Konservasi Salamander Raksasa China Butuh Teknik Khusus, Ada Polisi Dipecat Karena Makan 'Si Fosil Hidup' Ini

Uli Febriarni
Senin 12 September 2022, 11:15 WIB
a chinese giat salamander / ZSL London Zoo

a chinese giat salamander / ZSL London Zoo

Amfibi salamander raksasa China (Andrias davidianus) disebutkan sebagai salamander terbesar. Bisa tumbuh hingga 1,8 meter dan berat hingga 54kg, spesies ini berstatus hewan terancam punah. Karena banyak ditangkap untuk diolah menjadi hidangan mewah dan eksotis. Para ilmuwan menyebutkan, hewan ini perlu dilakukan upaya konservasi.

Salamander raksasa sebelumnya pernah ditemukan di sejumlah tempat di China bagian tengah, timur dan selatan. Salamander raksasa, yang hidup di sungai-sungai air tawar, dulunya mudah ditemukan di China. Menangkap salamander raksasa di alam liar dilarang secara hukum. Namun, upaya konservasi yang tidak tepat juga tidak sepenuhnya baik untuk hewan ini. 

Kementerian Pertanian negara tirai bambu sempat melepaskan salamander raksasa ke alam liar, namun upaya itu ditentang para ahli. Pasalnya, melepaskan salamander kembali ke alam liar tanpa memperhitungkan perbedaan genetik, dapat menimbulkan risiko yang besar.

Konservasi Salamander Raksasa Butuh Teknologi Khusus

Dari laman Zoological Society of London (ZSL), Profesor Samuel Turvey mengatakan penurunan salamander di alam adalah sebuah bencana. Pihaknya berharap, pemahaman terbaru tentang keragaman spesies ini dapat mendukung keberhasilan konservasi. Tetapi langkah darurat diperlukan untuk melindungi populasi salamander raksasa yang kemungkinan masih ada.

“Eksploitasi salamander raksasa yang berlebihan untuk konsumsi manusia, telah membawa malapetaka bagi jumlah salamander. Jika tidak ada tindakan konservasi yang terkoordinasi secara cepat, masa depan amfibi terbesar di dunia ini berada dalam bahaya yang sangat serius," sebutnya.

Kurator Amfibi ZSL, Ben Tapley, mengatakan ZSL bekerja sama dengan Border Force untuk mengidentifikasi hewan yang tidak biasa, ia terkejut melihat bahwa hewan yang pada akhirnya sedang mereka konservasi saat ini adalah salamander raksasa China. Ben mengatakan, salamander raksasa China mungkin bukan sesuatu yang cantik bagi semua orang. 

"Saya pernah mendengar mereka digambarkan sebagai gumpalan coklat raksasa dengan mata," tutur Ben.

Namun, salamander raksasa adalah hewan yang unik, sebagai fosil hidup, salamander raksasa China sebagian besar tetap tidak berubah selama jutaan tahun. ZSL merasa mereka menjadi kebun binatang yang istimewa, karena punya kesempatan dapat memperkenalkan spesies ini ke pengunjung. 

Ben mengungkap, dalam budaya Cina, selama ribuan tahun salamander raksasa dianggap telah mengilhami legenda naga Tiongkok, bahkan motif yin-yang yang ikonik. Tetapi rasa yang lezat, --menurut yang pernah memakannya-- yang dimiliki salamander membuat mereka terancam hilang dari bumi. 

Mereka sekarang berada di peringkat nomor dua, dalam daftar amfibi EDGE of Existence ZSL, yang menempatkan spesies unik dan terancam di garis depan perhatian konservasi.

Agar salamander bisa bertahan hidup di ZSL, kebun binatang tersebut menyiapkan tanki sepanjang tiga meter, yang dibuat dengan membutuhkan waktu enam bulan. Sekaligus dirancang untuk meniru lingkungan liar salamander di daerah pegunungan China.

“Menciptakan rumah yang tepat untuk amfibi mana pun adalah proses yang presisi: salamander raksasa Tiongkok membutuhkan suhu rendah, memindahkan sumber air, dan penyesuaian suhu air secara bertahap untuk mencerminkan perubahan musim," kata dia.

“Kami menggunakan informasi yang dikumpulkan selama survei ekstensif ZSL di alam liar untuk menciptakan kembali rumah baru," sebut Ben. 

Polisi di China Dipecat Karena Makan Salamander Raksasa

Upaya konservasi salamander nampaknya tidak omong kosong, pada 2015 seorang kepala polisi di Shenzhen, China dipecat. Musababnya, sejumlah rekan kerjanya memukuli para wartawan, yang menemukan mereka sedang makan salamader raksasa dalam sebuah acara makan-makan mewah.

Wang Yuanping, nama kepala polisi itu, dilaporkan dipecat karena memerintahkan para petugasnya untuk berjaga-jaga di luar restoran dan menghalangi penyelidikan terhadap insiden itu.

Salamander raksasa merupakan hewan yang amat langka dan dilindungi. Namun, polisi setempat mengatakan dalam laman mereka, bahwa yang mereka makan di pesta itu merupakan salamader yang dibesarkan dalam tempat penahanan. Selain itu, Wang membayar acara makan-makan menggunakan uang pribadinya. Namun, Wang tetap dipecat, menurut lembaga kepolisian negara tersebut, apa yang dilakukan Wang dinilai sebagai perbuatan penyalahgunaan atas kekuasaan dan dia melanggar disiplin dengan tipu dayanya.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno17 Desember 2025, 15:59 WIB

Garmin InReach Mini 3 Plus: Komunikator Satelit dengan Fitur Berbagi Suara, Teks, dan Foto

Perangkat komunikasi yang membantu penjelajah tetap terhubung dengan orang-orang saat berpetualang di luar jangkauan sinyal telepon seluler.
Garmin InReach Mini 3 Plus. (Sumber: Garmin)
Lifestyle17 Desember 2025, 11:25 WIB

Satu Dekade Berkiprah di Industri Kreatif, Tahilalats Selenggarakan Ben's Backyard

Ini lokasi acaranya dan tanggal berlangsungnya, yuk kunjungi.
Tahilalats menggelar event Ben's Backyard di mall Bintaro Jaya Xchange, Tangerang, Banten. (Sumber: dok. tahilalats)
Techno17 Desember 2025, 10:29 WIB

Ayaneo Pocket Play: Perpaduan Smartphone Sekaligus Perangkat Gaming Genggam

Pocket Play dapat digeser keluar untuk menampilkan tombol ABXY, dua touchpad, dan D-pad.
Ayaneo Pocket Play. (Sumber: Ayaneo)
Startup17 Desember 2025, 10:11 WIB

BII Investasi Langsung ke Xurya, Siap Danai Startup Climatech di Asia Tenggara

Britisih International Investment berkomitmen untuk menginvestasikan £308 juta untuk pendanaan iklim di Asia Tenggara.
Ilustrasi panel surya dari Xurya.
Techno17 Desember 2025, 08:47 WIB

Spotify Menambahkan Fitur Prompted Playlist, Baru Tersedia di Selandia Baru

Fitur anyar ini memungkinkan membuat daftar putar lagu menurut instruksi tersebut dan riwayat mendengarkan pengguna.
Prompted Playlist memungkinkan mengontrol AI Spotify dengan memberi tahu apa yang ingin didengarkan. (Sumber: Spotify)
Lifestyle15 Desember 2025, 17:39 WIB

52% Konsumen Indonesia Secara Dominan Berbelanja Melalui Social Commerce

DoubleVerify Mengungkap Perilaku Konsumen dalam Sosial Media pada Laporan 2025 Global Insights 'Walled Gardens'
Ilustrasi social commerce. (Sumber: istimewa)
Techno15 Desember 2025, 17:29 WIB

Meta Desain Ulang Facebook, Apa Saja yang Berubah?

Meta mencoba membuat Facebook menjadi lebih baik dengan menyederhanakan beberapa hal.
Ilustrasi Facebook Marketplace. (Sumber: Meta)
Techno15 Desember 2025, 17:07 WIB

Spek Lengkap Huawei Mate X7, Ada Model Collector Edition

Perangkat ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga merupakan bukti ketahanan yang luar biasa.
Huawei Mate X7. (Sumber: Huawei)
Techno15 Desember 2025, 15:32 WIB

Apple Fitness Plus Berekspansi ke 28 Pasar Baru

Untuk bisa menggunakan layanan ini, pengguna harus berlangganan bulanan.
Apple Fitness Plus. (Sumber: Apple)
Techno15 Desember 2025, 15:21 WIB

OpenAI x Disney: Hadirkan Ratusan Karakter ke Sora dan ChatGPT

Karakter Disney akan hadir di Sora, dan konten AI murahan akan ada di Disney Plus.
OpenAI dan Disney bekerja sama untuk menghadirkan karakter Disney ke Sora. (Sumber: OpenAI)