Antraks Memakan Korban Jiwa di Gunungkidul, Pakar: Jangan Sembelih Hewan yang Sudah Mati karena Sakit

Rahmat Jiwandono
Senin 10 Juli 2023, 19:45 WIB
Ilustrasi bakteri antraks. (Sumber : freepik)

Ilustrasi bakteri antraks. (Sumber : freepik)

Techverse.asia – Akademisi Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Dr. drh. Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni menegaskan bahaya menyembelih bangkai hewan yang mati karena penyakit. Kesalahan ini menjadi pemicu penyebaran penyakit yang disebabkan oleh bakteri, termasuk penyakit antraks yang tidak hanya dapat menjangkit hewan lainnya, tapi juga manusia hingga memunculkan kasus kematian.

“Hewan yang terjangkit (antraks) tidak boleh dibuka, maka kalau disembelih itu kesalahan fatal karena bakteri sebagian besar ada di darah. Ketika darah keluar dan berinteraksi dengan udara, terbentuklah spora yang menjadi momok,” ujarnya. 

Baca Juga: PKT UGM Kembangkan Alat Deteksi TBC Berteknologi AI

Ia menerangkan, kasus antraks telah masuk ke Indonesia sejak tahun 1884, dan wilayah yang terserang antraks semakin lama semakin banyak dan meluas. Salah satu penyebab hal ini adalah karena antraks memang merupakan penyakit yang tidak mudah dimusnahkan. Spora yang dihasilkan oleh bakteri antraks sulit hilang dan bisa bertahan di tanah hingga puluhan tahun.

Penyakit antraks yang menyerang hewan, lanjutnya, sebenarnya masih bisa ditangani dengan terapi pengobatan. Dengan penanganan yang cepat dan tepat, hewan yang terjangkit bisa tetap hidup dan sembuh dari penyakit tersebut.

“Bisa diobati karena bakteri masih sensitif dengan antibiotik. Untuk pencegahan ada vaksinasi yang perlu diulang setiap enam bulan,” ungkap dia.

Antraks yang menyerang manusia sendiri bisa dibagi ke dalam empat jenis, yaitu antraks kulit, antraks saluran pencernaan, antraks saluran pernafasan, serta antraks injeksi. Menurut epidemiolog UGM, dr. Citra Indriani, MPH, kasus antraks yang paling sering ditemukan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah antraks kulit, sedangkan kasus antraks saluran pernapasan dan antraks injeksi hingga kini belum pernah ditemukan di Indonesia. 

“Antraks kulit bisa muncul ketika seseorang menyembelih hewan yang terinfeksi, lalu darah yang keluar kontak dengan kulit yang terdapat luka. Gejala awalnya adalah gatal lalu berkembang cepat menjadi luka antraks dan pembengkakan,” papar Citra. 

Baca Juga: Kenalkan Jamu ke Kaum Milenial, Fakultas Farmasi UGM Launching Kafe Acaraki Gama

Sama seperti kejadian pada hewan, antraks pada manusia juga bisa ditangani dengan deteksi dini serta pengobatan yang sesuai. Namun, ia menekankan bahwa upaya-upaya pencegahan lebih penting untuk diperhatikan.

“Begitu ada antraks perlu ada pengendalian terus menerus, dari segi lingkungan maupun hewannya sehingga penyakit manusia bisa dicegah. Jika memiliki gejala pasca kontak dengan hewan sakit atau menyembelih, langsung datang ke fasilitas kesehatan karena dokter sudah disiapkan untuk bisa mendeteksi dini kasus antraks pada manusia,” katanya. 

Hal senada disampaikan Dosen Fakultas Peternakan UGM, Nanung Danar Dono, menegaskan pentingnya pemahaman, kesadaran, serta upaya bersama dalam penanganan antraks agar tidak lagi menimbulkan korban. Kebiasaan memotong dan membagi-bagikan daging hewan yang mati karena sakit, menurutnya, merupakan salah satu kebiasaan yang berbahaya sehingga harus dihentikan. 

“Cukup sudah jangan sampai ada kasus lagi, karena sekarang hampir semua provinsi di Indonesia sudah kena. Sebagaimana saat Covid-19 mari bersama-sama kita lawan, masyarakat saling mengingatkan,” katanya. 

Baca Juga: Menyoal Kesejahteraan Pekerja Gig, Hasil Diskusi CFDS UGM: Kenaikan BBM Punya Dampak Langsung

Untuk diketahui, pada Juli ini tercatat setidaknya ada tiga orang yang meninggal dunia setelah menyantap daging sapi yang ternyata terjangkiti bakteri antraks. Kasus ini pertama kali ditemukan di Kelurahan Candirejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, DIY. 

Selain tiga orang yang meninggal karena antraks, puluhan warga Candirejo juga dilaporkan terpapar antraks. Ini bukan pertama kali antraks melanda Bumi Handayani, pada 2019 lalu juga sudah pernah ditemukan hewan ternak yang terkena antraks dan juga ada warga yang terbukti positif antraks

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno28 April 2024, 13:47 WIB

Sejumlah Pengguna Keluhkan Akun Apple ID Mereka Logout Secara Misterius

Sejumlah Pengguna Keluhkan Akun Apple ID Mereka Logout Secara Misterius
Pengguna Apple sempat mengeluhkan akun mereka keluar secara misterius (Sumber: 9to5Mac)
Tips28 April 2024, 13:15 WIB

Cara Simpel Menerapkan Green Tourism Waktu Jadi Turis

Cara Simpel Menerapkan Green Tourism
Ilustrasi wisatawan. (Sumber: freepik)
Startup28 April 2024, 12:15 WIB

Punya Cadangan Nikel yang Besar, Indonesia Punya Posisi Strategis dalam Industri EV

Punya cadangan nikel yang besar, Indonesia punya posisi strategis di tengah industri kendaraan listrik
Punya cadangan nikel yang besar, Indonesia punya posisi strategis di tengah industri kendaraan listrik (Sumber: AC Ventures)
Startup28 April 2024, 11:47 WIB

MDI Ventures Tingkatkan Penyaluran Pembiayaan Modal Ventura

MDI Tingkatkan Penyaluran Pembiayaan Modal Ventura
MDI Genjot Penyaluran Pembiayaan Modal Ventura (Sumber: MDI Ventures)
Techno28 April 2024, 11:33 WIB

Samsung Solve for Tomorrow Kembali Digelar, Daftarkan Tim Kamu!

Samsung Solve for Tomorrow Kembali Digelar
Samsung Solve for Tomorrow Kembali Digelar (Sumber: Samsung)
Automotive28 April 2024, 09:53 WIB

Penjualan Kendaraan Penumpang Suzuki Naik 60%

Penjualan kendaraan penumpang Suzuki naik 60% kuartal 1 2024
(ilustrasi) Suzuki Jimny 5 pintu resmi meluncur di Indonesia. (Sumber: Suzuki)
Techno27 April 2024, 17:09 WIB

Berantas Judi Online, Butuh Komunikasi dengan Negara yang Melegalkan Perjudian

Berantas Judi Online, Butuh Komunikasi dengan Negara yang Melegalkan Perjudian
ilustrasi judi online (Sumber: freepik)
Startup27 April 2024, 16:54 WIB

Maka Motors: Kisah Startup yang Berasal dari Garasi Kebanjiran

Ramah Lingkungan Bukan Satu-satunya Alasan Konsumen Membeli Motor Listrik
CEO and Founders Maka Motors Raditya Wibowo (kiri). (Sumber: Dok. Maka Motors)
Startup27 April 2024, 15:48 WIB

Starcamp Ganti Nama Jadi Starventure, Kini Fokus Bantu Startup Tahap Awal Temukan Nilai Tambah

Starcamp Ganti Nama Jadi Starventure, Kini Fokus Bantu Startup Tahap Awal Temukan Nilai Tambah
Beberapa perusahaan yang merupakan portofolio Starventure (Sumber: Starventure)
Startup27 April 2024, 15:15 WIB

TransTRACK Gandeng We+, Wujudkan Manajemen Keselamatan Kerja dan Kompensasi Kecelakaan Kerja

TransTRACK Bersama We+ Ajak Terapkan Sistem Manajemen Keselamatan untuk Perjalanan Lebih Aman
TransTRACK bekerja sama dengan We+, untuk Personal Accident yang berupa kompensasi kecelakaan We Care (Sumber: TransTRACK)