Belajar dari Kematian Mendadak Atlet di Yogyakarta, Ini Pentingnya Ada AED di Tempat Umum

Uli Febriarni
Kamis 04 Juli 2024, 15:01 WIB
Automated External Defibrillator (Sumber: iStock)

Automated External Defibrillator (Sumber: iStock)

Berita yang belakangan ini menghangat adalah perihal kematian mendadak yang dialami oleh atlet badminton China, Zhang Zhi Jie, saat mendiang sedang mengikuti turnamen bulutangkis Kejuaraan Junior Asia, di Yogyakarta.

Saat itu, Zhang Zhi Jie sedang tengah menghadapi Kazuma Kawamo dari Jepang dan sempat jatuh dalam posisi tengkurap, dan kejang-kejang di lapangan.

Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) mengumumkan penyebab kematian atlet berusia 17 tahun itu adalah akibat serangan jantung.

Melansir dari Reuters, Juru Bicara PBSI, Broto Happy, menyatakan bahwa kesimpulan pemeriksaan dan perawatan korban dari dua rumah sakit menunjukkan hasil yang sama, yakni korban mengalami serangan jantung mendadak.

Baca Juga: Phil Schiller dari Apple Akan Bertugas sebagai Pengamat Dewan OpenAI

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah dr. Utojo Lubiantoro, SpJP (K) mengatakan, kasus di atas menjadi pelajaran bagi tenaga kesehatan tentang pentingnya alat AED (Automated External Defibrillator) sebagai pertolongan pertama untuk menyelamatkan nyawa.

"Ketika seorang atlet mengalami kolaps, alat tersebut langsung dapat mendeteksi kelainan irama jantung yang terjadi, sehingga penanganan yang tepat dapat dilakukan untuk mencegah kematian pada atlet tersebut," kata dia, seperti diakses dari Antara, Kamis (4/7/2024).

Utojo mengatakan alat ini perlu ada di setiap fasilitas umum, terlebih pada fasilitas olahraga yang kerap mengadakan turnamen dengan intensitas tinggi.

AED adalah sebuah alat medis, yang berfungsi untuk menganalisis dan memberikan kejutan listrik secara otomatis, kepada seseorang yang mengalami henti jantung. Alat ini dapat membantu mengembalikan irama jantung sesuai dengan kebutuhan.

Utojo menjelaskan, alat yang ditempel pada tubuh pasien ini berfungsi sebagai rekam jantung EKG, yang bisa mendeteksi bagaimana ritme jantung pasien, sehingga petugas kesehatan bisa menganalisa langkah penanganan selanjutnya.

Jika ada gangguan pada irama jantung, maka harus dilakukan kejut jantung dengan defibrillator.

"Tidak semua aritmia dikejut listrik, hanya ketika ondisi Fibrilasi atau Takikardia Ventrikel. Kalau flat, baru RJP (resusitasi jantung paru), masuk alat bantu nafas, ventilator seterusnya, itu hanya berlaku 5-10 menit pertama," ungkap Utojo.

Penanganan yang cepat dapat menyelamatkan nyawa, karena jika lewat dari itu, akan terjadi kerusakan otak dan kematian batang otak.

Baca Juga: Ponsel Oppo Reno12 Series Kantongi Banyak Fitur AI, Foto Mata Tertutup Bisa Diubah Jadi Terbuka

Baca Juga: Oppo A3 Pro 5G Memiliki 3 Fitur Berbasis Kecerdasan Buatan, Apa Saja?

(ilustrasi) Pertolongan pertama pada kematian mendadak (sumber: freepik)

Jika dalam situasi darurat di tempat umum menemukan seseorang yang jatuh pingsan mendadak, Utojo menyarankan untuk melakukan deteksi kedaruratan, seperti mengecek denyut nadi, dan menggunakan alat AED untuk deteksi irama jantung.

Dalam keterangannya, ia juga mengatakan kematian mendadak pada atlet muda bisa dicegah dengan rutin melakukan skrining, terutama pada masalah kelainan jantung.

Deteksi kelainan jantung dapat diketahui secara dini melalui pemeriksaan ekokardiografi atau USG jantung dan EKG rekam jantung.

"Kematian mendadak sebagian besar, sekitar 70 persen, karena kelainan dari jantung, meskipun tidak selalu. Maka screening kesehatan jantung pada setiap atlet menjadi penting rutin dilakukan, untuk menghindari kematian mendadak," sambungnya.

Pada atlet muda, kejadian mati mendadak di lapangan sebagian besar disebabkan karena kelainan jantung bawaan atau genetik, berupa Kardiomiopati Hipertrofi atau kondisi otot jantung yang menebal.

Pada seseorang yang memiliki kelainan ini disarankan tidak melakukan olahraga berat, karena dapat menyebabkan gangguan irama jantung (aritmia) yang fatal, biasanya berupa Fibrilasi atau Takikardia Ventrikel.

Baca Juga: Lebih Dekat dengan Pelanggan, Aion Y Plus Dipajang di 3 Pusat Perbelanjaan Ini

Utojo menerangkan, pada seseorang yang mengalami kelainan jantung genetik pada level yang ringan tidak perlu diobati, namun jika pada level yang sedang hingga berat memiliki potensi komplikasi. Tidak hanya mati mendadak tapi juga jantung membesar atau gagal jantung.

Baca Juga: iPhone Masuk Jajaran Ponsel Vintage Apple

Deteksi dini dengan tes treadmill akan menentukan pasien tersebut memiliki risiko mati mendadak, karena ada gangguan fungsi jantung sehingga tidak diperkenankan menjadi atlet, olahraga terlalu berat dan harus ada perubahan gaya hidup.

"Olahraga boleh tapi nggak boleh yang berat, ada perubahan gaya hidup. Kalau kategorinya sudah berat kita sarankan jangan jadi atlet," tandas Utojo.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)
Hobby17 Desember 2025, 18:36 WIB

Review Avatar Fire and Ash: Konflik Keluarga yang Berlapis dan Kritik Ekologis

Dibanding pendahulunya, film baru ini lebih banyak menyuguhkan aksi dan tentunya visual yang akan membuat mata penonton terbelalak.
Varang adalah pemimpin dari Suku Ash (Mangkwan). (Sumber: 20th Century Studios)
Techno17 Desember 2025, 15:59 WIB

Garmin InReach Mini 3 Plus: Komunikator Satelit dengan Fitur Berbagi Suara, Teks, dan Foto

Perangkat komunikasi yang membantu penjelajah tetap terhubung dengan orang-orang saat berpetualang di luar jangkauan sinyal telepon seluler.
Garmin InReach Mini 3 Plus. (Sumber: Garmin)
Lifestyle17 Desember 2025, 11:25 WIB

Satu Dekade Berkiprah di Industri Kreatif, Tahilalats Selenggarakan Ben's Backyard

Ini lokasi acaranya dan tanggal berlangsungnya, yuk kunjungi.
Tahilalats menggelar event Ben's Backyard di mall Bintaro Jaya Xchange, Tangerang, Banten. (Sumber: dok. tahilalats)
Techno17 Desember 2025, 10:29 WIB

Ayaneo Pocket Play: Perpaduan Smartphone Sekaligus Perangkat Gaming Genggam

Pocket Play dapat digeser keluar untuk menampilkan tombol ABXY, dua touchpad, dan D-pad.
Ayaneo Pocket Play. (Sumber: Ayaneo)
Startup17 Desember 2025, 10:11 WIB

BII Investasi Langsung ke Xurya, Siap Danai Startup Climatech di Asia Tenggara

Britisih International Investment berkomitmen untuk menginvestasikan £308 juta untuk pendanaan iklim di Asia Tenggara.
Ilustrasi panel surya dari Xurya.
Techno17 Desember 2025, 08:47 WIB

Spotify Menambahkan Fitur Prompted Playlist, Baru Tersedia di Selandia Baru

Fitur anyar ini memungkinkan membuat daftar putar lagu menurut instruksi tersebut dan riwayat mendengarkan pengguna.
Prompted Playlist memungkinkan mengontrol AI Spotify dengan memberi tahu apa yang ingin didengarkan. (Sumber: Spotify)
Lifestyle15 Desember 2025, 17:39 WIB

52% Konsumen Indonesia Secara Dominan Berbelanja Melalui Social Commerce

DoubleVerify Mengungkap Perilaku Konsumen dalam Sosial Media pada Laporan 2025 Global Insights 'Walled Gardens'
Ilustrasi social commerce. (Sumber: istimewa)
Techno15 Desember 2025, 17:29 WIB

Meta Desain Ulang Facebook, Apa Saja yang Berubah?

Meta mencoba membuat Facebook menjadi lebih baik dengan menyederhanakan beberapa hal.
Ilustrasi Facebook Marketplace. (Sumber: Meta)
Techno15 Desember 2025, 17:07 WIB

Spek Lengkap Huawei Mate X7, Ada Model Collector Edition

Perangkat ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga merupakan bukti ketahanan yang luar biasa.
Huawei Mate X7. (Sumber: Huawei)