Sebelum Menopause, Gejala Penurunan Hormon Pada Laki-laki Dimulai Sejak Usia 35 tahun

(ilustrasi) menopause dan andropause (Sumber: freepik)

Menopause bukan hanya terjadi kepada perempuan, melainkan juga kepada laki-laki. Menopause yang terjadi kepada laki-laki dinamakan andropause.

Baca Juga: Pemerintah Belanda Tidak Akan Lagi Menggunakan Facebook

Andropause adalah suatu kumpulan gejala yang berhubungan dengan penurunan hormon seksual, karena turunnya kadar hormon testosteron pada tubuh.

Testosteron merupakan hormon seks utama pria, hormon ini berperan dalam perkembangan dan fungsi sistem reproduksi aktif, mempertahankan massa otot, serta memicu utama perubahan semasa pubertas.

Kapan terjadi andropause?

Lalu, di usia berapa pria mulai mengalami andropause? Mengutip laman Siloam Hospital, diketahui bahwa kondisi ini dapat terjadi pada pria mulai dari usia 40 atau 50 tahun, tergantung dari riwayat kesehatan serta gaya hidup.

Perlu diketahui, kadar testosteron pada tubuh pria dapat menurun sebanyak 1% setiap tahunnya. Kondisi ini dapat diperparah akibat penyakit kronis yang diderita, seperti obesitas, diabetes, pengaruh stres, ataupun pengaruh obat-obatan tertentu.

Baca Juga: Raih Pendanaan, PathGen Dorong Kemudahan Akses Deteksi Dini Penyakit dan Pengobatan Tepat Sasaran

"Hilangnya testosteron pada laki-laki bisa dimulai sejak usia 35 tahun. Diperlukan waktu bertahun-tahun bagi seorang pria untuk merasakan gejalanya. Gejalanya sama seperti yang dialami perempuan, namun laki-laki tetap mempertahankan kesuburan, berbeda dengan perempuan," ungkap StudyFinds, seperti diakses Minggu (21/4/2024).

Pada saat yang sama, hormon tiroid, hormon pertumbuhan, dan DHEA (hormon lain) menurun pada pria mulai pertengahan usia 20-an. Tanda dan gejala dimulai pada usia 30-an hingga 40-an. Pada usia 80 tahun, sebagian besar kadar hormon pria menurun ke tingkat sebelum pubertas.

Bagaimana gejala menopause pada pria?

Tanda-tanda penurunan hormon yang merupakan salah satu ciri andropause, mungkin tidak terlalu terlihat jelas. Meski demikian, melansir dari sejumlah sumber, berikut ini beberapa hal yang bisa dirasakan oleh laki-laki saat mereka mengalaminya.

  • Perasaan subyektif tentang energi rendah

  • Meningkatkan iritabilitas

  • Penurunan mood

  • Penurunan kinerja kognitif

  • Hilangnya ereksi dini hari

  • Penurunan kesuburan

  • Penurunan libido

  • Peningkatan lemak tubuh

Baca Juga: Kamu Merasa Tambah Gendut? Bisa Jadi Karena Kurang Tidur

Baca Juga: WhatsApp dan Threads Dihapus dari AppsStore di Pasar China

  • Penurunan massa otot

  • Ginekomastia

  • Perubahan ukuran atau kekencangan testis

  • Tanda-tanda osteoporosis

  • Perubahan yang lebih kompleks dari sisi psikologis, interpersonal, sosial, seksual, dan spiritual.

Bagaimana mengetahui seseorang sudah andropause?

Dalam upaya memperoleh informasi yang akurat terkait kondisi penderita, dokter akan melakukan diagnosis melalui beberapa langkah berikut:

  • Melakukan wawancara medis (anamnesis) dengan pasien, untuk mengetahui gejala yang dialami serta riwayat kesehatan penderita andropause,

  • Melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh,

  • Merekomendasikan tes darah, guna mengukur kadar serum total testosteron dan sex hormone binding globulin (SHBG) dalam tubuh,

  • Menjalani USG testis untuk memeriksa kondisi testis,

  • Menjalani pemeriksaan darah untuk mengetahui kadar serum LH dan FSH,

  • Menjalani pemeriksaan endokrin lainnya (estradiol, GH, dan DHEA).

Baca Juga: Pemerintah RI Bentuk Satgas Pemberantasan Judi Online

Apa yang harus dilakukan jika dinyatakan mengalami andropause?

  • Olahraga secara rutin dan teratur

Menurunnya kadar hormon pada seseorang menjelang andropause akan menghilangkan massa otot sekaligus energi.

"Berolahraga secara teratur membantu kita tetap bisa mempertahankan massa otot dan juga cadangan energi," demikian dilansir dari Klik Dokter.

  • Cukup beristirahat

Cukupi kebutuhan istirahat, menghindari begadang yang tak perlu, merokok dan minum minuman keras, menjadi cara yang bisa dilakukan untuk menyimpan cadangan energi. Selain itu, cukup tidur membantu pikiran tetap jernih dan menjaga vitalitas tubuh.

  • Pola makan sehat dan gizi seimbang

Hilangkan kebiasaan mengonsumsi makanan penuh lemak dan juga daging olahan berpengawet. Perbanyak konsumsi makanan alami, sayur serta buah.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI