuk Platform Tekfin Julo

Privy semakin dipercaya berbagai pihak sebagai penyedia layanan digital trust terbaik di tanah air.
Privy.
Techno14 November 2024, 14:51 WIB

Spek Lengkap Nubia Z60 Ultra Leading Version, Ditenagai Snapdragon 8 Gen 3

nubia Z60 Ultra Versi Terdepan: Puncak Inovasi Unggulan AI
ZTE Nubia Z60 Ultra.
Automotive14 November 2024, 14:31 WIB

VinFast Menguasai Posisi Puncak Pasar Otomotif Listrik di Vietnam

VinFast berhasil menjadi merek otomotif terlaris di Vietnam sepanjang tahun ini.
Pabrik VinFast di Vietnam. (Sumber: VinFast)
Techno14 November 2024, 14:13 WIB

Tren Bullish Bitcoin dan Saham AS Makin Solid Pasca Pilpres AS, Reli Berlanjut?

penting bagi investor untuk melakukan riset dan analisis yang baik guna memilih aset dengan potensi pertumbuhan dan tingkat risikonya.
ilustrasi bitcoin (Sumber: freepik)
Lifestyle14 November 2024, 14:02 WIB

Ngayogjazz Digelar 16 November 2024, Ini Deretan Musisi yang Tampil

Ngayogjazz kali ini akan diselenggarakan di Sanden, Bantul.
Jumpa pers Ngayogjazz 2024 di Citywalk Mataram City, Sleman, Kamis (14/11/2024). (Sumber: Techverse.asia/Rahmat Jiwandono)
Techno14 November 2024, 11:25 WIB

Harga dan Spesifikasi Soundcore Liberty 4 Pro yang Rilis di Singapura

Earbud ini dilengkapi casing elegan dengan layar dan bilah sentuh untuk penyesuaian ANC.
Soundcore Liberty 4 Pro. (Sumber: soundcore)
Automotive14 November 2024, 11:08 WIB

Pra-pemesanan Hyundai All New Tucson Resmi Dibuka, Ada Model HEV dan ICE

HMID resmi membuka pre-booking untuk all-new TUCSON di seluruh dealer resmi Hyundai di Indonesia.
Hyundai All New Tucson. (Sumber: Hyundai)
Techno13 November 2024, 17:31 WIB

Marshall Monitor III ANC Resmi Dipasarkan di Indonesia, Berapa Harganya?

Headphone ini dihadirkan guna menjawab aspirasi para penikmat musik.
Headphone nirkabel Marshall Monitor III ANC.
Startup13 November 2024, 17:13 WIB

Julo Hadirkan Sistem Poin Rewards Guna Memperkaya Proposisi Kartu Kredit Virtual

JULO Luncurkan Program Loyalitas Unik untuk Optimalkan Layanan Sebagai Kartu Kredit Virtual.
Pengguna Julo sekarang dapat memperoleh dan menukarkan poin. (Sumber: julo)
Techno13 November 2024, 17:00 WIB

LG Display Pamerkan Layar yang Bisa Meregang Pertama di Dunia

Layar baru LG dapat diregangkan dari 12-18 inci.
Layar yang dapat diregangkan dari LG Display. (Sumber: LG)