Project Eaden Gunakan Fiber Spinning Untuk Membuat Produk Daging Nabati

Uli Febriarni
Rabu 11 Januari 2023, 19:52 WIB
tampilan depan laman project eaden / project eaden

tampilan depan laman project eaden / project eaden

Bagi kamu yang menerapkan gaya hidup minim konsumsi daging, tentu sudah tidak asing dengan makanan alternatif pengganti. Terkadang, bisa dibilang, produk pengganti daging tersebut bisa disebut dengan daging nabati.

Namun, tak banyak yang bisa memproduksi daging nabati dengan tekstur dan rasa yang pas untuk menggantikan daging.

Project Eaden, mengklaim mereka telah menemukan cara untuk membuat daging nabati yang oke, dengan teknologi pemintalan serat eksklusif. Perusahaan menyebutnya dengan teknologi fiber spinning.

Project Eaden adalah sebuah perusahaan makanan yang terlibat langsung dalam pengembangan dan lisensi teknologi produksi makanan alternatif dan daging.

Apa Itu Pemintalan Serat Eksklusif Atau Fiber Spinning?

Laman Good Food Institute mendefinisikan, fiber spinning adalah sebuah proses yang di saat itu filamen polimer yang diekstruksi atau ditarik secara terus-menerus. Secara bersamaan, filamen itu juga dipadatkan untuk membentuk serat sintetik. 

Sedikitnya ada tiga proses yang mendasari teknologi fiber spinning ini. yaitu pemintalan leleh, pemintalan basah, dan pemintalan kering.

Dalam Project Eaden, mekanisme teknologi pemintalan fiber tersebut diadaptasikan untuk membuat daging nabati.

Salah satu pendiri Project Eaden, David Schmelzeisen mengungkap, serat yang dihasilkan dari proses ini terlihat sangat tipis di permukaan, seperti benang.

Teknologi fibernya ini memilin satu demi satu dan ditumpuk dimasukkan ke dalam mesin yang menyatukan serat menjadi produk jadi.

Schmelzien menilai, jenis teknologi ini menghasilkan produk dengan rasa yang lebih enak dan terlihat seperti daging aslinya.

"Yang utama adalah tekstur," kata Schmelzien, dalam sebuah wawancara kepada Techcrunch, kami kutip pada Rabu (11/1/2023).

Ia menambahkan, perusahaannya membuat serat yang memiliki beberapa komponen bahan. Sehingga ketika konsumen menggigit setiap jutaan serat tersebut, akan terasa seperti daging asli.

"Kami percaya, jika kami dapat membangun perusahaan yang luar biasa dari segi teknologi yang unik, untuk menciptakan sesuatu yang keren," ungkapnya.

Keberhasilan mereka menerapkan teknologi ini pada produk olahan perusahaan asal Berlin ini, membawa Project Eaden meraih pendanaan dari investor sebesar $2,3 juta dolar.

Suntikan dana tambahan itu membuat Project Eaden dapat melanjutkan pegembangan dan mempercepat peluncuran produk pertama mereka, yaitu steak nabati untuk tahun ini.

Schmelzien yakin, teknologi ini lebih terukur dan dapat digunakan menjadi pengganti daging asli. Seperti misalnya daging ayam, babi, dan sapi, selain itu juga ia dapat membuat untuk daging ikan dan makanan laut.

Pembuatan pangan alternatif ini diklaim lebih murah, daripada produk pangan alternatif yang lain, seperti ekstrusi.

Project Eaden, menjadi salah satu dari segelintir perusahaan yang memanfaatkan teknologi fiber spinning, dalam pembuatan pangan nabati dan menggunakan pembiayaan venture capital (modal ventura).

Sebelum Project Eaden, ada Tender (sebelumnya dikenal dengan nama Boston Meats), perusahaan ini mendapatkan pendanaan sekitar $12 juta untuk teknologi fiber spinning yang digunakan, untuk membuat protein nabati yang dibudidayakan dari sel hidup.

Mengenal Project Eaden dan Produknya

Project Eaden didirikan pada awal 2022 oleh seorang materials scientist, David Schmelzeisen bersama Hubertus Bessau, pendiri perusahaan sereal di Jerman; dan mantan manajer perusahaan Zalando Jan Wilmking.

Perusahaan ini memproduksi serat protein nabati yang dapat dimakan. Serupa dengan yang telah digunakan oleh industri tekstil, kedirgantaraan, dan otomotif. Mereka meniru tampilan tekstur dari daging hewan.

Di luar pencapaian Project Eaden dengan fiber spinningnya, ditulis dalam New York Times, perlu diketahui bahwa regulator pangan Amerika Serikat masih mengkaji bagaimana industri protein alternatif akan diberi label dan dapat dipantau.

Sementara itu, skalabilitas dan biaya menjadi beberapa tantangan terbesar terbesar, untuk mengarusutamakan produksi makanan berprotein alternatif.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)
Hobby17 Desember 2025, 18:36 WIB

Review Avatar Fire and Ash: Konflik Keluarga yang Berlapis dan Kritik Ekologis

Dibanding pendahulunya, film baru ini lebih banyak menyuguhkan aksi dan tentunya visual yang akan membuat mata penonton terbelalak.
Varang adalah pemimpin dari Suku Ash (Mangkwan). (Sumber: 20th Century Studios)
Techno17 Desember 2025, 15:59 WIB

Garmin InReach Mini 3 Plus: Komunikator Satelit dengan Fitur Berbagi Suara, Teks, dan Foto

Perangkat komunikasi yang membantu penjelajah tetap terhubung dengan orang-orang saat berpetualang di luar jangkauan sinyal telepon seluler.
Garmin InReach Mini 3 Plus. (Sumber: Garmin)
Lifestyle17 Desember 2025, 11:25 WIB

Satu Dekade Berkiprah di Industri Kreatif, Tahilalats Selenggarakan Ben's Backyard

Ini lokasi acaranya dan tanggal berlangsungnya, yuk kunjungi.
Tahilalats menggelar event Ben's Backyard di mall Bintaro Jaya Xchange, Tangerang, Banten. (Sumber: dok. tahilalats)
Techno17 Desember 2025, 10:29 WIB

Ayaneo Pocket Play: Perpaduan Smartphone Sekaligus Perangkat Gaming Genggam

Pocket Play dapat digeser keluar untuk menampilkan tombol ABXY, dua touchpad, dan D-pad.
Ayaneo Pocket Play. (Sumber: Ayaneo)
Startup17 Desember 2025, 10:11 WIB

BII Investasi Langsung ke Xurya, Siap Danai Startup Climatech di Asia Tenggara

Britisih International Investment berkomitmen untuk menginvestasikan £308 juta untuk pendanaan iklim di Asia Tenggara.
Ilustrasi panel surya dari Xurya.
Techno17 Desember 2025, 08:47 WIB

Spotify Menambahkan Fitur Prompted Playlist, Baru Tersedia di Selandia Baru

Fitur anyar ini memungkinkan membuat daftar putar lagu menurut instruksi tersebut dan riwayat mendengarkan pengguna.
Prompted Playlist memungkinkan mengontrol AI Spotify dengan memberi tahu apa yang ingin didengarkan. (Sumber: Spotify)
Lifestyle15 Desember 2025, 17:39 WIB

52% Konsumen Indonesia Secara Dominan Berbelanja Melalui Social Commerce

DoubleVerify Mengungkap Perilaku Konsumen dalam Sosial Media pada Laporan 2025 Global Insights 'Walled Gardens'
Ilustrasi social commerce. (Sumber: istimewa)
Techno15 Desember 2025, 17:29 WIB

Meta Desain Ulang Facebook, Apa Saja yang Berubah?

Meta mencoba membuat Facebook menjadi lebih baik dengan menyederhanakan beberapa hal.
Ilustrasi Facebook Marketplace. (Sumber: Meta)
Techno15 Desember 2025, 17:07 WIB

Spek Lengkap Huawei Mate X7, Ada Model Collector Edition

Perangkat ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga merupakan bukti ketahanan yang luar biasa.
Huawei Mate X7. (Sumber: Huawei)