Dampak Merokok Menurut WHO, Lebih Cepat 5,5 Tahun Alami Penurunan Daya Penglihatan Dan Katarak

Uli Febriarni
Jumat 21 Oktober 2022, 19:47 WIB
larangan merokok / freepik

larangan merokok / freepik

Sebuah laporan singkat baru menemukan, bahwa perokok dapat mengembangkan degenerasi makula selama 5,5 tahun lebih awal daripada orang non-perokok.

Degenerasi makula menyebabkan pandangan sentral orang yang mengalaminya menjadi kabur, sehingga menyulitkan mereka untuk melakukan tugas sehari-hari seperti membaca atau mengemudi. Laporan ini diumumkan oleh World Health Organization (WHO) bersama dengan Badan Internasional untuk Pencegahan Kebutaan Universitas Newcastle.

Kepala Manajemen Pengetahuan, dari Badan Internasional untuk Pencegahan Kebutaan, Jude Stern mengatakan, orang yang tinggal dengan pengguna tembakau dua kali lebih mungkin untuk mengembangkan degenerasi makula sebagai seorang perokok pasif.

“Merokok meningkatkan risiko Anda mengalami masalah kondisi mata yang serius dan kehilangan penglihatan permanen. Berhenti merokok dan melakukan tes mata secara teratur, dapat membantu meningkatkan kesehatan mata dan mencegah kehilangan penglihatan yang dapat dihindari”, kata dia, dikutip pada Jumat (21/10/2022). 

Laporan tersebut juga menyoroti, penggunaan tembakau meningkatkan risiko terkena katarak. Setelah katarak berkembang, satu-satunya cara untuk memulihkan penglihatan adalah operasi pengangkatan dan penggantian lensa yang keruh.

Sekitar 94 juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan penglihatan jarak sedang atau berat atau kebutaan karena katarak yang tidak tertangani. 

Sementara itu, rokok elektrik juga tidak kemudian menghilangkan dampak tersebut sama sekali. Penggunaan rokok elektrik dapat meningkatkan produksi radikal bebas, yang merusak DNA juga dapat menyebabkan katarak.

Kepala Unit Tanpa Tembakau di Organisasi Kesehatan Dunia, Vinayak Prasad mengatakan, penggunaan rokok elektrik dapat mengurangi aliran darah ke mata, mengubah fungsi retina dan menyebabkan peningkatan risiko terkena kanker mata.

“WHO mendesak semua orang untuk tidak menggunakan tembakau dan rokok elektrik untuk melindungi kesehatan mereka secara keseluruhan, termasuk kesehatan mata,” ujarnya. 

Apa Itu Katarak?

Katarak adalah proses degeneratif berupa kekeruhan di lensa bola mata, sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan penglihatan sampai kebutaan.

Laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengungkap, kekeruhan yang terjadi pada mata penderita katarak disebabkan oleh terjadinya reaksi biokimia yang menyebabkan koagulasi protein lensa.

Sebelum laporan dari WHO di atas tadi terpublikasi, selama ini kita mengetahui Katarak bisa terjadi secara kongenital (katarak sejak lahir). Meski pada umumnya, katarak terjadi karena proses degenerasi yang berhubungan dengan penuaan; trauma dan induksi dari obat-obatan (steroid, klorpromazin, alupurinol, amiodaron); komplikasi dari kondisi sistemik seperti diabetes mellitus atau penyakit mata seperti glukoma dengan uveitis.

Apa Saja Gejala Katarak?

Katarak terjadi secara perlahan. Awalnya, kekeruhan pada lensa hanya terlihat tipis sampai-sampai penderitanya tidak menyadari itu. Semakin lama, lapisan katarak akan menebal, baru kemudian menimbulkan keluhan.

Saat mengalami katarak, penderitanya akan mengalami rasa tidak nyaman, seperti penglihatan kabur atau berkabut; silau jika melihat cahaya yang terang; sulit melihat jelas pada malam hari; bila menggunakan kacamata, maka ukurannya akan sering berubah serta beberapa gejala lain. 

Merokok Jadi Faktor Risiko Katarak

Katarak bisa disebabkan karena kongenital (bawaan lahir) dan katarak senilis (proses penuaan). 

  • Katarak kongenital dikaitkan dengan ibu yang terinfeksi campak dan rubella saat mengandung. Namun, dapat juga disebabkan oleh keturunan, infeksi, masalah metabolik, diabetes, reaksi obat, dan lainnya.
  • Katarak yang disebabkan oleh proses penuaan (Katarak Senilis), terjadi akibat perubahan protein pada lensa. Perubahan komposisi serta jumlah protein pada lensa inilah yang menyebabkan kekeruhan pada lensa dan mengurangi cahaya yang masuk ke retina.

Laman Klinik Mata Nusantara menjelaskan, katarak senilis umumnya dapat terjadi sejak usia 40 tahun. Namun bila terdapat faktor lain, tidak menutup kemungkinan untuk terjadi katarak pada mereka yang umurnya lebih muda dari itu.

Selain karena faktor trauma atau cedera terhadap mata, katarak dapat terjadi karena:
1. Penggunaan obat-obatan jangka panjang,
2. Pernah menjalani operasi mata,
3. Penyakit diabetes mellitus,
4. Kebiasaan merokok dan minum minuman keras,
5. Memiliki keluarga dengan riwayat katarak lebih muda,
6. Pola makan yang tidak sehat dan kurang gizi.

Dari sejumlah faktor penyebab mempercepat terjadinya katarak itu, mana yang kerap kamu lakukan? Ayo segera ubah kebiasaan itu, supaya mata sehat lebih lama

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)
Hobby17 Desember 2025, 18:36 WIB

Review Avatar Fire and Ash: Konflik Keluarga yang Berlapis dan Kritik Ekologis

Dibanding pendahulunya, film baru ini lebih banyak menyuguhkan aksi dan tentunya visual yang akan membuat mata penonton terbelalak.
Varang adalah pemimpin dari Suku Ash (Mangkwan). (Sumber: 20th Century Studios)
Techno17 Desember 2025, 15:59 WIB

Garmin InReach Mini 3 Plus: Komunikator Satelit dengan Fitur Berbagi Suara, Teks, dan Foto

Perangkat komunikasi yang membantu penjelajah tetap terhubung dengan orang-orang saat berpetualang di luar jangkauan sinyal telepon seluler.
Garmin InReach Mini 3 Plus. (Sumber: Garmin)
Lifestyle17 Desember 2025, 11:25 WIB

Satu Dekade Berkiprah di Industri Kreatif, Tahilalats Selenggarakan Ben's Backyard

Ini lokasi acaranya dan tanggal berlangsungnya, yuk kunjungi.
Tahilalats menggelar event Ben's Backyard di mall Bintaro Jaya Xchange, Tangerang, Banten. (Sumber: dok. tahilalats)
Techno17 Desember 2025, 10:29 WIB

Ayaneo Pocket Play: Perpaduan Smartphone Sekaligus Perangkat Gaming Genggam

Pocket Play dapat digeser keluar untuk menampilkan tombol ABXY, dua touchpad, dan D-pad.
Ayaneo Pocket Play. (Sumber: Ayaneo)
Startup17 Desember 2025, 10:11 WIB

BII Investasi Langsung ke Xurya, Siap Danai Startup Climatech di Asia Tenggara

Britisih International Investment berkomitmen untuk menginvestasikan £308 juta untuk pendanaan iklim di Asia Tenggara.
Ilustrasi panel surya dari Xurya.
Techno17 Desember 2025, 08:47 WIB

Spotify Menambahkan Fitur Prompted Playlist, Baru Tersedia di Selandia Baru

Fitur anyar ini memungkinkan membuat daftar putar lagu menurut instruksi tersebut dan riwayat mendengarkan pengguna.
Prompted Playlist memungkinkan mengontrol AI Spotify dengan memberi tahu apa yang ingin didengarkan. (Sumber: Spotify)
Lifestyle15 Desember 2025, 17:39 WIB

52% Konsumen Indonesia Secara Dominan Berbelanja Melalui Social Commerce

DoubleVerify Mengungkap Perilaku Konsumen dalam Sosial Media pada Laporan 2025 Global Insights 'Walled Gardens'
Ilustrasi social commerce. (Sumber: istimewa)
Techno15 Desember 2025, 17:29 WIB

Meta Desain Ulang Facebook, Apa Saja yang Berubah?

Meta mencoba membuat Facebook menjadi lebih baik dengan menyederhanakan beberapa hal.
Ilustrasi Facebook Marketplace. (Sumber: Meta)
Techno15 Desember 2025, 17:07 WIB

Spek Lengkap Huawei Mate X7, Ada Model Collector Edition

Perangkat ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga merupakan bukti ketahanan yang luar biasa.
Huawei Mate X7. (Sumber: Huawei)