Techverse.asia - Belakangan ramai di media sosial tentang temuan mikroplastik dalam air hujan di sejumlah wilayah di Indonesia. Dilihat dari sudut pandang medis, paparan akan mikroplastik enggak cuma mengandung risiko bagi organ dalam tubuh, namun juga bisa memberikan dampak serius pada kesehatan kulit kita.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di RS PKU Muhammadiyah Gamping Yogyakarta sekaligus dosen di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Nafiah Chusniyati menerangkan, mikroplastik sendiri adalah partikel plastik yang berukuran sangat kecil yang kekinian sudah tersebar di beragam elemen lingkungan, seperti air, tanah, hingga udara.
"Partikel ini bisa ikut dalam siklus air dan menempel di kulit manusia ketika turun hujan," paparnya.
Baca Juga: IKEA Play: Ajak Orang Tua Ciptakan Kamar Anak yang Menginspirasi
Mikroplastik yang ada di udara akan mengikuti siklus air, lanjut dia, sehingga ketika hujan turun, partikel tersebut bisa mengenai kulit kita. Mikroplastik pada dasarnya bersifat alergen atau iritan, khususnya bagi orang yang sensitif atau pernah terpapar sebelumnya.
Paparan itu bisa menimbulkan reaksi peradangan pada kulit, seperti kemerahan, gatal, hingga lenting berair yang akan muncul beberapa hari usai terpapar mikroplastik. Sebab, mikroplastik bisa bertindak sebagai iritan, jadi penyakit yang muncul bisa berupa dermatitis, baik dermatitis atopik maupun numularis.
"Saat mantel kulit kita terganggu, maka bakteri pun akan jauh lebih mudah masuk sehingga menimbulkan infeksi seperti impetigo atau folikulitis," katanya.
Mikroplastik enggak hanya berdampak secara jangka pendek saja, tapi juga bisa berpotensi menyebabkan kerusakan jangka panjang pada struktur kulit manusia, utamanya pada kolagen, protein penting yang menjaga kekenyalan dan elastisitas kulit. Mikroplastik dapat tembus ke lapisan dalam kulit yang bisa mengganggu fungsi kolagen.
Baca Juga: Ducati Umumkan Hypermotard V2, Gendong Mesin Berkapasitas 890CC
"Akibatnya kulit akan menjadi kering, elastisitas menurun, dan muncul tanda-tanda penuaan seperti kerutan lebih cepat tampak," kata dia.
Paparan mikroplastik dengan konsentrasi tinggi dan terus menerus bahkan bisa mencapai DNA sel kulit, sehingga dalam waktu jangka panjang akan berpotensi memicu perubahan seluler yang dapat menyebabkan kanker kulit, walau pun prosesnya berlangsung sangat lama.
Guna mencegah dampak buruk tersebut, dia berpesan kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan kulit sekaligus mengurangi sumber mikroplastik dalam kehidupan kita sehari-hari. Langkah paling dasar yang bisa dilakukan adalah memastikan fungsi barier kulit tetap baik dengan memakai pembersih yang lembut atau gentle cleanser.
"Hindari pemakaian sabun dengan kandungan alkohol tinggi atau antiseptik secara berlebihan karena bisa mengikis lemak pelindung kulit," tambahnya.
Baca Juga: 4 Skincare dari Elsheskin untuk Perawatan Kulit Saat Musim Hujan
Setelah mandi, dianjurkan untuk menggunakan pelembap juga supaya kulit tetap lembap serta berfungsi secara optimal sebagai pelindung alami tubuh. Selain melakukan perawatan diri, dia juga mengingatkan pentingnya untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan pilih bahan plastik yang lebih aman seperti HDPE, PET, dan PP.
"Hindari juga produk perawatan kulit (skin care) yang mengandung mikroplastik, seperti scrub dengan partikel sintetis. Pakai saja bahan yang alami sebagai alternatifnya, misalkan garam atau kopi," ujarnya.
Sementara itu, dilansir dari laman Badan Riset dan Invoasi Nasional (BRIN) Indonesia, secara umum, mikroplastik terbagi dalam dua jenis yakni mikroplastik primer dan mikroplastik sekunder. Mikroplastik primer adalah partikel yang sejak awal berukuran kecil seperti microbeads dalam produk kosmetik serta pembersih.
Baca Juga: Musim Hujan Telah Tiba, Simak 6 Tips Memilih Jas Hujan yang Berkualitas
"Sedangkan mikroplastik sekunder yang bersumber dari pecahan plastik ukutan besar seperti botol minum, jaringan nelayan, atau kantong plastik," tambah Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Aji Muhawarman.