Techverse.asia - Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) kembali untuk edisi ke-20, berlangsung selama delapan hari mulai dari 29 November hingga 6 Desember 2025, menampilkan 227 film dari 43 negara. Edisi ini menandai tonggak sejarah yang istimewa yakni dua dekade sejak festival ini pertama kali diselenggarakan pada 2006 silam.
Acara ini menampilkan Direktur Festival JAFF Ifa Isfansyah dan Direktur Program Alexander Matius. Turut hadir dalam acara tersebut adalah aktor Hannah Al Rashid, sutradara Aco Tenriyagelli, dan musisi/sutradara Henry Foundation sebagai pembicara yang juga akan menghadiri festival.
Baca Juga: Shopee Pay Adakan Promo 11.11 Serba Hemat, Enggak Dikenakan Biaya Admin
Merayakan perjalanannya yang ke-20, JAFF akan dibuka dengan acara seremonial khusus di Gelanggang Inovasi dan Kreativitas (GIK), Universitas Gadjah Mada (UGM), Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Film pembukanya adalah Opera Jawa musikal karya Garin Nugroho, yang awalnya ditayangkan perdana di edisi perdana JAFF, 19 tahun lalu.
Film tersebut akan diputar dalam format seluloid 35 milimeter (mm) aslinya. Sebagai penutup festival adalah Suka Duka Tawa (Comedy Buddy), sebuah debut penyutradaraan film panjang Aco Tenriyagelli, yang diproduksi oleh Bion Studios dan Spasi Moving Image.
Ada juga 11 judul akan bersaing dalam Kompetisi Utama untuk Penghargaan Hanoman Emas dan Perak, termasuk A Useful Ghost (Ratchapoom Boonbunchachoke), pemenang Cannes Critics’ Week Grand Prix; Girl (Shu Qi), yang tayang perdana di Festival Film Venesia ke-82, dan Pangku (Di Pangkuanmu) (Reza Rahadian), penerima Penghargaan Pascaproduksi White Light di JAFF Future Project 2024 dan pemenang penghargaan di Festival Film Internasional Busan 2025.
Baca Juga: Studio Ghibli akan Menerima Penghargaan Honorary Palme d’Or di Festival Film Cannes
Dalam Indonesian Screen Awards, 13 film Indonesia akan bersaing untuk kategori Film Terbaik, Sutradara Terbaik, Skenario Terbaik, Penampilan Terbaik, dan Sinematografi Terbaik dengan empat kategori baru yang ditambahkan tahun ini: Desain Produksi Terbaik, Tata Suara Terbaik, Musik Orisinal Terbaik, dan Desain Poster Terbaik.

Di antara film-film yang bersaing adalah Ikatan Darah karya Sidharta Tata dan Esok Tanpa Ibu (Mothernet) karya Ho Wi Ding, keduanya akan tayang perdana di Indonesia di JAFF20.
Dalam program non-kompetisi, JAFF20 akan menampilkan karya-karya sutradara Asia ternama, termasuk It Was Just An Accident (Jafar Panahi), pemenang Cannes Palme d’Or; Two Seasons, Two Strangers (Sho Miyake), pemenang Locarno Golden Leopard; juga Kokuho (Lee Sang-il), The President’s Cake (Hasan Hadi), dan Scarlet (Mamoru Hosoda).
Baca Juga: JAFF 2024 Sudah Berakhir, Film Happyend Gondol Penghargaan Golden Hanoman
Program yang menampilkan mahakarya klasik dari seluruh Asia, Rewind, menghadirkan kembali judul-judul seperti Yi Yi: A One and A Two (Edward Yang), Battle Royale (Kinji Fukasaku), dan Asrama Dara (Girl’s Dormitory) (Usmar Ismail). Salah satu sorotan JAFF20 adalah konser sinematik; yang memadukan pertunjukan langsung band White Shoes and the Couples Company dengan film dokumenter Henry Foundation.
Dalam program non-pemutaran, JAFF bekerja sama dengan Asian Film Academy akan menghadirkan Ann Hui, salah satu sutradara perempuan paling ternama di dunia perfilman Asia, untuk kelas master, dan juga akan menayangkan dua karya pentingnya yaitu A Simple Life (2011) dan July Rhapsody (2002), dalam versi 4K yang baru direstorasi.
Para sineas ternama seperti Kimo Stamboel, Joko Anwar, Erik Matti, Kulp Kaljareuk, dan masih banyak lagi, juga akan berpartisipasi dalam Creative Asia, forum Netflix yang pertama kali diperkenalkan di Busan International Film Festival (BIFF) dan kini kembali hadir melalui kolaborasi dengan JAFF20 - mempertemukan para kreator dari seluruh Asia Tenggara untuk berbagi wawasan, bertukar ide, dan mendengar langsung tentang proyek-proyek mendatang Netflix.
Baca Juga: Martin Scorsese Akan Menerima Honorary Golden Bear di Festival Film Berlin













