Jadi Teringat Petualangan Sherina, Ini Dia Prangko Edisi Khusus '100 Tahun Observatorium Bosscha'

Uli Febriarni
Selasa 31 Januari 2023, 18:26 WIB
tiga desain prangko edisi khusus '100 Tahun Observatorium Bosscha' (Sumber : ITB)

tiga desain prangko edisi khusus '100 Tahun Observatorium Bosscha' (Sumber : ITB)

Di Indonesia atau di negara manapun itu, momen spesial kerap diabadikan dalam banyak bentuk; salah satunya dengan membuat prangko edisi khusus. 

Demikian yang juga dilakukan oleh seorang dosen Desain Komunikasi Visual Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung (FSRD ITB), Triyadi Guntur Wiratmo. Guntur mengabadikan momen Observatorium Bosscha ITB yang telah memasuki usia 100 tahun.

Kabar ini mungkin cukup ditunggu oleh pecinta filateli, seperti apa gambaran prangko edisi khusus Bosscha.

Prangko sejatinya hanyalah kertas yang rapuh berukuran imut. Tetapi di sisi lain, ia ternyata merangkum perjalanan penuh perjuangan yang ditempuh oleh pendiri Observatorium Bosscha.

Guntur adalah seorang seniman profesional yang sering berkarya di pameran skala nasional dan internasional. Kiprahnya dalam mendesain prangko, sudah terbukti saat menghasilkan karya prangko 'Gerhana', pada 2016.

Ia mengaku merasa terharu dan bangga, ketika diminta secara langsung oleh Kepala Observatorium Bosscha untuk mendesain prangko sebagai peringatan 100 Tahun Observatorium Bosscha.

"Pengerjaannya memakan waktu empat bulan," kata dia, seperti dikutip dari laman ITB, Selasa (31/1/2023).

Lelaki berkacamata ini memaknai perayaan 100 tahun Observatorium Bosscha kedalam tiga keping prangko.

Keping prangko pertama, bercerita tentang sejarah; digambarkan oleh sosok Bosscha sebagai pendiri dan penyandang dana utama dari bangunan Observatorium.Dalam prangko, nampak pula ilustrasi awal konstruksi kubah dari Observatorium Bosscha.

"Saya mengalami kendala saat melukiskan wajah Bosscha. Akhirnya saya memutuskan untuk menggambarkan sosoknya yang sedang menengadah ke langit," ujarnya.

Keping prangko kedua, bercerita tentang peranan dari Observatorium Bosscha; peran observatorium ini sangat signifikan terutama di belahan bumi selatan. Karena memiliki keunikan berada di khatulistiwa, yang bisa melihat ke selatan dan utara.

Posisi inilah yang membuat Observatorium Bosscha memiliki banyak informasi-informasi penting tentang keastronomian, dan diinformasikan ke seluruh dunia selama 100 tahun ini.

"Hal ini divisualisasikan sebagai galaksi bimasakti," terangnya.

Sementara itu keping prangko ketiga, bercerita tentang eksistensi observatorium ini untuk ratusan tahun ke depan. Peran observatorium bosscha akan terus berlangsung sebagai pengembangan keilmuan astronomi dan kemanusiaan.

Guntur mengilustrasikan dengan sosok genderless yang mengamati benda langit. Hal ini bermaksud sebagai ilustrasi perenungan akan sosok diri kita masing-masing, dan mencoba pahami peran kita di alam semesta.

Observatorium Bosscha (sumber: ITB)

Sejarah Observatorium Bosscha: Lokasi Paling Ideal untuk Mengamati Benda Angkasa

Hari Jadi Ke-100 Observatorium Bosscha dihadiri pula oleh Prof. Karel A. van der Hucht, seorang astronom Belanda yang merupakan Sekretaris Jenderal dari International Astronomical Union periode 2006-2009.

Prof. Karel mengungkap, observatorium ini memiliki karakteristik yang unik karena letaknya yang dekat dengan ekuator. Sehingga dapat mengamati kedua belahan bumi bagian utara dan selatan.

Berdasarkan sejarah yang tercatat, terdapat fakta bahwa observatorium pertama di Pulau Jawa dibangun sekitar 1760 oleh Pendeta Johan Mohr dari sebuah gereja Portugis yang terletak di Glodok, Batavia.

Dalam observatorium itu, Mohr berhasil mengamati terjadinya transit Venus pada 1761 dan 1769 ketika Batavia berada sejalur dengan kedua fenomena tersebut.

"Namun sangat disayangkan, tidak ada yang melanjutkan dan mewarisi semua pekerjaan yang dilakukan oleh Mohr. Sehingga observatorium tersebut menghilang dan perkembangan ilmu astronomi terhenti cukup lama, kemudian Observatorium Bosscha berdiri di Lembang, Jawa Barat," jelas Karel, yang hadir secara daring. 

Berdirinya Observatorium Bosscha sejak 1950 di bawah naungan ITB ini, memiliki asosiasi yang sangat erat dengan perkembangan budaya teh di daerah Parahyangan, Jawa Barat.

Budaya ini dimulai di sekitar 824 oleh beberapa keluarga Belanda yang saling terikat yang di antaranya adalah van der Hucht, Holle, Kerkhoven, dan Bosscha.

Observatorium Bosscha yang diserahkan oleh NISV kepada Pemerintah Indonesia, 1 abad lalu, bukan hanya menjadi warisan budaya. Melainkan juga menjadi salah satu ‘kendaraan’ sains dalam bidang astronomi modern.

Observatorium Bosscha: Ilmu Astronomi di Masa Lampau, Kini dan Masa Depan

Rektor ITB, Prof. Reini Wirahadikusumah menjelaskan, sebagai ilmu pengetahuan tradisional, ilmu perbintangan memang telah diandalkan berbagai suku bangsa dalam beragam kebutuhan. Mulai dari menjalankan hidup, mengenali waktu, musim, bercocok tanam, berlayar, dan menjalankan ritual keagamaan.

Namun, menurutnya, astronomi modern yang diantar oleh Observatorium Bosscha ini adalah cabang sains sekaligus fasilitas sains baru.

"Pemikiran K. A. R. Bosscha, memilih lokasi Observatorium Bosscha tidak jauh dari Technische Hoogeschool Bandung untuk menjamin penyiapan SDM, sungguhlah visioner," tutur Reini.

Observatorium modern merupakan manifestasi integrasi multidisipliner antara sains, desain, dan teknologi yang selalu ada dalam strategi pengembangan astronomi, imbuhnya.

Selamat ulang tahun ke-100 Observatorium Bosscha!

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Startup28 Maret 2024, 15:55 WIB

Qoala Dapat Pendanaan Rp746 Miliar dari PayPal Ventures, Startup Asuransi Pribadi

PayPal mendukung startup asuransi Indonesia Qoala dengan pendanaan puluhan juta dolar AS.
PayPal.
Techno28 Maret 2024, 15:40 WIB

Segera Hadir di Kota Surabaya, Realme Experience Store 3.5 Pertama di Indonesia

Realme Experience Store 3.5 akan mengusung konsep toko yang modern.
Realme Experience Store 3.5 akan buka di Kota Surabaya. (Sumber: Realme)
Techno28 Maret 2024, 15:40 WIB

Earbud Berbentuk Coklat Jamur dari Meiji, Habis Terjual dalam 10 Menit

Earbud Berbentuk Coklat Jamur dari Meiji, Habis Terjual dalam 10 Menit
earphone nirkabel berbentuk seperti coklat jamur Kinoko no Yama, yang dirilis oleh Meiji Holdings di Jepang (Sumber: Meiji America)
Lifestyle28 Maret 2024, 15:19 WIB

Steven Spielberg Puji Dune: Part Two: Film Fiksi Ilmiah yang Brilian

Menurut sutradara film Bridge of Spies ini film arahan Dennis Villenueve sangat bagus.
Steven Spielberg. (Sumber: Getty Images)
Techno28 Maret 2024, 14:55 WIB

Chatbot Grok akan Segera Diaktifkan untuk Pengguna X Premium

Semua pelanggan Premium di platform X akan mendapatkan akses ke chatbot AI Grok mulai minggu ini
Chatbot Grok akan segera tersedia untuk pengguna X Premium. (Sumber: xai)
Lifestyle28 Maret 2024, 14:34 WIB

Warner Bros Perpanjang Kontrak Timothée Chalamet, Gajinya Naik 2 Digit

Dua film terakhir aktor tersebut diperuntukkan bagi Warners, dan menghasilkan belasan triliun rupiah.
Timothée Chalamet. (Sumber: Getty Images)
Travel28 Maret 2024, 14:12 WIB

Banyak Pengunjung Patah Tulang dan Alami G-force, Salah Satu Roller Coaster Tercepat di Dunia Ditutup

Terlalu Banyak Pengunjung Cedera, Do-Dodonpa yang Merupakan Salah Satu Roller Coaster Tercepat di Dunia Itu Ditutup.
Roller coaster Do-Dodonpa di Fuji-Q Highland, Jepang (Sumber: Yomiuri Shimbun file photo via The Japan News)
Techno28 Maret 2024, 14:07 WIB

ASUS Meluncurkan Router Dual-Band RT-BE88U WiFi 7

Router berperforma tinggi menghadirkan jaringan masa depan dengan WiFi 7 berkecepatan sangat tinggi hingga 7200 Mbps dan gabungan kapasitas kabel sebesar 34 Gbps.
ASUS RT-BE88U Wifi 7 Dual Band Router. (Sumber: ASUS)
Lifestyle28 Maret 2024, 13:39 WIB

Tumi Umumkan Tas Asra Collection, Mun Ka Young Jadi Duta Merek Globalnya

Tumi terus memperkuat posisinya dalam produk wanita dengan koleksi baru yang serbaguna dan bertema kontemporer.
Mun Ka Young jadi global Brand Ambassador (BA) untuk Tumi. (Sumber: Tumi)
Startup28 Maret 2024, 13:25 WIB

7 Tips dari Para CEO Startup D2C untuk Pahami Perilaku Konsumen dan Kuasai Pasar

7 Tips Memahami Perilaku Konsumen dan Kuasai Pasar dari Para CEO Startup D2C
Empat perempuan CEO startup berbagi informasi tentang tips memahami perilaku konsumen (Sumber: East Ventures)