90% Penduduk Asia Tenggara Memilih Instagram dan WhatsApp untuk Kemudahan Berbelanja

Uli Febriarni
Sabtu 21 September 2024, 23:25 WIB
(ilustrasi) 90% Penduduk Asia Tenggara Memilih Instagram dan WhatsApp untuk kemudahan berbelanja (Sumber: Mekari)

(ilustrasi) 90% Penduduk Asia Tenggara Memilih Instagram dan WhatsApp untuk kemudahan berbelanja (Sumber: Mekari)

Riset mengenai platform belanja maupun lokapasar yang menjadi favorit masyarakat, dapat menjadi salah satu materi untuk mempelajari selera maupun kebiasaan berbelanja konsumen; terutama di sektor e-commerce.

Untuk memberikan pemahaman lebih mendalam tentang bidang e-commerce di Asia Tenggara yang terus berkembang, MarTech bersama perusahaan keterlibatan pelanggan, Netcore Cloud, merilis laporan lengkap berjudul 'Ecommerce Mindscape SEA 2024.'

Laporan ini berisi temuan atas penelitian terhadap lebih dari 2.000 konsumen dan 300 eksekutif pemasaran, seperti para pelaku industri utama seperti Puma, Senheng, Zalora, Kanmo, Vietjet Air, Photobook, dan Pomelo.

Laporan riset bersama dari kedua perusahaan, menyajikan rencana bagi bisnis untuk berkembang di pasar Asia Tenggara yang bertumbuh pesat, yang diperkirakan akan mencapai $180 miliar pada 2025 itu.

Netcore Cloud mengungkap, seiring pertumbuhan eksponensial sektor e-commerce di Asia Tenggara, laporan ini menyoroti bagaimana para pemasar memanfaatkan AI generatif, hiperpersonalisasi, dan integrasi lintas saluran tanpa kendala untuk memenuhi kebutuhan yang terus berkembang dari konsumen yang paham digital.

Baca Juga: Liburan dan Wisata Kulineran di Thailand Terasa Menyenangkan, Gunakan Aplikasi Halal Route

Di bawah ini merupakan poin-poin wawasan utama yang ditemukan lewat riset bersama Netcore Cloud dan MarTech:

  • "TikTok Shop mendominasi, tapi Instagram dan WhatsApp Shop cepat meraih popularitas, hampir 90% konsumen memuji kemudahan berbelanja di dua media ini," demikian hasil temuan riset, dikutip Sabtu (21/9/2024).

  • Konsumen di Asia Tenggara menuntut proses belanja yang dipersonalisasi dan didukung AI generatif, yang berfokus pada penemuan produk dengan cepat, rekomendasi yang relevan, dan gangguan pemasaran yang sesedikit mungkin,

  • 70% CEO berencana meningkatkan investasi pada AI generatif, untuk meningkatkan personalisasi, analitik prediktif, dan optimalisasi perjalanan pelanggan,

  • 93% konsumen berpendapat bahwa belanja online terlalu rumit karena terlalu banyak langkah yang harus dilewati.

  • "Kesenjangan antara kota dan desa yang unik di kawasan ini, dijembatani oleh meningkatnya penetrasi seluler, beragam metode pembayaran, dan aplikasi seluler yang kian mendominasi," lanjut laporan riset.

Baca Juga: GoTo Akan Manfaatkan Teknologi & Platform as a Service (PaaS) dari Tencent Cloud

(ilustrasi) belanja online (sumber: Pixabay)

Laporan tersebut juga menekankan bahwa, retensi dan pembelian berulang adalah kunci bagi profitabilitas berkelanjutan, terutama karena Biaya Akuisisi Pelanggan (CAC) meningkat di seluruh Asia Tenggara.

Merek-merek disarankan berinvestasi pada alat Customer Data Platforms (CDP) dan alat Customer Relationship Management (CRM) yang didukung AI generatif, untuk meningkatkan keterlibatan dan loyalitas pelanggan.

Chief Revenue Officer, Emerging Markets di Netcore Cloud, Saket Kumar Jha, mengomentari bahwa seiring dengan pertumbuhan pasar e-commerce di Asia Tenggara, personalisasi dan inovasi tetap sangat penting bagi merek yang ingin berbeda dari merek lain.

"Gen AI berada di garis depan transformasi ini, dengan mendukung berbagai merek untuk menciptakan pengalaman konsumen yang lebih disesuaikan dan imersif. Laporan ini menguraikan strategi penting bagi pemasar, agar tetap kompetitif dan menangkap peluang di pasar yang dinamis ini," sebut dia.

Baca Juga: Ask Hukumonline AI Resmi Dilansir, Solusi Tantangan Riset Hukum di Indonesia

Baca Juga: AMD Hadirkan Prosesor AMD Ryzen AI 300 Series

Meski ada banyak platform dan layanan digital yang memudahkan aktivitas belanja, kita tetap harus berhati-hati. Tidak hanya berhati-hati atas potensi terjadinya kejahatan siber, tetapi juga menjauhi kebiasaan berbelanja secara impulsif.

Apa saja yang perlu kita perhatikan agar terhindar dari belanja impulsif?

  1. Berupaya keras dalam memilah antara kebutuhan dan keinginan

Ada banyak produk menarik, varian baru, maupun merek-merek yang menggoda. Maka, berpikirlah berulang kali ketika melihat banyak produk ditawarkan oleh platform dan tayangan live shopping.

Berbelanja hanya karena jari-jemari 'tiba-tiba check out' barang yang diinginkan, bisa membuat dana habis sebelum kebutuhan pokok terpenuhi.

  1. Miliki skala prioritas

Saat berbelanja -meski belanja online sekali pun- awali dengan membuat catatan daftar belanja.

Dahulukan membeli barang yang merupakan kebutuhan pokok serta kebutuhan rutin bulanan yang sudah habis stoknya.

  1. Kendalikan diri saat melihat label diskon

Potongan harga memang menggoda, namun terkadang itu hanya tipuan.

Terkadang, seller hanya menaikkan harga produk ke tingkat tertentu, kemudian memberi label diskon. Padahal, harga akhir yang nampak hanya berbeda tipis dengan harga asli.

Maka, tunda membeli barang yang mendapat potongan harga, bila barang tersebut tidak kita butuhkan atau belum mendesak untuk dimiliki.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno15 Oktober 2024, 21:32 WIB

Jete VOLT Didukung dengan GPS Bawaan, Cocok Dipakai di Luar Ruangan

Kamu bisa mendapatkannya di official store JETE atau pembelian melalui website maupun marketplace JETE Official.
Jete VOLT. (Sumber: jete)
Lifestyle15 Oktober 2024, 19:20 WIB

Oreo Punya Kemasan Edisi Spesial Kain Indonesia, Ada Batik dan Tenun!

Kemasan edisi spesial kain Indonesia ini menghadirkan motif Batik Megamendung Cirebon, Tenun Sengkang Bugis, Songket Palembang, dan Tenun Endek Bali.
Oreo kemasan batik dan tenun Indonesia (Sumber: @oreo_indonesia)
Hobby15 Oktober 2024, 18:44 WIB

Sinopsis Tebusan Dosa, Film Misteri Horor Pertama Garapan Yosep Anggi Noen

Dalam film ini sang sutradara berkolaborasi dengan aktor asal Jepang.
Poster film Tebusan Dosa.
Lifestyle15 Oktober 2024, 18:22 WIB

Walau Tak Ada 'Trick or Treat!', Hias Rumah dengan Perabotan Bergaya Halloween Pakai Pernik Berikut

IKEA menghadirkan koleksi HÖSTAGILLE, yang dirilis menyambut Halloween.
Sarung bantal HÖSTAGILLE (Sumber: IKEA)
Techno15 Oktober 2024, 18:01 WIB

Riset TikTok Dikabarkan Menyadari Dampak Buruknya bagi Pengguna Remaja

NPR menerbitkan rincian dari dokumen yang tidak disunting sebagai bagian dari gugatan Kentucky terhadap aplikasi tersebut.
TikTok. (Sumber: Unsplash)
Hobby15 Oktober 2024, 17:35 WIB

Gim Tron: Catalyst akan Rilis Tahun 2025, Tersedia di 4 Perangkat Ini

Game Tron berikutnya adalah petualangan aksi isometrik yang akan dirilis pada tahun depan.
Ilustrasi gim Tron: Catalyst. (Sumber: Bithell Games)
Startup15 Oktober 2024, 16:57 WIB

GoTo Engineering Bootcamp 2024: Asah Talenta Digital Indonesia

Program bootcamp ini menjaring puluhan fresh graduates di bidang informatika untuk mendorong transformasi digital perusahaan.
Ilustrasi bootcamp. (Sumber: freepik)
Techno15 Oktober 2024, 16:25 WIB

Riset Apple: Model AI Berbasis LLM Tidak Mampu Berpikir Logis

Model AI LLM yang dimiliki oleh Meta dan OpenAI masih mengandalkan pola bahasa, bukan benar-benar memahami masalah yang harus diselesaikan.
(ilustrasi logo Apple) AI ChatGPT dan Gemini Google tak berpikir Logis (Sumber: Apple)
Techno15 Oktober 2024, 16:13 WIB

Vivo X200 Series Rilis di China, Tawarkan Model X200 Pro Mini

Tengok spesifikasi masing-masing dari tiga smartphone yang dihadirkan ini.
Vivo X200 Series. (Sumber: Vivo)
Automotive15 Oktober 2024, 14:49 WIB

Pemerintah RI Targetkan 13 Juta Sepeda Motor Dapat Dikonversi Jadi Kendaraan Listrik Pada 2030

Target ini menjadi bagian dari langkah strategis pemerintah dalam menurunkan emisi dari sektor transportasi.
(ilustrasi) motor listrik (Sumber: freepik)