Hasil Survei Pew Research Center: Separuh Orang Dewasa Amerika Serikat Mendukung Pelarangan TikTok

Rahmat Jiwandono
Minggu 02 April 2023, 15:18 WIB
TikTok. (Sumber : freepik)

TikTok. (Sumber : freepik)

Techverse.asia - Sekitar setengah dari warga Amerika Serikat (AS) mendukung pemerintah AS yang melarang TikTok, aplikasi video yang sangat populer yang dimiliki oleh raksasa internet ByteDance yang berbasis di China.

Di tengah pengawasan intensif dan antagonisme terhadap TikTok, sebuah survei yang baru dirilis oleh Pew Research Center menemukan bahwa 50% orang AS mendukung larangan pemerintah AS pada aplikasi tersebut, dengan 22% menentang dan sebagian besar (28%) tidak yakin, menurut laporan survei terbaru dan dirilis yang dilakukan oleh Pew Research Center.

Di antara mereka yang benar-benar menggunakan TikTok, hanya 19% yang mendukung pelarangan aplikasi dengan format video pendek tersebut. Mengingat popularitas TikTok di kalangan remaja, perlu dicatat bahwa survei Pew dilakukan di kalangan orang dewasa AS (mereka yang berusia 18 tahun ke atas).

Baca Juga: Prancis Akan Larang TikTok dan Candy Crush Ada di Smartphone Pegawai Pemerintahan

Orang Amerika Serikat yang mengetahui bahwa TikTok dimiliki oleh ByteDance sangat mungkin mendukung pelarangannya yakni hanya sekitar 60% dari mereka yang disurvei yang mengetahui bahwa perusahaan induk TikTok berbasis di China mendukung pemerintah AS yang melarang aplikasi tersebut, dibandingkan dengan 27% dari mereka yang tidak mengetahui ikatan China dengan TikTok, menurut survei Pew.

Pekan lalu, CEO TikTok Shou Zi Chew melakukan sejumlah upaya agar TikTok tidak dilarang di negeri Paman Sam, itu dia sampaikan sebelum sidang komite DPR pada minggu lalu. Kendati demikian, itu secara luas dilihat sebagai katalis permusuhan politisi Amerika Serikat terhadap aplikasi dan ikatan China-nya - baik di antara Partai Demokrat ataupun Partai Republik.

Seorang analis mengatakan kemungkinan pemerintah AS memberlakukan larangan TikTok, kecuali jika ByteDance menjual saham aplikasi tersebut, meningkat setelah Chew dikritik oleh anggota parlemen Amerika Serikat. Pemerintah China mengatakan akan menentang penjualan paksa TikTok.

Penerima manfaat terbesar dari larangan TikTok AS adalah YouTube, Facebook, Instagram, dan Snapchat, menurut analis. CEO Meta Mark Zuckerberg telah mengidentifikasi TikTok sebagai pesaing utama, dan perusahaan telah secara agresif mendorong fitur video bergaya TikTok yaitu Reels di Instagram dan Facebook.

Tahun lalu, Meta mengonfirmasi bahwa mereka telah mendanai kampanye untuk secara diam-diam menanamkan opini negatif tentang TikTok di media mainstream di AS yang menggambarkan TikTok sebagai ancaman bagi anak-anak.

Baca Juga: CEO TikTok Beri Kesaksian di Depan Anggota Kongres AS: Kami Bukan Agen China

Menurut studi Pew, dukungan untuk larangan pemerintah terhadap TikTok lebih tinggi di antara Partai Republik dan independen yang condong ke Partai Republik daripada di antara Demokrat dan pendukung Demokrat (60% berbanding 43%) — dengan dukungan yang sangat tinggi di kalangan Republikan konservatif (70%) . Di antara Partai Demokrat, mereka yang mengidentifikasi sebagai konservatif atau moderat lebih mendukung larangan (49%) daripada liberal (36%).

Sementara itu, orang Amerika Serikat yang lebih tua jauh lebih mendukung pelarangan platform daripada yang lebih muda: 71% dari mereka yang berusia 65 tahun ke atas mendukungnya, dibandingkan dengan 54% dari mereka yang berusia 50-64 tahun dan kurang dari setengah orang dewasa di bawah 50 tahun. Penduduk AS berumur di bawah 30 tahun adalah satu-satunya kelompok usia di mana lebih banyak orang menentang pelarangan platform (46%) alih-alih mendukungnya (29%).

Survei Pew menemukan bahwa orang AS memiliki kepercayaan terbatas pada perusahaan media sosial Amerika Serikat sendiri, tetapi bahkan lebih waspada terhadap perusahaan media sosial China. Sekitar 88% mengatakan mereka memiliki sedikit atau tidak percaya pada perusahaan media sosial China untuk mematuhi kebijakan privasi mereka dan sebagian besar (87%) juga tidak percaya bahwa perusahaan media sosial China akan menggunakan informasi pribadi mereka dengan cara yang mereka rasa nyaman.

Demikian pula, sebagian besar orang Amerika Serikat juga memiliki sedikit atau tidak ada kepercayaan pada perusahaan media sosial Amerika untuk mengikuti kebijakan privasi (75%) atau menggunakan informasi pribadi mereka dengan cara yang mereka rasa nyaman (78%). Temuan ini didasarkan pada survei terhadap 3.576 orang dewasa AS, yang dilakukan pada 20-26 Maret 2023, menggunakan Panel Tren Amerika dari Pew. Margin kesalahan untuk sampel lengkap adalah +/- dua poin persentase.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)
Hobby17 Desember 2025, 18:36 WIB

Review Avatar Fire and Ash: Konflik Keluarga yang Berlapis dan Kritik Ekologis

Dibanding pendahulunya, film baru ini lebih banyak menyuguhkan aksi dan tentunya visual yang akan membuat mata penonton terbelalak.
Varang adalah pemimpin dari Suku Ash (Mangkwan). (Sumber: 20th Century Studios)
Techno17 Desember 2025, 15:59 WIB

Garmin InReach Mini 3 Plus: Komunikator Satelit dengan Fitur Berbagi Suara, Teks, dan Foto

Perangkat komunikasi yang membantu penjelajah tetap terhubung dengan orang-orang saat berpetualang di luar jangkauan sinyal telepon seluler.
Garmin InReach Mini 3 Plus. (Sumber: Garmin)
Lifestyle17 Desember 2025, 11:25 WIB

Satu Dekade Berkiprah di Industri Kreatif, Tahilalats Selenggarakan Ben's Backyard

Ini lokasi acaranya dan tanggal berlangsungnya, yuk kunjungi.
Tahilalats menggelar event Ben's Backyard di mall Bintaro Jaya Xchange, Tangerang, Banten. (Sumber: dok. tahilalats)
Techno17 Desember 2025, 10:29 WIB

Ayaneo Pocket Play: Perpaduan Smartphone Sekaligus Perangkat Gaming Genggam

Pocket Play dapat digeser keluar untuk menampilkan tombol ABXY, dua touchpad, dan D-pad.
Ayaneo Pocket Play. (Sumber: Ayaneo)
Startup17 Desember 2025, 10:11 WIB

BII Investasi Langsung ke Xurya, Siap Danai Startup Climatech di Asia Tenggara

Britisih International Investment berkomitmen untuk menginvestasikan £308 juta untuk pendanaan iklim di Asia Tenggara.
Ilustrasi panel surya dari Xurya.
Techno17 Desember 2025, 08:47 WIB

Spotify Menambahkan Fitur Prompted Playlist, Baru Tersedia di Selandia Baru

Fitur anyar ini memungkinkan membuat daftar putar lagu menurut instruksi tersebut dan riwayat mendengarkan pengguna.
Prompted Playlist memungkinkan mengontrol AI Spotify dengan memberi tahu apa yang ingin didengarkan. (Sumber: Spotify)
Lifestyle15 Desember 2025, 17:39 WIB

52% Konsumen Indonesia Secara Dominan Berbelanja Melalui Social Commerce

DoubleVerify Mengungkap Perilaku Konsumen dalam Sosial Media pada Laporan 2025 Global Insights 'Walled Gardens'
Ilustrasi social commerce. (Sumber: istimewa)
Techno15 Desember 2025, 17:29 WIB

Meta Desain Ulang Facebook, Apa Saja yang Berubah?

Meta mencoba membuat Facebook menjadi lebih baik dengan menyederhanakan beberapa hal.
Ilustrasi Facebook Marketplace. (Sumber: Meta)
Techno15 Desember 2025, 17:07 WIB

Spek Lengkap Huawei Mate X7, Ada Model Collector Edition

Perangkat ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga merupakan bukti ketahanan yang luar biasa.
Huawei Mate X7. (Sumber: Huawei)