Tupperware yang Terancam Bangkrut: Ditemukan Oleh Lelaki, Berinovasi Untuk Memberdayakan Perempuan

Uli Febriarni
Jumat 14 April 2023, 16:38 WIB
produk Tupperware dari yang ditawarkan dalam katalog edisi Idulfitri 2023 (Sumber : Tupperware)

produk Tupperware dari yang ditawarkan dalam katalog edisi Idulfitri 2023 (Sumber : Tupperware)

Adalah Earl Silas Tupper, pebisnis kelahiran Amerika Selatan tahun 1907. Di masa mudanya, Tupper yang kala itu berusia 21 tahun bergabung dan bekerja pada sebuah perusahaan yang berbasis inovasi dan riset. 

Kegigihannya sebagai seorang pembelajar, membawanya berhasil menemukan metode untuk memurnikan ampas biji hitam polyethylene (bahan dasar pembuat plastik) menjadi plastik yang fleksibel, kuat, tidak berminyak, bening, aman, ringan dan tidak berbau. Inilah awal tangan Tupper melahirnya produk wadah plastik, yang beberapa dekade kemudian kita kenal dengan nama Tupperware.

Tupper merupakan seorang ahli kimia. Temuannya atas wadah plastik berkualitas itu terinspirasi juga dari desain kaleng cat yang rapat dan tidak tumpah.

Mengembangkan temuannya, pada 1938 Tupper mendirikan usaha plastik miliknya sendiri, Earl S Tupper Company dan mematenkan produknya dengan nama Poly-T. Selanjutnya, pada 1946, Tupper turut memeriahkan pasar Amerika yang kembali bergairah pasca Perang Dunia II.

"Ia meluncurkan produk pertamanya yang segera disambut dengan antusias, yaitu wadah penyimpan makanan Wonderlier Bowl dan Bell Tumbler dengan merek Tupperware," tulis laman Tupperware, yang kami kutip pada Jumat (14/4/2023). 

Selanjutnya, pada 1948 manajemen perusahaannya mengadakan pesta rumahan, diinisiasi oleh Brownie Wise. Ini yang menjadi ajang untuk memamerkan Tupperware sekaligus memperkenalkan produk ini kepada banyak orang. Pesta tersebut bernama 'Hostess Group Demonstations' atau mudahnya disebut Tupperware Party.

Kegiatan itu dinilai terbukti efektif untuk menyampaikan manfaat produk yang revolusioner tersebut. Bahan yang digunakan Tupperware juga memiliki kualitas terbaik, aman bagi kesehatan, serta ramah lingkungan. Seiring waktu, Tupperware bahkan telah memenuhi ketentuan FDA, EFSA, dan FS.

Tupperware Home Party adalah cara penjualan yang unik, informatif dan menghibur. Diperkirakan hampir setiap 1,3 detik diselenggarakan Tupperware Party di salah satu sudut dunia. Tupperware selalu melahirkan produk baru berkualitas yang inovatif, unik dengan warna trendi dan menarik. 

Pada tahun 1950, Tupperware menjadi terkenal karena menawarkan pilihan produk yang lebih luas kepada wanita di Amerika. Model bisnis Tupperware kemudian diubah tahun 1951 dari yang tadinya dijual di dalam toko, menjadi sistem demonstrasi yang diperkenalkan oleh ibu-ibu ke berbagai konsumen.

Wise akhirnya mengubah Tupperware menjadi merek gaya hidup yang menarik bagi wanita kelas menengah. Konsep dagang ini sekaligus mendorong karier wanita di sana untuk mendapatkan penghasilan dari berjualan Tupperware. Bahkan model bisnis seperti ini juga dipraktikkan di Indonesia. Dengan konsep tersebut, perusahaan akhirnya merekrut para penjual dari berbagai kalangan, khususnya para perempuan.

Tupperware terus melakukan inovasi dengan memperkenalkan produk-produk baru yang dibuat khusus. Tupperware mulai memperkenalkan produk yang bisa tahan terhadap microwave, oven, juga produk untuk menyimpan makanan beku. Kekinian, mereka juga menciptakan banyak produk peralatan memasak.

Pada sekitar tahun 1980, Tupperware mulai menampilkan produk Tupperware Stack Cooker. Produk ini dirancang untuk membuat hidangan dalam jumlah banyak. 

Bukan hanya menjalankan bisnisnya, Tupperware berkomitmen untuk menerapkan CSR dalam bentuk pemberdayaan kaum perempuan.

Perusahaan punya banyak program, yang tujuannya mendukung dan membantu memberikan peluang penghasilan bagi para wanita Indonesia, supaya kaum perempuan turut memaksimalkan potensi yang dimiliki.

Tupperware berupaya memberikan sarana bagi perempuan untuk mengaktualisasikan diri dan menjadi panutan bagi keluarga atau orang-orang di sekelilingnya. Semua ini dimulai ketika mereka memiliki rasa percaya diri. 

Akrab dinamai 'Tuppy' di kalangan ibu rumah tangga, program pemberdayaan perempuan oleh perusahaan populer dengan 3E: educate (mendidik), enlighten (mencerahkan), empower (memberdayakan).

Kisah linimasa Tupperware kini diwarnai kabar bahwa perusahaan tersebut terancam bangkrut. Mengutip CNBC, kebangkrutan ini terjadi setelah saham Tupperware anjlok hampir 50% pekan ini, setelah perusahaan memberi tahu investor bahwa ada keraguan substansial tentang kemampuan perusahaan untuk melanjutkan kelangsungan usaha mereka. 

Tupperware, yang mendapat keuntungan dari ledakan permintaan selama pandemi karena orang-orang tinggal di rumah, sahamnya telah turun 95% selama 12 bulan terakhir.

Hal ini lantaran perusahaan berjuang untuk menyamai pesaing wadah penyimpanan lain, yang lebih inovatif mempromosikan produk mereka kepada konsumen yang lebih muda, di TikTok dan Instagram. Tupperware bisa saja menggagalkan isu kebangkrutan ini. Jika mereka bisa mengumpulkan dana darurat.

Hanya saja berita buruk lainnya, Tupperware mengatakan tidak akan memiliki cukup uang tunai untuk mendanai operasinya, kecuali dapat memperoleh dana tambahan dalam beberapa hari mendatang. Ini ditulis oleh The Guardian.

Perusahaan bahkan mengatakan sedang mempertimbangkan untuk melakukan pemutusan hubungan kerja dan menjual beberapa portofolio real estatnya untuk menghemat uang.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno06 Mei 2024, 09:58 WIB

X Gunakan Grok AI untuk Merangkum Berita dan Menempatkannya di Stories

Rangkuman atau ringkasan yang dihasilkan AI Grok bergantung pada tweet pengguna, bukan artikel berita pihak ketiga. Fitur ini hanya akan tersedia untuk pelanggan premium.
X Gunakan Grok untuk merangkum berita dan menerbitkan di Stories (Sumber: Doc.Jaap Arriens/NurPhoto)
Lifestyle04 Mei 2024, 14:41 WIB

Cuaca Terik Begini Kurangi Minum Kopi, Berikut Penjelasan Pakar

Kopi dapat meningkatkan risiko dehidrasi.
(ilustrasi) es kopi (Sumber: freepik)
Lifestyle04 Mei 2024, 14:27 WIB

Stüssy x Levi's Berkolaborasi, Hadirkan 4 Produk Koleksi Terbatas

Produk dalam koleksi ini terdiri dari leather jacket (jaket kulit), jaket crispy rinse trucker, celana crispy rinse jean, dan leather belt (ikat pinggang kulit).
Salah satu koleksi Capsule Collectiom kolaborasi Stussy x Levi's (Sumber: Stussy)
Techno04 Mei 2024, 14:09 WIB

Konsultan IT Phincon Meluncurkan Phincon Academy, Berikut Kelas yang Bisa Kamu Ikuti

Konsultan IT Phincon Meluncurkan Phincon Academy, Berikut Kelas yang Bisa Kamu Ikuti
Ruang kelas di Phincon Academy (Sumber: Phincon Academy)
Techno04 Mei 2024, 12:35 WIB

Berdayakan Perempuan dalam Bisnis, Kembali Membuat Evermos Menyabet Penghargaan Bergengsi

Program-program Evermos dinilai mendukung kemandirian ekonomi, terutama untuk perempuan yang tinggal di daerah minim lapangan pekerjaan.
Evermos meraih posisi Gold untuk kategori Women Empowerment di The Global CSR & ESG Summit and Awards 2024™ (Sumber: Evermos)
Techno04 Mei 2024, 12:20 WIB

Logitech G Merayakan 1 Dekade Mouse Gaming G502

Logitech G pertama kali mengumumkan G502 sejak 2014.
Logitech G502 X Plus. (Sumber: Logitech)
Techno04 Mei 2024, 11:35 WIB

Vivo T3 5G Resmi Dipasarkan di India, Begini Spesifikasi Lengkapnya

Vivo T3 5G mengusung chipset MediaTek Dimensity 7200.
Vivo T3 5G dirilis di India. (Sumber: Vivo)
Techno04 Mei 2024, 11:16 WIB

Ini 4 Pembaruan Stiker Instagram dari Meta

Pembaruan yang dimaksud antara lain menyembunyikan stories sampai membuat stiker dari foto di Instagram.
Penambahan Music di fitur stiker Add Yours (Sumber: Meta)
Techno04 Mei 2024, 10:28 WIB

Meski Kita Memblokir Akun Tertentu, X Tetap Menampilkan Balasan Akun Tersebut di Kolom Komentar

Sebelumnya, pengguna dapat memblokir seseorang di X dan tetap membalas postingannya. Orang yang diblokir tidak akan dapat melihat balasan itu, atau mengetahui orang yang memblokirnya sedang berinteraksi dengan postingan mereka.
logo X (Sumber: X)
Techno03 Mei 2024, 21:19 WIB

Meski Toko Online Menjamur, Orang Indonesia Masih Lebih Suka Belanja Offline

Perasaan bahwa 'melihat langsung produk sebelum membelinya' adalah suatu keharusan.
Konsumen di Indonesia masih belum bisa berhenti belanja offline (Sumber: freepik)