Modal Rp16.000, Simak Tips Dari Mahasiswa UPN Veteran Yogyakarta Ubah Minyak Jelantah Jadi Deterjen Cuci Baju

Uli Febriarni
Sabtu 24 Desember 2022, 16:48 WIB
mencuci baju / freepik

mencuci baju / freepik

Pembuangan minyak bekas goreng atau minyak jelantah secara sembarangan akan berdampak buruk pada lingkungan. Bahaya yang ditimbulkan kalau jelantah dibuang ke tanah, akan merusak kesuburan tanah. Sedangkan kalau dibuang ke air, minyak jelantah akan menyumbat saluran dan merusak ekosistem perairan. Selain itu, berdampak pada kesehatan manusia.

Mengetahui dampak buruk tersebut, mahasiswa kuliah kerja nyata (KKN) Kelompok 88 Universitas Pembangunan Nasional 'Veteran' Yogyakarta kemudian membuat program untuk mengolah minyak jelantah menjadi produk berkelanjutan dan bermanfaat. Tim KKN tersebut berjumlah sepuluh orang dan melakukan pengabdian masyarakat di padukuhan Dondong, Kapanewon Saptosari, Kabupaten Gunungkidul.

Perwakilan anggota KKN, Labitta Anjani Mustikarini mengatakan, kelompok 88 mengundang narasumber yang sudah memiliki ilmu mengenai cara mengolah minyak jelantah menjadi sabun pencuci baju. Pengetahuan ini kemudian dibagikan kepada warga lainnya.

"Kami mengundang narasumber dari Kampung Suronatan, Ngampilan, Kota Yogyakarta. Ia salah satu pengurus di bank sampah Suronatan. Pembicara tersebut mendapatkan inovasi dari pelatihan yang diadakan dari kelurahan. Kemudian ditularkan kepada kami dan warga," terangnya, dikutip dari laman universitas, Sabtu (24/12/2022).

Lebih lanjut dia mengatakan, salah satu alasan kelompoknya memilih inovasi minyak jelantah ini, karena ingin membuat sesuatu yang tak bernilai menjadi punya manfaatkan bagi masyarakat. Tidak hanya manfaat untuk lingkungan, namun juga ekonomi.

Mereka berharap inovasi ini masih terus diaplikasikan masyarakat, meski mereka sudah tidak KKN lagi di Dondong, Saptosari. 

"Berawal dari langkah kecil ini, pembuangan minyak jelantah secara sembarangan bisa ditekan. Bahkan minyak jelantah bisa diolah menjadi produk yang bermanfaat," ungkapnya, 

Menurut dia, mengolah minyak jelantah tidak membutuhkan biaya yang mahal. Bahkan cukup dengan modal Rp16.000, sudah bisa menghasilkan 12 buah sabun pencuci baju, yang bisa membersihkan noda membandel.

"Alasan kami mengajak warga mengolah minyak jelantah, karena minyak jelantah ini tidak bisa dibuang sembarangan. Seperti ," tuturnya. 

Secara rinci dia menjelaskan, modal Rp16.000 tersebut digunakan untuk mengumpulkan bahan yang diperlukan. Antara lain setengah liter minyak jelantah Rp3.000; 82 gram soda api Rp3.500; baskom plastik Rp5.000; alat pengaduk Rp1.500;cetakan Rp3.000.

Labitta menyebutkan, teknik mengolah minyak jelantah menjadi sabun cuci tidaklah sulit. Dimulai dengan merendam minyak jelantah dengan arang selama satu malam, kemudian disaring untuk membuang remah-remah kotoran dari minyak jelantah. Kemudian, masukkan air 170 ml ke dalam baskom dan 82 gram soda api, diaduk sampai larut dan dingin.

Langkah berikutnya, 450 ml minyak jelantah dimasukkan ke campuran tadi, diaduk sampai hampir kental. Setelah itu, campuran tersebut dituang ke cetakan dan diamkan hingga mengeras. Bila sudah mengeras, lepas sabun cuci dari cetakan.

"Sabun cuci dari minyak goreng ini bisa digunakan selama dua pekan," ungkap mahasiswa semester 7 itu.

Pemanfaatan minyak jelantah memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Dengan demikian, tidak perlu lagi membeli sabun cuci karena sudah bisa memproduksi sendiri. Kemandirian ini menjadikan masyarakat bisa menekan pengeluaran untuk belanja.

Labitta menyatakan, di padukuhan Dondong ada sekitar 21 orang yang terlibat dalam pembuatan produk inovasi ini. Dia bersama kelompok KKN mengambil peran dengan memberikan edukasi ke masyarakat terkait manfaat dari minyak jelantah.

Dengan mengajak warga belajar bersama mereka, Kelompok 88 menargetkan inovasi ini akan diaplikasikan oleh ibu-ibu rumah tangga. Karena selama ini minyak jelantah hanya dianggap sesuatu yang tidak bermanfaat.

Labitta juga menilai, KKN menjadi sebuah pengalaman yang berharga, terjun langsung ke masyarakat dan saling belajar. Mencari masalah yang ada di masyarakat, mencari potensi lalu cari jalan keluar dan mengembangkannya. Masyarakat juga perlu dilibatkan atas dijalankannya berbagai program dan inovasi sifatnya berkelanjutan.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Techno27 April 2024, 17:09 WIB

Berantas Judi Online, Butuh Komunikasi dengan Negara yang Melegalkan Perjudian

Berantas Judi Online, Butuh Komunikasi dengan Negara yang Melegalkan Perjudian
ilustrasi judi online (Sumber: freepik)
Startup27 April 2024, 16:54 WIB

Maka Motors: Kisah Startup yang Berasal dari Garasi Kebanjiran

Ramah Lingkungan Bukan Satu-satunya Alasan Konsumen Membeli Motor Listrik
CEO and Founders Maka Motors Raditya Wibowo (kiri). (Sumber: Dok. Maka Motors)
Startup27 April 2024, 15:48 WIB

Starcamp Ganti Nama Jadi Starventure, Kini Fokus Bantu Startup Tahap Awal Temukan Nilai Tambah

Starcamp Ganti Nama Jadi Starventure, Kini Fokus Bantu Startup Tahap Awal Temukan Nilai Tambah
Beberapa perusahaan yang merupakan portofolio Starventure (Sumber: Starventure)
Startup27 April 2024, 15:15 WIB

TransTRACK Gandeng We+, Wujudkan Manajemen Keselamatan Kerja dan Kompensasi Kecelakaan Kerja

TransTRACK Bersama We+ Ajak Terapkan Sistem Manajemen Keselamatan untuk Perjalanan Lebih Aman
TransTRACK bekerja sama dengan We+, untuk Personal Accident yang berupa kompensasi kecelakaan We Care (Sumber: TransTRACK)
Startup27 April 2024, 14:42 WIB

Fitur 'tiket Green' dari tiket.com, Respon Tingginya Kesadaran Green Tourism

tiket.com Punya Fitur 'tiket Green'
tiket Green (Sumber: tiket.com)
Techno27 April 2024, 14:00 WIB

Internet Indonesia Lambat, Begini Kata Kominfo

Internet Indonesia Lambat, Kominfo Lakukan Ini
ilustrasi jaringan internet (Sumber: freepik)
Techno26 April 2024, 20:26 WIB

Sah! UU yang Mengharuskan ByteDance Menjual TikTok

Sah! UU yang Mengharuskan ByteDance Menjual TikTok di Amerika
Amerika sahkan UU yang mewajibkan ByteDance menjual TikTok (Sumber: Shopify)
Startup26 April 2024, 19:52 WIB

PLans: Aplikasi Pemantau Kesehatan Reproduksi Perempuan, Pengguna Bisa Terhubung dengan Layanan Kesehatan

PLans: Aplikasi Pemantau Kesehatan Reproduksi Perempuan, Pengguna Terhubung dengan Profesional dan Layanan Kesehatan
PLans, aplikasi digital pemantau kesehatan reproduksi (Sumber: PLans)
Techno26 April 2024, 19:27 WIB

Bijak Bermedia Sosial, Jangan Sampai Ada Galih Loss Berikutnya

Bijak Bermedia Sosial, Jangan Sampai Ada Galih Loss Berikutnya
(ilustrasi) menggunakan media sosial dengan bijak (Sumber: freepik)
Lifestyle26 April 2024, 17:08 WIB

Taman Hiburan Peppa Pig akan Dibangun di China, Dibuka pada 2027

Taman hiburan luar ruang Peppa Pig di Shanghai segera menjadi atraksi unggulan di kota tersebut.
Ilustrasi taman hiburan Peppa Pig yang akan dibuka di Shanghai, China. (Sumber: istimewa)