Tetap Berpuasa Saat Hamil? Jangan Memaksa Diri Jika Terjadi Kondisi Berikut

perempuan hamil (Sumber : freepik)

Salah satu pertanyaan yang masih sering muncul setiap bulan Ramadan tiba adalah: bagaimana menjalankan puasa saat hamil dengan tetap aman dan nyaman?

Mengingat, masa kehamilan adalah momen penting bagi buah hati, untuk mendapatkan nutrisi penting dari sang ibu, melalui makanan dan minuman yang menjadi asupan sehari-hari. Lantas, ketika Ramadan, maka sang ibu tak mengonsumsi apapun di waktu menjalankan ibadah puasa, selain saat sahur dan berbuka.

Kajian berikut, akan menjelaskan rambu-rambu apa saja yang perlu dipatuhi oleh perempuan hamil yang ingin tetap berpuasa Ramadan. Tentunya dengan aman serta nyaman, bagi dirinya dan janin yang dikandung.

Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi di RS UBAYA, dr Amir Fahad SpOG, mengatakan bahwa perempuan yang sedang hamil memang diberi keringanan untuk tidak berpuasa, namun bukan berarti dilarang untuk berpuasa. Keringanan itu, diberikan oleh ajaran Islam, bila dirasa saat berpuasa akan memberatkan kehamilan yang akan berdampak pada janinnya.

Amir memaparkan, berpuasa pada dasarnya hanya memindahkan jam makan. Biasanya, pola makan akan terbagi menjadi makan pagi, siang, dan malam. Sedangkan saat puasa, porsi makan tetap, jumlah tetap, hanya jam makan yang bergeser.

"Basicly semua orang boleh berpuasa," kata Alumnus Program Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) ini, dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (23/3/2023).

dr Amir menerangkan, perempuan hamil boleh tetap berpuasa asalkan kebutuhan nutrisi dan asupan yang masuk ke dalam tubuh tercukupi dengan baik. Seperti yang diketahui, seorang perempuan yang sedang hamil membutuhkan asupan nutrisi lengkap seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

"Kalau misal supply and demand jumlahnya tercukupi, tidak ada masalah ibu hamil berpuasa," terang SPOG yang juga menjadi praktisi di RS Hermina tersebut.

Menurut dia, hal yang perlu menjadi perhatian adalah saat perempuan hamil memiliki penyakit penyerta seperti diabetes kehamilan, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan lainnya. Sehingga, asalkan seorang perempuan itu bebas dari penyakit penyerta, dipersilakan puasa saat hamil.

Namun ia mengingatkan, ada risiko dehidrasi yang dapat terjadi kepada orang yang berpuasa, termasuk perempuan hamil. Dan mereka perlu mengetahui dan mewaspadai tanda-tanda dehidrasi.

Tanda tersebut seperti rasa haus yang berlebihan, produksi urin yang berkurang dengan ditandai perubahan warna menjadi lebih pekat.

"Kalau terjadi gejala seperti ini, boleh membatalkan puasa karena khawatir dehidrasi. Apalagi kalau ditambah gejala pusing berlebih dan pandangan berkunang seperti mau pingsan, maka puasanya tidak boleh dipaksakan," ungkapnya.

Amir menjelaskan, normalnya, manusia dalam 24 jam membutuhkan asupan cairan sebanyak dua liter. Jika dikonversi dalam takaran gelas menjadi delapan gelas setiap hari. Maka, porsi ini disarankan tak kemudian berkurang saat puasa.

"Dua liter tidak harus habis dalam sekali minum, bisa diatur saat berbuka, setelah tarawih, mau tidur, dan saat sahur," jelasnya.

Sementara itu ketika menyinggung mengenai aktivitas fisik dan olahraga, menurut Amir tidak ada pantangan bagi perempuan hamil yang berpuasa. Hanya saja, disarankan untuk mengurangi tempo olahraga.

"Boleh ikut senam hamil, yoga, asal terawasi dokter kandungan atau pelatih yang tersertifikasi dengan baik. Bisa juga jalan-jalan pagi bersama suami. Bukan hanya sehat tapi juga meningkatkan bonding dengan suami," tutur dia.

Terakhir, tidak ada makanan yang harus dihindari saat sahur atau berbuka. Karena yang terpenting adalah antara kebutuhan dan asupan nutrisi dapat dipenuhi dengan baik.

"Karbohidrat berlebihan saat berbuka puasa tidak disarankan, cukup berbuka dengan camilan yang manis semisal kurma dan kue-kue kecil. Beri jeda salat maghrib, baru kemudian makan malam tentu dengan porsi yang tidak banyak," pungkasnya.

Tags :
BERITA TERKAIT
BERITA TERKINI