Indonesia dan Singapura Memimpin Pendanaan Fintech di Asia Tenggara

Uli Febriarni
Jumat 17 November 2023, 18:38 WIB
ilustrasi uang (Sumber : freepik)

ilustrasi uang (Sumber : freepik)

Laporan Fintech in ASEAN 2023 mendapati, di antara enam negara ASEAN (Singapura, Indonesia, Filipina, Vietnam, Thailand, dan Malaysia), diketahui bahwa Singapura dan Indonesia menyumbang lebih dari 86% total pendanaan financial technology (fintech) dan 80% kesepakatan pendanaan di ASEAN. Ini berarti, Indonesia dan Singapura saat ini memimpin pendanaan fintech di Asia Tenggara.

"Vietnam dan Malaysia mengalami sedikit peningkatan dalam jumlah transaksi pada kuartal ketiga tahun 2023, dengan pertumbuhan masing-masing sebesar enam poin persentase dan empat poin persentase," tulis laporan yang disusun oleh UOB bersama PwC Singapura dan Asosiasi FinTech Singapura itu, dikutip dari laman UOB, Jumat (17/11/2023).

Meski demikian, status pendanaan fintech di kawasan ASEAN itu turun sebesar 70% pada tahun ini (hingga 30 September 2023).

Bahkan, sumbangan Indonesia dari nilai total pendanaan fintech turun dari yang sebelumnya 29% pada 2022 menjadi 27% pendanaan dan 16% dari total kesepakatan, sebagian besar didorong oleh satu kesepakatan besar. Padahal di tahun 2022, ada 22% kesepakatan transaksi disuntik ke fintech Indonesia. 

Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Usaha Warung Kopi Begitu Banyak dan Terus Bertambah

Baca Juga: Ngayogjazz 2023 Usung Tema Handarbeni Hangejazzi, Ini Lokasi dan Daftar Musisinya

Para investor menyoroti penurunan pendanaan FinTech sebagian besar sejalan dengan tren penurunan yang lebih luas di sektor teknologi. Namun melihat ke depan, kemajuan pesat dalam teknologi kecerdasan buatan atau artificial inteliigence (AI) adalah ruang utama yang akan mendorong inovasi FinTech generasi berikutnya.

Pasar yang bergejolak dan prospek ekonomi makro yang tidak menentu, ditengarai menyebabkan jumlah perusahaan FinTech baru yang didirikan di seluruh ASEAN turun menjadi 95 perusahaan pada 2023. Jumlah itu turun lebih dari 75% dibandingkan tahun 2022.

Laporan yang disusun berdasarkan data dari platform Tracxn itu, mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan tahap awal menerima setengah dari total pendanaan fintech sebesar US$1,3 miliar; disalurkan ke enam dari 10 perusahaan dengan pendanaan teratas dalam sembilan bulan pertama tahun 2023.

"Para investor yang disurvei dalam laporan tersebut mengatakan bahwa, bagi mereka, daya tarik utama dalam bidang ini adalah ide-ide baru yang sedang dieksplorasi oleh startup-startup tahap awal dan pengeluaran modal yang lebih kecil," kata laporan itu.

Baca Juga: Baru Raih Pendanaan Seri C, Startup Whale dari Singapura Ekspansi ke Indonesia

Managing Partner Quest Ventures, James Tan, memperkirakan penurunan itu terjadi karena lonjakan pendanaan yang diperoleh fintech pada 2022, di masa itu para venture capital (VC) menahan diri selama pandemi.

"Faktor kedua didorong oleh kebijakan dan kondisi pasar yang baik, startup telah banyak mendatangkan modal dalam satu dekade terakhir. Dengan perubahan kondisi makro, wajar jika perlu mencermati fundamentalnya," kata dia. 

Baca Juga: Pawprints Raih Pendanaan Rp27 Miliar, Tahun Depan Launching Produk Makanan Anjing Insect-Based

Laporan ini juga menemukan pinjaman alternatif menjadi segmen yang memperoleh pendanaan terbanyak untuk kali pertama, dengan nilai $408 juta atau sepertiga dari total pendanaan fintech di ASEAN. Pada 2022, pendanaan fintech masih didominasi oleh sektor pembayaran (39%), sedangkan pinjaman alternatif hanya 10%.

Indonesia tercatat memperoleh pendanaan terbanyak di sektor pinjaman alternatif dengan porsi sebesar 84%, diikuti Filipina (59%), dan Vietnam (48%).

Berikutnya, masih dari laporan tersebut, diketahui bahwa keberlanjutan merupakan salah satu bidang yang menarik minat investor yang signifikan di ASEAN dan global. Meningkatnya fokus industri terhadap keberlanjutan kemudian mendorong pendanaan fintech ke sektor hijau atau green fintech.

Ketertarikan terhadap solusi keberlanjutan, tumbuh karena meningkatnya peraturan terkait iklim, dukungan pemerintah, dan meningkatnya kesadaran terhadap isu-isu lingkungan.

Baca Juga: Minat Terhadap Paylater Tinggi: Pengguna Kredivo Naik 20 Kali Lipat Hanya Dalam 5 Tahun, Sasaran Berikutnya Kota Tier 2 dan Tier 3

Kawasan Asia Pasifik merupakan salah satu kawasan yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim, dan banyak pemerintah di ASEAN telah mulai menjajaki inisiatif dan peraturan pembiayaan ramah lingkungan untuk mendukung upaya transisi energi di kawasan ini.

Pendanaan yang mengalir ke sektor green tech dan green fintech di Asia Tenggara tercatat menurun (YTD), dari yang sebelumnya $300 juta pada 2022, menjadi $169 juta pada 2023. Meskipun demikian, para investor yang disurvei dalam laporan ini, memperkirakan pengelolaan dan pelaporan emisi karbon, serta solusi pembiayaan ramah lingkungan (green financing) akan menjadi area pertumbuhan utama di sektor ini.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Lifestyle27 Juli 2024, 16:50 WIB

Advanced Hair Care Collection dari Sensatia Botanicals, Tiga Varian Formula untuk Tiga Masalah Rambut

Sensatia Botanicals Advanced Hair Care Collection terdiri dari tiga varian dengan total 12 produk. Setiap varian ditujukan untuk merawat rambut secara spesifik.
Rangkaian produk Sensatia Botanicals Advanced Hair Care Collection (Sumber: Sensatia Botanicals)
Techno27 Juli 2024, 15:51 WIB

ASUS Umumkan Perilisan Hardware Kelas Server dengan Dukungan AMD EPYC 4004

Hardware ASUS kelas server dengan prosesor AMD EPYC™ 4004 menonjolkan performa dan densitas tingkat tinggi.
AMD EPYC™ 4004 (Sumber: Asus)
Techno27 Juli 2024, 14:35 WIB

DeepL Menambahkan Aksara Mandarin Tradisional di Pilihan Bahasa Terjemahan

Dengan kehadiran bahasa Mandarin tradisional ini, jumlah total bahasa yang dimiliki DeepL menjadi 33 bahasa,
(ilustrasi) DeepL menambahkan translasi ke aksara Mandarin tradisional (Sumber: DeepL)
Automotive27 Juli 2024, 13:36 WIB

Delta Electronics Kenalkan Aneka Solusi Pengisian Daya Mobil Listrik Termutakhir

Rangkaian produk dan layanan TEB dapat mempermudah pemasangan dan peningkatan infrastruktur charging station di rumah, gedung, dan ruang publik.
Delta Pamerkan Inovasi Pengisian Daya Mutakhir di GIIAS 2024 (Sumber: Delta)
Automotive27 Juli 2024, 12:35 WIB

Subaru Bawa Produk Edisi Terbatas di GIIAS 2024 & Umumkan Belum Akan Fokus Elektrifikasi

Subaru membawa SUV Subaru ADVENTURE Edition (Crosstrek dan Forester), Subaru BRZ dengan paket STI Performance Parts, dan Subaru WRX M/T dengan EyeSight terbaru.
Subaru BRZ dengan STI Performance Parts (Sumber: Subaru)
Automotive27 Juli 2024, 11:50 WIB

Mejeng di GIIAS 2024, Lebih dari 100 Unit IONIQ 5 N Diborong Konsumen

Angka pembelian mencapai tiga digit itu, berasal dari penjualan melalui website dan tenaga sales Hyundai.
Mejeng di GIIAS 2024, lebih dari 100 unit Hyundai Ioniq 5 N dipesan (Sumber: Hyundai Indonesia)
Automotive26 Juli 2024, 20:36 WIB

Nissan Sakura dan Ariya Mejeng di GIIAS 2024, Begini Spek Mesinnya

Dua mobil listrik ini termasuk kategori BEV.
Nissan Ariya dan Sakura debut di GIIAS 2024. (Sumber: Nissan)
Automotive26 Juli 2024, 19:19 WIB

GIIAS 2024: Isuzu Meluncurkan MU-X dan D-Max Single Cabin 2024

Dua mobil ini mumpuni untuk melintasi berbagai wilayah off-road.
Isuzu mengumumkan MU-X dan D-Max SC di GIIAS 2024. (Sumber: isuzu)
Techno26 Juli 2024, 18:17 WIB

Google Update Play Store dengan Ulasan Aplikasi Bertenaga Kecerdasan Buatan

Pembaruan fitur ini sudah tersedia untuk semua pengguna Android.
Google Play Store kini ditenagai dengan kecerdasan buatan. (Sumber: Google)
Techno26 Juli 2024, 16:48 WIB

Butuh Kolaborasi dan Tindak Lanjut dari Pemerintah untuk Transformasi Digital Indonesia

Indonesia menjadi salah satu destinasi investasi digital yang menggiurkan.
Ilustrasi transformasi digital. (Sumber: freepik)