Bahaya! 40 Persen Gen Z Pakai Satu Password untuk Banyak Akun, 61 Persen Simpan Data Sensitif di Smartphone

Uli Febriarni
Selasa 20 Juni 2023, 15:50 WIB
ilustrasi kata sandi / password (Sumber : freepik)

ilustrasi kata sandi / password (Sumber : freepik)

Perusahaan teknologi -dan smartphone tentunya-, Samsung, berkolaborasi dengan Bustle Digital Group (BDG) untuk melakukan survei online antara November dan Desember 2022. Survei yang kami lansir Selasa (20/6/2023) ini, melibatkan sampel 1.000 penduduk Amerika Serikat berusia antara 18 dan 25 tahun. Di masa sekarang, mereka lebih akrab kita sebut generasi Z atau gen Z.

Penelitian itu mendapati, sebanyak 40% partisipan dalam riset itu dilaporkan menggunakan password atau kata sandi yang sama untuk banyak akun. Kondisi ini seakan membuat diri mereka rentan terhadap serangan dan upaya phishing oleh pihak luar. Temuan lain menunjukkan, bahkan ketika gen Z ini menggunakan sandi dengan tanggal ulang tahun, mereka tidak merotasi kombinasi angka-angka tersebut. Dengan kata lain, benar-benar mirip dengan tanggal, bulan dan tahun kelahiran mereka. 

Poling lain juga dilakukan kepada mereka dan dijumpai bahwa, hanya ada 39% partisipan yang menghapus foto-foto mereka yang berisikan informasi yang sangat bersifat pribadi, misalnya nomor kartu kredit. Ada juga 61% responden yang (dengan sengaja) memasukkan, menyimpan dokumen terkait pekerjaan atau dokumen lain berisikan informasi penting dan sangat sensitif di perangkat pribadi. Padahal ini bisa mendorong serangan keamanan dan implikasi negatif terhadap pekerjaan mereka.

Baca Juga: Falcon 9, Roket yang Luncurkan Satelit SATRIA-1: Roket Langganan Komersial dan Pemerintah

Bahaya Satu Kata Sandi untuk Banyak Akun

Menggunakan satu kata sandi atau pasword untuk banyak akun adalah kebiasaan yang 'sangat disukai' peretas. Jika satu akun yang disusupi, maka kemungkinan semua akun kita yang lain dalam bahaya.

Laman CNBC pernah mempublikasikan laporan baru dari perusahaan keamanan seluler Lookout tentang hal ini. 

Lookout yang membuat aplikasi keamanan cloud untuk perangkat seluler, mencatat rata-rata 80% konsumen memiliki email yang bocor ke dark web. Email yang bocor itu sering mengarahkan peretas langsung ke kata sandi untuk akun online lainnya, dan pencurian identitas.

Lookout mencatat, sebagian besar orang menggunakan kembali kata sandi untuk banyak akun, ini merupakan praktik yang harus kita hindari. Yang harus kita upayakan, jika peretas bisa masuk ke salah satu akun, setidaknya bisa mempersulit mereka untuk masuk ke akun lainnya.

Pakar keamanan, merekomendasikan kita untuk mengubah kata sandi setiap 90 hari, untuk menjaga akun kita tetap aman dan menghindari pelaku kejahatan. Selain itu, secara teratur menilai kesehatan kata sandi yang kita gunakan.

Jangan lupa untuk mengidentifikasi password yang lemah, digunakan kembali, atau lama. Perkuat keamanan akun dengan password yang baru dan rumit. Password kompleks adalah password yang berisi setidaknya 12 karakter dan kombinasi huruf besar dan kecil, angka, dan simbol yang bervariasi. 

Menurut laporan itu juga, setidaknya ada 20 password yang paling sering ditemukan dalam informasi akun yang bocor di web para peretas.

Baca Juga: 65 Persen Perusahaan di Kawasan Asia Pasifik Alami Serangan Ransomware yang Makin Canggih, Ini Pesan Kaspersky

Daftarnya berkisar dari urutan angka dan huruf yang sederhana seperti '123456' dan 'Qwerty' hingga frasa yang mudah diketik seperti 'Iloveyou'.

"Pakar keamanan siber sering menyebut untuk [kita] memilih kombinasi password yang lebih panjang dari jumlah minimum karakter yang direkomendasikan," tulis CNBC. 

Selain itu untuk password, gunakan kombinasi karakter yang tidak umum -seperti tanda baca atau simbol lain- sebagai pengganti huruf dan angka, untuk membuat kata sandi lebih sulit ditebak.

Baca Juga: Hadiahi Dirimu dengan Medical Check Up, Supaya Tahu Caranya Menghindari Penyakit-Penyakit Ini

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Lifestyle15 Desember 2025, 17:39 WIB

52% Konsumen Indonesia Secara Dominan Berbelanja Melalui Social Commerce

DoubleVerify Mengungkap Perilaku Konsumen dalam Sosial Media pada Laporan 2025 Global Insights 'Walled Gardens'
Ilustrasi social commerce. (Sumber: istimewa)
Techno15 Desember 2025, 17:29 WIB

Meta Desain Ulang Facebook, Apa Saja yang Berubah?

Meta mencoba membuat Facebook menjadi lebih baik dengan menyederhanakan beberapa hal.
Ilustrasi Facebook Marketplace. (Sumber: Meta)
Techno15 Desember 2025, 17:07 WIB

Spek Lengkap Huawei Mate X7, Ada Model Collector Edition

Perangkat ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga merupakan bukti ketahanan yang luar biasa.
Huawei Mate X7. (Sumber: Huawei)
Techno15 Desember 2025, 15:32 WIB

Apple Fitness Plus Berekspansi ke 28 Pasar Baru

Untuk bisa menggunakan layanan ini, pengguna harus berlangganan bulanan.
Apple Fitness Plus. (Sumber: Apple)
Techno15 Desember 2025, 15:21 WIB

OpenAI x Disney: Hadirkan Ratusan Karakter ke Sora dan ChatGPT

Karakter Disney akan hadir di Sora, dan konten AI murahan akan ada di Disney Plus.
OpenAI dan Disney bekerja sama untuk menghadirkan karakter Disney ke Sora. (Sumber: OpenAI)
Automotive15 Desember 2025, 14:31 WIB

Harga dan Spesifikasi Kawasaki Z900RS Series, Tawarkan 2 Model

Z900RS Series memadukan estetika klasik dan engineering modern.
Kawasaki Z900RS. (Sumber: Kawasaki)
Automotive15 Desember 2025, 13:56 WIB

Aksesori Resmi Honda Scoopy Bikin Tampilannya Tambah Retro

Yuk bikin motormu tampil beda.
Aksesori resmi Honda Scoopy.
Techno12 Desember 2025, 19:39 WIB

TicNote Pods: Earbud Pencatat Catatan Bertenaga AI 4G Pertama di Dunia

Earbud ini tersedia dalam dua kelir dan harganya hampir mencapai Rp5 juta.
TicNote Pods. (Sumber: Mobvoi)
Hobby12 Desember 2025, 19:15 WIB

Sinopsis Film Para Perasuk, Ini Daftar Para Pemainnya

Ini adalah film terbaru garapan Wregas Bhanuteja, tapi belum diungkap tanggal rilisnya untuk 2026 mendatang.
Poster film Para Perasuk. (Sumber: istimewa)
Techno12 Desember 2025, 18:00 WIB

Instagram Beri Kendali Atas Algoritma Konten yang Muncul di Reels

Instagram akan memungkinkan penggunanya untuk mengontrol topik mana yang direkomendasikan oleh algoritmanya.
Pengguna bisa mempersonalisasi algoritma Reels yang muncul di Instagram. (Sumber: Instagram)