Techverse.asia - Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) resmi membuka program Badan Ekraf for Startup (BEKUP 2025) pada awal bulan ini. BEKUP 2025 adalah bagian dari komitmen pemerintah dalam menjadikan ekonomi kreatif sebagai mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional yang dimulai dari daerah, utamanya lewat penguatan subsektor aplikasi dan pengembangan ekosistem digital.
Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya mengatakan, dengan dukungan lebih dari 80 mentor, BEKUP sudah membantu 42,5 persen para pendiri startup meningkatkan pendapatan mereka, 58 persen mengakses pendanaan, dan 72 persen membuka lapangan kerja baru.
"Capaian baru alumni itu membuktikan bahwa BEKUP bukan hanya inkubator, tapi akselerator penggerak inovasi dan berdampak sosial dalam ekosistem startup dalam negeri," ungkapnya.
Baca Juga: Igloo Tech Solutions: Transformasi Operasional Asuransi di Asia Tenggara
Program BEKUP sendiri sudah dimulai sejak 2016 lalu yang menjadi katalis penting dalam pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, utamanya pada tahap awal perjalanan startup. Dalam lima tahun terakhir (2020-2024), BEKUP telah menjangkau lebih dari 20 kota, menginkubasi lebih dari 330 startup dari 1.300 pendaftar, dan menghasilkan tingkat kelangsungan hidup 50 persen.
Ia menyebutkan, subsektor ekonomi kreatif aplikasi punya potensi besar sejalan dengan perkembangan ekonomi digital yang tumbuh pesat di Indonesia, baik secara perputaran ekonomi, pemakai internet, bonus demografi, dan jumlah startup decacorn serta unicorn yang ada.
"Sedikitnya ada empat perusahaan rintisan dari alumni BEKUP yang mencatat keberhasilan," ujarnya.
Mereka ialah Atourin yang mendigitalisasi ratusan desa wisata dengan lebih dari 900 produk wisata. Lister: startup edutech yang telah memperoleh pendanaan internasional. KlinikGo yang berhasil memperluas layanan telehealth sampai menjalin kemitraan regional dengann Malaysia.
Baca Juga: Kemenparekraf Luncurkan IndoBisa 2024: Bidik 100 Startup
"Termasuk Surplus, startup Indonesia bersertifikasi B-Corp pertama, aplikasi Clearance Sale di situsnya guna menjual produk yang enggak laku, retur, cacat minor, dan stok berlebih untuk membantu konsumen berhemat dan ikut menjaga lingkungan," paparnya.
Sejauh ini, Surplus sudah berhasil menyelamatkan lebih dari 500 ton barang yang seharusnya terbuan dan menghindari emisi karbondioksida (CO2) sebanyak 10 ribu ton, yang berdampak langsung terhadap lebih dari satu juta penerima manfaat.
OIeh karena itu, ia berharap lewat BEKUP 2025 ini, para pelaku startup bisa belajar membangun fondasi bisnis yang berkelanjutan dan kuat. Mulai dari validasi model bisnis, penguatan tim, hingga strategi dalam menghadapi dinamika pasar.
"Kami turut mengajak para investor, korporasi, dan mitra industri untuk membuka lebih banyak akses dan peluang bagi startup yang saat ini sedang mulai merintis," katanya.
Baca Juga: Mau Bangun Startup? Simak Motivasi dari C-Level Populix dan SerMorpheus
Bagi para peserta startup BEKUP 2025 nantinya, jadikan program ini sebagai katalis perubahan. Gunakan peluang tersebut untuk tumbuh, belajar, dan membangun jejaring yang kuat. "Mari bergerak bersama menyatukan langkah dan sinergi demi melahirkan startup-startup yang tangguh bukan cuma jadi unicorn, namun juga jadi penggerak perubahan ekonomi dan sosial Indonesia," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, SEA VC Investment Spiral Ventures Anissa Dyah Setyowati menyatakan bahwa para pegiat startup harus mampu memperkuat ekosistem kewirausahaan digital dengan mindset yang terarah.
Sosok pendiri startup harus optimistis dan punya rasional yang kuat dengan kondisi atau tantangan yang dihadapi sehingga bisa melakukan rekap data serta punya track record yang jelas.
"Bukan cuma sekadar ambisi atau mengawang saja dalam membuat startup, tetapi harus punya tata kelola yang baik agar tidak terjadi human error. Selain itu, fondasi yang kuat juga bisa diimplementasikan melalui laporan keuangan yang transparan dan disiapkan secara formal," imbuhnya.
Baca Juga: Antler Salurkan Pendanaan Senilai Rp49 Miliar kepada 25 Startup Tahap Awal di Indonesia













