Techverse.asia - Samsung pertama kali meluncurkan sensor gambar atau image sensor 200 megapiksel (MP) dua tahun yang lalu. Sejak saat itu, raksasa teknologi Korea Selatan ini jadi pemimpin industri megapiksel ultra-tinggi dengan terus merilis produk-produk baru dan terus berinovasi.
Perkembangan itu termasuk penerapan Dual-VTG dan Tetra piksel, yang telah meningkatkan teknologi piksel secara pesat. Seiring dengan upaya berkelanjutan tersebut, Samsung memperkenalkan solusi tambahan untuk lebih meningkatkan pengalaman menggunakan resolusi tinggi.
Sebagian dari solusi tersebut sangat menarik buat pengguna ponsel pintar yang kerap merekam video atau mengambil gambar, sekaligus ingin menambahkan sentuhan yang lebih dinamis pada produk akhir mereka.
Fitur video paling baru dari perusahaan ialah ISOCELL Zoom Anyplace yang akan memberikan pengguna lebih banyak kebebasan dan kreativitas saat membuat film dengan ponsel mereka. Dengan solusi baru untuk sensor gambar 200MP, pengguna bisa memilih subyek yang diinginkan dan kamera akan secara otomatis melacak dan merekamnya.
Hingga kini, pengguna harus fokus pada subyek yang bergerak saat merekam video sendiri. Berkat teknologi baru tersebut dan mesin Qualcomm AI, kamera akan dengan cepat menemukan subyek yang bergerak dan melacak serta mengikutinya, guna memastikan bahwa subyek itu tak terlewatkan selama pembuatan film.
Bahkan subyek yang bergerak cepat pun dapat dicegah supaya tidak keluar dari layar. Selain itu, video bisa direkam dengan guncangan layar yang lebih sedikit.
Fitur ini juga berlaku untuk area yang diperbesar (zoom-in) dengan resolusi tinggi, berkat kemampuan real-time remosaic. ISOCELL Zoom Anyplace bertanggung jawab untuk melacak subyek bergerak saat merekam video, dan pengguna dapat dengan gampang menikmati pemandangan yang ada di depan mereka dengan mata sendiri.
Sebelumnya, kalau pengguna mengambil video full-screen dan zoom pada sebuah obyek di kemudian hari, bagian yang diperbesar menampilkan kualitas video yang jelek. Namun sekarang, Zoom Anyplace memungkinkan pengguna untuk secara simultan menangkap bidang tampilan penuh dan area yang diperbesar pada video.
Baca Juga: Samsung Bermitra dengan Netflix Guna Menghadirkan Dunia Squid Game
Tak berhenti di situ saja, tapi tampilan full screen dan tampilan yang diperbesar (zoom) bisa direkam pada saat yang sama dengan tetap mempertahankan resolusi tinggi. Kemampuan untuk mengambil gambar full screen dan close-up di saat yang bersamaan, membuka potensi kreatif dengan memberikan kemudahan untuk merekam satu adegan dengan berbagai cara.
Hasilnya, para kreator dapat membuat film dari lebih banyak sudut, dan bisa melakukannya dengan lebih bebas serta dinamis. Bahkan, kalau subyek yang dipilih berada di ujung layar, pengguna bisa melakukan zoom-in pada subyek itu tanpa mengubah sudut perekaman full screen mereka.
Dengan kata lain, pengguna dapat melakukan zoom sesuka mereka. Apabila mereka ingin memulai bidikan dengan zoom-in pada subyek, lalu melakukan zoom-out, mereka juga dapat melakukannya. Jika mereka ingin melakukan hal sebaliknya, itu juga bisa dilakukan.
Berkat zoom dengan Tetra piksel, pengguna enggak perlu selektif karena keterbatasan zoom. Padahal sebelumnya, dengan zoom digital jika arah tengah region of interest (ROI) diperbesar 4x 12,5MP sum mode, maka secara teori akan menghasilkan gambar 0,78MP (12,5MP/16).
Kendati demikian, dengan zoom dalam sensor mempertahankan resolusi asli 12,5MP dan memungkinkan perekaman video yang lebih jelas. Kamera biasanya beralih dari wide ke tele kalau melakukan zoom-in 3x atau lebih, yang mengakibatkan kualitas gambar dan sudutnya berubah.
Baca Juga: Samsung Meluncurkan Dua Sensor ISOCELL yang Baru, Kompatibel untuk Robotika dan XR
Namun, kamera wide 200MP mampu melakukan zoom-in secara mulus pada 2x atau bahkan 4x tanpa adanya penurunan resolusi. Karena kualitas yang konsisten tersebut, pengguna sekarang bisa menikmati pengalaman pembuatan film yang sesuai dengan kenyataan.
Selain Zoom Anyplace sebagai solusi video, Samsung memperkenalkan End-to-End (E2E) AI Remosaic untuk pengambilan gambar.
Saat ini, langkah-langkah yang dijalankan oleh sensor gambar 200MP untuk memproses gambar setelah pemotretan adalah: output data mentah terjadi sebelum remosaic, yang kemudian mengarah ke pemrosesan sinyal gambar (image signal processing/ISP) sebelum diselesaikan dengan output gambar JPEG. Dalam proses ini, semua langkah terjadi secara berurutan.
E2E AI Remosaic meningkatkan proses ini dengan memungkinkan remosaic dan ISP berlangsung secara bersamaan. Dengan kata lain, E2E AI Remosaic mengambil proses yang sebelumnya terjadi secara berurutan dan membuatnya terjadi secara paralel, sehingga mengurangi latensi remosaic hingga separuhnya.
Hasil akhirnya adalah waktu pemrosesan gambar yang lebih cepat secara keseluruhan, yang mengurangi waktu pemotretan gambar 200MP dan meningkatkan kualitas gambar. Pengguna akan dapat mengambil dan memeriksa foto lebih cepat, dan perburukan kualitas gambar yang disebabkan kehilangan data akibat latensi akan lebih jarang terjadi. Oleh karena itu, foto yang diambil akan memiliki detail dan warna yang lebih kaya.
Baca Juga: Bocoran Spesifikasi Samsung Galaxy S24 Series, Bakal Rilis Januari 2024?