Dua Fitur Baru Google: Virtual Try On dan Mendeteksi Masalah Kulit Lewat Google Lens

Uli Febriarni
Kamis 15 Juni 2023, 15:28 WIB
model bantu untuk fitur virtual try on Google (Sumber : Google.com)

model bantu untuk fitur virtual try on Google (Sumber : Google.com)

Google memperkenalkan sejumlah pembaruan, dan ada dua fitur terbaru yang kami rasa akan sangat membantu kita dalam aktivitas sehari-hari. 

Baca Juga: Patung Ini Dibuat dengan Bantuan AI, Terinspirasi Karya 5 Seniman Dunia

Virtual Try-On, Simulasi 'Mencoba Baju' Saat Belanja Online

Google meningkatkan opsi pencariannya, untuk memudahkan kita memecahkan masalah utama berbelanja pakaian secara online. Tidak lain adalah ketidakpastian tentang bagaimana penampilan kita sebenarnya, saat mengenakan pakaian yang akan kita beli secara online.

Fitur yang dinamakan Virtual Try On (VTO) ini, menggunakan teknik Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan generatif untuk menunjukkan kesesuaian dan tampilan kain. Google telah mengujicoba fitur ini pada 14 Juni 2023. 

Senior Staff Research Scientist, Shopping di Google, Ira Kemelmacher-Shlizerman, mengatakan bahwa untuk memahami cara kerja model ini, pengguna akan terlebih dahulu perlu memahami apa itu difusi. Sebuah proses menambahkan piksel ekstra (atau 'noise') secara bertahap ke gambar hingga tidak dapat dikenali. Kemudian menghilangkan noise sepenuhnya hingga gambar asli direkonstruksi dengan kualitas sempurna.

Model teks-ke-gambar ini terasa seperti Imagen, yang menggunakan difusi plus teks dari model bahasa besar (LLM), untuk menghasilkan gambar realistis hanya berdasarkan teks yang kita masukkan.

"Tetapi alih-alih menggunakan teks sebagai input selama difusi, kami menggunakan sepasang gambar: satu pakaian dan satu lagi orang. Selanjutnya melalui proses U-net, menghasilkan keluaran: gambar fotorealistik dari orang yang mengenakan pakaian. Kombinasi difusi berbasis gambar dan perhatian silang ini membentuk model AI baru kami," jelas dia, dilansir pada Kamis (15/6/2023).

Untuk membuat fitur VTO kami membantu dan serealistis mungkin, Google menempatkan model AI baru melalui pelatihan yang ketat. Google memperkaya data menggunakan Grafik Belanja Google, kumpulan data terlengkap di dunia dari produk, penjual, merek, ulasan, dan inventaris terbaru.

"Kami melatih model menggunakan banyak pasang gambar, masing-masing termasuk orang yang mengenakan pakaian dalam dua pose berbeda. Dalam skenario ini, model AI belajar mencocokkan bentuk baju dalam pose menyamping dengan orang dalam pose maju, dan sebaliknya. Sampai nantinya dapat menghasilkan gambar baju yang realistis pada orang tersebut dari semua sudut," kata dia.

Untuk meningkatkannya, Google mengulangi proses ini menggunakan jutaan pasang gambar acak dari pakaian dan orang yang berbeda. Hasilnya memungkinkan pengguna fitur ini menemukan seperti apa tampilannya bila pakaian itu mereka kenakan. 

Google Lens Bisa Membantu Temukan Permasalahan Kulit

Pembaruan berikutnya disematkan oleh Google lewat Google Lens. Lens bukan hanya membantu mencari nama tanaman, benda bersejarah, arti marka dan rambu jalanan. Melainkan juga membantu mengidentifikasi hal-hal tentang kulit kita.

Dikabarkan oleh Engadget, untuk menggunakan fitur ini, kita cukup mengunggah gambar ke Lens, dan itu akan menampilkan gambar serupa.

"Pembaruan ini mungkin bagus untuk menentukan apakah Anda memiliki gigitan kutu. Tetapi, cobalah untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada bintik-bintik yang Anda ragukan di kulit Anda," pesan Engadget.

Menjelaskan fitur terbaru dari Lens ini, Google mengungkap bahwa fitur ini juga berfungsi jika kita tidak yakin dengan 'cara menggambarkan sesuatu yang lain di tubuh kita, seperti benjolan di bibir, garis di kuku, atau rambut rontok di kepala'.

Alat tersebut ternyata telah dikembangkan oleh perusahaan lewat penelitian sekitar tiga tahun. Ini memiliki kumpulan data yang tidak teridentifikasi dari sekitar 65.000 gambar kondisi kulit yang telah didiagnosis, beberapa gambar masalah kulit yang dikurasi, dan contoh kulit sehat dari orang-orang di berbagai demografi.
Google mencatat bahwa, mereka mempertimbangkan faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, ras, dan jenis kulit saat mengembangkan alat tersebut.

Baca Juga: Aplikasi SatuJantung: Informasikan Penggunanya Cara Selamatkan Pasien Henti Jantung Saat Situasi Darurat

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan di Nature Medicine, sistem AI Google menunjukkan ketepatan yang cocok dengan ahli kulit bersertifikat Amerika Serikat, catat perusahaan itu.

Setelah menganalisis perincian ini, alat tersebut mencantumkan kemungkinan kecocokan dari databasenya dari 288 kondisi, memungkinkan pengguna untuk melakukan penelitian lebih lanjut. Demikian dilaporkan lewat tulisan di Medical Device Network

Sama seperti Engadget, media ini menegaskan kalau alat terbaru ini tidak menawarkan diagnosis dan bukan merupakan alternatif saran medis.

"Karena beberapa kondisi perlu dinilai secara klinis, secara langsung atau melalui tes seperti biopsi," sebut penulis. 

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkait Berita Terkini
Travel18 Desember 2025, 11:52 WIB

Patung Lilin Jung Hae In Resmi Hadir di Madame Tussauds Hong Kong

Kalau kamu lagi berkunjung ke sini, enggak ada salahnya untuk mampir melihat aktor K-pop idolamu.
Aktor Jung Hae In (kiri) berfoto dengan figur patung lilin yang menyerupai dirinya di Madame Tussauds Hong Kong.
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)
Hobby17 Desember 2025, 18:36 WIB

Review Avatar Fire and Ash: Konflik Keluarga yang Berlapis dan Kritik Ekologis

Dibanding pendahulunya, film baru ini lebih banyak menyuguhkan aksi dan tentunya visual yang akan membuat mata penonton terbelalak.
Varang adalah pemimpin dari Suku Ash (Mangkwan). (Sumber: 20th Century Studios)
Techno17 Desember 2025, 15:59 WIB

Garmin InReach Mini 3 Plus: Komunikator Satelit dengan Fitur Berbagi Suara, Teks, dan Foto

Perangkat komunikasi yang membantu penjelajah tetap terhubung dengan orang-orang saat berpetualang di luar jangkauan sinyal telepon seluler.
Garmin InReach Mini 3 Plus. (Sumber: Garmin)
Lifestyle17 Desember 2025, 11:25 WIB

Satu Dekade Berkiprah di Industri Kreatif, Tahilalats Selenggarakan Ben's Backyard

Ini lokasi acaranya dan tanggal berlangsungnya, yuk kunjungi.
Tahilalats menggelar event Ben's Backyard di mall Bintaro Jaya Xchange, Tangerang, Banten. (Sumber: dok. tahilalats)
Techno17 Desember 2025, 10:29 WIB

Ayaneo Pocket Play: Perpaduan Smartphone Sekaligus Perangkat Gaming Genggam

Pocket Play dapat digeser keluar untuk menampilkan tombol ABXY, dua touchpad, dan D-pad.
Ayaneo Pocket Play. (Sumber: Ayaneo)
Startup17 Desember 2025, 10:11 WIB

BII Investasi Langsung ke Xurya, Siap Danai Startup Climatech di Asia Tenggara

Britisih International Investment berkomitmen untuk menginvestasikan £308 juta untuk pendanaan iklim di Asia Tenggara.
Ilustrasi panel surya dari Xurya.
Techno17 Desember 2025, 08:47 WIB

Spotify Menambahkan Fitur Prompted Playlist, Baru Tersedia di Selandia Baru

Fitur anyar ini memungkinkan membuat daftar putar lagu menurut instruksi tersebut dan riwayat mendengarkan pengguna.
Prompted Playlist memungkinkan mengontrol AI Spotify dengan memberi tahu apa yang ingin didengarkan. (Sumber: Spotify)
Lifestyle15 Desember 2025, 17:39 WIB

52% Konsumen Indonesia Secara Dominan Berbelanja Melalui Social Commerce

DoubleVerify Mengungkap Perilaku Konsumen dalam Sosial Media pada Laporan 2025 Global Insights 'Walled Gardens'
Ilustrasi social commerce. (Sumber: istimewa)
Techno15 Desember 2025, 17:29 WIB

Meta Desain Ulang Facebook, Apa Saja yang Berubah?

Meta mencoba membuat Facebook menjadi lebih baik dengan menyederhanakan beberapa hal.
Ilustrasi Facebook Marketplace. (Sumber: Meta)