Techverse.asia - Aplikasi edit foto dan video, VSCO baru saja menambahkan serangkaian alat edit gambar bertenaga kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) baru, dukungan untuk file RAW beresolusi tinggi, fitur edit non-destruktif, dan deteksi wilayah berbasis konten.
Alat-alat AI ini akan ditempatkan di tab baru bernama AI Labs, yang juga menghadirkan fitur penghapusan objek bertenaga kecerdasan buatan, serupa dengan penawaran bawaan Google dan Apple.
Baca Juga: VSCO Hadirkan Fitur AI Bernama Canvas, Bikin Gambar dari Perintah Teks
Fitur AI Labs pertama VSCO telah tersedia mulai sekarang di aplikasi VSCO untuk iOS; fitur ini juga akan segera hadir di Android, tetapi perusahaan belum ada informasi mengenai waktu pastinya. Untuk menggunakannya, harus berlangganan VSCO Pro aktif, dengan biaya US$13 (Rp215 ribuan) per bulan atau US$60 (Rp996 ribu) per tahun.
Meski begitu, VSCO tidak menetapkan batasan berapa kali pengguna dapat menggunakan fitur AI Labs. Paket Pro ini berisi lebih dari sekadar fitur AI Labs - fitur ini membuka rangkaian edit lengkap di ponsel dan web, pembuatan profil dan situs web profesional, ratusan preset dan pengaturan emulasi film, dan masih banyak lagi.
Pemakai juga dapat menyorot atau menggambar lingkaran di sekitar objek dalam gambar, dan VSCO akan menggantinya dengan objek yang dianggap cocok dengan latar belakang. Perusahaan tersebut mengatakan bahwa mereka menggunakan 'deteksi area cerdas' untuk membaurkan latar belakang setelah objek dihapus tanpa memengaruhi resolusi atau warna.
Tidak seperti kebanyakan alat penghapus berbasis AI yang terkadang meninggalkan artefak, VSCO mengklaim alatnya lebih presisi dan mempertahankan detail, sehingga lebih cocok untuk fotografer profesional.
Baca Juga: Apple Mengakhiri Dukungan untuk Aplikasi Penyuntingan Videonya: Clips
Selain itu, perusahaan tersebut menyatakan bahwa mereka akan segera meluncurkan fitur berbasis kecerdasan buatan lainnya yang disebut Upscale, yang diklaim dapat meningkatkan resolusi gambar dan mempertajam detail tanpa mengorbankan detail atau komposisi.

VSCO menggunakan model FLUX.1 Kontext dari Black Forest Lab untuk melakukan 'keajaibannya', dikombinasikan dengan teknologi miliknya sendiri yang secara khusus difokuskan untuk menghasilkan hasil yang menurut perusahaan terlihat autentik.
Sekilas tentang Black Forest Lab dan model FLUX.1 menunjukkan bahwa alat ini tampaknya sangat cocok untuk menghapus bagian gambar yang tidak diinginkan dan mengisi ruang yang tersisa dengan tepat.
"Sejak awal berdirinya, VSCO telah mendukung ekspresi kreatif yang autentik dan menyediakan berbagai cara bagi para fotografer untuk mencapai kesuksesan yang mereka inginkan," ujar Eric Wittman selaku CEO VSCO, dalam sebuah pernyataan resminya kami kutip, Selasa (21/10/2025).
Baca Juga: Kalahkan CapCut, Edits Tembus Tujuh Juta Unduhan dalam Seminggu
Ia melihat betapa besar dampak AI terhadap fotografi, dan berfokus untuk menghadirkan perangkat kecerdasan buatan ke komunitasnya yang dirancang khusus untuk mendukung para fotografer dalam mencapai keunggulan kreatif sekaligus menghargai seni fotografi mereka.
Seiring VSCO mulai mencoba lebih banyak perangkat pengeditan AI, Wittman menekankan bahwa perusahaan ingin tetap berfokus pada membantu para fotografer mewujudkan visi kreatif, alih-alih membantu mereka menghasilkan gambar yang sepenuhnya tidak nyata.
"Selain itu, kami juga ingin menghindari masalah hak cipta dan konten tidak autentik yang membanjiri internet berkat kecerdasan buatan," paparnya.
Perusahaan telah memperkuat perangkatnya agar dapat bersaing lebih baik dengan perangkat pengeditan. Pada Mei tahun ini, VSCO telah meluncurkan papan tulis bertenaga AI yang memungkinkan fotografer dan calon klien mereka berkolaborasi dalam proyek, dan tahun lalu meluncurkan marketplace untuk mempertemukan fotografer dengan klien.
Baca Juga: Memperluas Jangkauan, CapCut for Business Bertenaga AI Resmi Dilansir
"Awal tahun ini, kami juga telah meluncurkan Workspace untuk membantu mereka mengelola pemesanan dan jadwal," katanya.