Yang Bisa Dilakukan Perusahaan untuk Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca

Uli Febriarni
Senin 29 Januari 2024, 17:33 WIB
(ilustrasi) emisi karbon (Sumber: freepik)

(ilustrasi) emisi karbon (Sumber: freepik)

Perubahan iklim adalah ancaman besar bagi Asia Tenggara dan berisiko menekan potensi pertumbuhan ekonomi, jika negara-negara di dalamnya tidak dapat menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan upaya pengurangan emisi.

Tantangan ini semakin mendesak pada tahun ini, karena Asia Tenggara diproyeksi menjadi salah satu kawasan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.

Mitigasi iklim di Asia Tenggara menjadi penting, karena rencana pembangunan ekonomi di wilayah ini; seperti pembangunan megapolis (megacity) dan perluasan lahan pertanian, menghasilkan emisi gas rumah kaca yang signifikan.

Analisis yang dipublikasikan East Ventures mengungkap, keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis saling berkaitan. Demikian dikutip pada Senin (29/1/2024).

Bisnis dari semua industri membutuhkan ekonomi yang stabil, keadilan sosial, pemberantasan kemiskinan, dan ekosistem yang sehat. Di tengah perlambatan ekonomi global, strategi pertumbuhan berkelanjutan menjadi penting untuk memastikan bisnis tetap bertahan.

Baca Juga: Fossil Setop Produksi Jam Tangan Pintar?

Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, baru-baru ini mencapai tonggak penting dalam perdagangan karbon dengan meluncurkan bursa karbon ‘IDX Carbon’, pada September 2023.

Bursa karbon ini menggunakan mekanisme cap and trade untuk mendorong perusahaan menyusun rencana dekarbonisasi yang efektif.

"Kemajuan ini menyoroti pentingnya pengungkapan emisi yang tepat. Pengungkapan emisi karbon seringkali masih terhambat oleh akses data yang kurang dan infrastruktur pelaporan yang tidak memadai," tulis mereka.

Dengan demikian, perusahaan perlu menghitung dan mengungkap emisi mereka. Hal ini penting tidak hanya untuk kepatuhan, tetapi juga untuk memastikan upaya dekarbonisasi efektif terhadap target bisnis dan net zero.

"Data jejak karbon dapat mengungkap peluang perbaikan, penghematan biaya, mendorong inovasi, serta meningkatkan transparansi pada rantai pasokan dan kerja sama antar pemangku kepentingan," lanjut publikasi tersebut.

Cara Mengurangi Emisi Karbon

Ada beberapa inisiatif yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengurangi emisi. Antara lain menggunakan teknologi hemat energi, transportasi ramah lingkungan, menerapkan langkah-langkah pengurangan limbah, membangun rantai pasokan berkelanjutan, berinvestasi dalam proyek offset karbon, dan inovasi teknologi.

Namun, pendekatan strategis juga diperlukan untuk bisa mengurangi emisi karbon. Untuk itu, berikut beberapa langkah yang bisa ditempuh perusahaan sebagai cara mengurangi emisi karbon:

  1. Menghitung baseline GHG

Proses ini menggunakan alat seperti kalkulator GHG, untuk mengukur total gas rumah kaca (GRK) yang dihasilkan dari seluruh aktivitas perusahaan. Termasuk konsumsi energi, transportasi, proses produksi, dan lainnya.

Baseline GHG berfungsi sebagai pengukuran awal emisi perusahaan yang dapat dibandingkan dengan emisi masa depan.

  1. Tinjau langkah selanjutnya dan buat rencana pengurangan

Perusahaan perlu mengevaluasi data emisi untuk menentukan area spesifik yang perlu diprioritaskan untuk pengurangan emisi. Tinjauan ini menjadi dasar pengambilan keputusan, sehingga perusahaan dapat memberikan prioritas pada upaya pengurangan berdasarkan potensi dampaknya.

  1. Hitung ulang emisi gas rumah kaca setelah jangka waktu tertentu

Perusahaan harus meninjau efektivitas upaya pengurangan karbon dari waktu ke waktu.

Penghitungan ulang secara berkala terhadap emisi gas rumah kaca, sangat penting untuk memantau progres dalam mencapai target pengurangan emisi.

Baca Juga: Patuhi DMA, Apple Lakukan Perubahan pada 3 Perangkat Lunaknya

Pendekatan yang sistematis memastikan transparansi dan akuntabilitas perusahaan terhadap target yang telah ditetapkan.

Tinjauan ini juga diperlukan agar perusahaan dapat menyesuaikan strategi mereka berdasarkan wawasan terbaru dan lanskap operasional yang terus berubah.

Jejak Karbon dan Emisi gas Gumah Kaca Saling Terkait

Sebagai pengingat, Perjanjian Paris (Paris Agreement) 2015 menandai sebuah pergeseran paradigma tentang perubahan iklim; ada peralihan dari tanggung jawab individu ke perusahaan.

Sebelum kesepakatan ini, 'jejak karbon' umumnya mengacu pada emisi individu. Namun, kini, perusahaan wajib bertanggung jawab atas emisi gas rumah kaca yang mereka hasilkan.

Jejak karbon dan emisi gas rumah kaca saling terkait, walaupun keduanya berbeda.

Emisi gas rumah kaca adalah gas-gas di atmosfer yang dapat menahan panas matahari, seperti karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (N2O), metana (CH4), dan freon.

Baca Juga: Koleksi Levi’s x Gundam SEED: Menangkap Keindahan Galaksi dan Gagahnya Gundam dari Era Kosmik

Di sisi lain, jejak karbon adalah total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan secara langsung dan tidak langsung oleh individu, organisasi, peristiwa, atau produk dari setiap tahap siklus hidupnya. Keduanya diukur dalam setara karbon dioksida (CO2e).

Sebanyak 196 pihak, termasuk pimpinan negara terkemuka di dunia, berjanji untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, dengan tujuan membatasi kenaikan suhu global di bawah 1,5°C. Komitmen ini memerlukan pemangkasan drastis emisi global, sebesar 45% pada 2030 dan mencapai emisi nol bersih (net zero) pada 2050.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno05 Desember 2025, 21:03 WIB

Spek Lengkap Tecno Megabook K15S, Tersedia Opsi Cip Intel atau AMD

Sejauh ini laptop tersebut baru dipasarkan di Prancis.
Tecno Megabook K15S. (Sumber: Tecno)
Lifestyle05 Desember 2025, 19:08 WIB

G-SHOCK Meluncurkan G-STEEL Modern Industrial Terbaru dengan Desain Logam Presisi

Perpaduan kontemporer antara kesederhanaan, keindahan, dan ketangguhan G-SHOCK
G-SHOCK G-STEEL Modern Industrial. (Sumber: Casio)
Techno05 Desember 2025, 18:29 WIB

Cara Cek Informasi Lengkap Pengguna Akun X/Twitter

X resmi meluncurkan fitur ‘Tentang akun ini’ ke profil pengguna.
Ilustrasi X/Twitter. (Sumber: Unsplash)
Hobby05 Desember 2025, 17:38 WIB

Gim Red Dead Redemption Resmi Tersedia di Netflix, Bisa Main di HP

Netflix meluncurkan versi Red Dead Redemption yang ramah seluler.
Red Dead Redemption. (Sumber: Rockstar Games)
Techno05 Desember 2025, 17:13 WIB

Spotify Wrapped 2025 Tambahkan Selusin Fitur Baru, Apa Saja?

Spotify Wrapped 2025 telah hadir dan kini menjadi sebuah kompetisi?
Spotify Wrapped 2025. (Sumber: Spotify)
Automotive05 Desember 2025, 16:32 WIB

Honda Memperkenalkan Super One Prototype: Mobil Listrik Ukuran Kompak

Menawarkan pengalaman berkendara EV baru yang menciptakan kegembiraan dan menyenangkan.
Honda Super One Prototype. (Sumber: null)
Techno05 Desember 2025, 15:30 WIB

Infinix x Pininfarina Bakal Luncurkan Smartphone Premium: Note 60 Ultra

Kolaborasi Ini Menampilkan Infinix Note 60 Ultra Mendatang yang Dirancang oleh Pininfarina.
Infinix x Pininfarina Note 60 Ultra diproyeksikan rilis 2026. (Sumber: Infinix)
Startup05 Desember 2025, 15:12 WIB

Kargo Technologies Targetkan Punya 2.500 Armada Kendaraan Elektrik pada 2026

Startup logistik ini mengumumkan peralihan 40.000 kendaraan EV untuk membangun "Jalur Sutra Berlistrik" Asia.
Pendiri dan CEO Kargo Technologies Tiger Fang. (Sumber: istimewa)
Techno05 Desember 2025, 14:47 WIB

Cellid Hadirkan 2 Kacamata Pintar Berbasis AR Baru

Kacamata AR nirkabel canggih yang didukung oleh teknologi optik eksklusif.
Cellid Green Monochrome Model. (Sumber: Cellid)
Techno04 Desember 2025, 19:09 WIB

OnePlus akan Luncurkan 3 Gadget Baru, Kapan?

Adapun jajaran gawai yang akan diluncurkan mencakup tablet, smartphone, dan smartwatch.
Jajaran gawai terbaru OnePlus yang akan segera hadir global. (Sumber: OnePlus)