Techverse.asia - Kota Beijing, Chins telah menyelenggarakan event apa yang disebut sebagai lomba lari maraton pertama di dunia yang mana robot menjadi salah satu pesertanya. Di kompetisi lari ini memungkinkan robot bipedal untuk bertanding bersama pelari manusia.
Sebanyak 21 robot humanoid tercatat ikut berkompetisi bersama ribuan manusia. Namun demikian, sepertinya robot humanoid ini masih harus menempuh jalan panjang sebelum dapat mengejar pelari manusia.
Sebab, puluhan robot tersebut, yang dioperasikan oleh operator manusia, sebagian besar kesulitan untuk menyelesaikan lintasan, apalagi menyelesaikan jarak lari sekitar 20 kilometer (km) penuh dalam batas waktu selama empat jam.
Baca Juga: Laporan Unit 42 Global Incident Response 2025: Hampir 44% Insiden Keamanan Melibatkan Web Browser
"(Ada) satu (robot) jatuh di garis start. Kepala (robot) yang lain terlepas dan menggelinding ke tanah. Dan satu lagi (robot) roboh dan hancur berkeping-keping," disadur dari Bloomberg pada Selasa (22/4/2025).
Bloomberg melaporkan bahwa robot pemenang lomba lari maraton itu adalah Tiangong Ultra, yang dibuat oleh lembaga penelitian yang didukung pemerintah China, X-Humanoid, yang sanggup menyelesaikan perlombaan dalam waktu 2 jam dan 40 menit.
Tapi capaian itu bukanlah waktu yang mengesankan bagi manusia - pelari pria pemenang lomba itu menyelesaikan lomba dalam waktu satu jam dua menit, dan merupakan hal yang normal bagi pelari biasa untuk menyelesaikan setengah maraton dalam waktu kurang dari dua jam.
Robot humanoid Tiangong Ultra sendiri masih membutuhkan bantuan manusia untuk bisa menang - khususnya manusia yang berlari di depan dengan alat pemberi sinyal di punggungnya, yang memungkinkan robot meniru gerakannya.
Baca Juga: Ballie: Robot Asisten Pribadi untuk Rumah Bertenaga Google Gemini
Sedangkan, sebagian besar robot lainnya dikendalikan dari jarak jauh, dengan operator manusia berlari di samping mereka. Setiap robot lainnya membutuhkan setidaknya tiga jam untuk menyelesaikan lomba lari maraton ini dan hanya empat robot secara total yang berhasil menyelesaikan lomba sebelum batas waktu empat jam.
Bahkan dilaporkan beberapa robot nyaris tidak berhasil melewati garis start - misalnya, Shennong menjegal pelari pendukung manusia, lalu menabrak pagar dan hancur. Pada satu titik, Little Giant (pesaing terpendek, dengan tinggi sekitar 76 cm), berhenti saat asap keluar dari kepalanya.
Event lomba lari Beijing E-Town Humanoid Robot Half Marathon ini menampilkan robot yang dibuat oleh perusahaan-perusahaan China, serta kelompok-kelompok mahasiswa. Misal, Robot G1 milik perusahaan Unitree jatuh di garis start, tetapi mereka menyatakan bahwa kliennya telah menggunakan robot tersebut tanpa algoritmanya.
Baca Juga: BMW Group Mulai Menggunakan Robot Anjing untuk Pantau Proses Produksi
Bersama dengan Tiangong Ultra, yang berlari sekitar 1,2 km per jam, pelari robot tersebut termasuk N2 milik Noetix Robotics, robot yang terinspirasi dari Gundam, hingga bot yang 'berpenampilan perempuan' bernama Huan Huan. Banyak dari robot-robot tersebut mengenakan sepatu lari manusia.
Untuk dapat ikut berkompetisi, robot setidaknya harus memiliki penampilan seperti manusia dan berlari dengan dua kaki. Mereka juga harus berlari di jalur yang terpisah dan berpagar dari manusia, dengan waktu mulai yang berbeda untuk mengurangi risiko mereka bertabrakan.
Para tim yang berkompetisi pun diizinkan untuk melakukan pertukaran baterai (Tiangong Ultra dilaporkan menyelesaikan lomba dengan baterai ketiganya) dan bahkan mengganti robot mereka di tengah perlombaan dengan pemain pengganti, meskipun hal itu disertai dengan penalti waktu.
Kepala Teknologi X-Humanoid Tang Jiang mengatakan bahwa mereka tak ingin tinggi hati atas pencapaian tersebut. "Saya tidak ingin menyombongkan diri, tetapi saya rasa tidak ada perusahaan robotika lain di (negara-negara) Barat yang mampu menyamai prestasi olahraga Tiangong Ultra ini," ujarnya.
Baca Juga: Hyundai Pamerkan Robot Pengiriman: Bisa Melayani Makan dan Minum Tamu di Hotel