Alat Solar Geoengineering Buatan Make Sunset, Dianggap Gagal Mencegah Perubahan Iklim

Uli Febriarni
Rabu 01 Maret 2023, 16:39 WIB
kekeringan akibat efek perubahan iklim (Sumber : PIXABAY)

kekeringan akibat efek perubahan iklim (Sumber : PIXABAY)

The Verge melaporkan, traditional carbon offset credit atau usaha mengganti gas karbon secara mandiri (seperti usaha menanam pohon atau melindungi hutan), tercatat gagal untuk benar-benar mengurangi emisi gas rumah kaca.

Sekarang, sebuah startup menjual kredit, sebagai upaya mereka dalam memanipulasi kemampuan planet untuk memantulkan sinar matahari; sebuah tanggapan kontroversial terhadap perubahan iklim yang disebut solar geoengineering.

Sekelompok ilmuwan terkemuka dari Universitas Columbia, menerbitkan jurnal yang memperingatkan bahwa intervensi iklim semacam ini belum siap untuk digunakan secara komersial, dan mungkin tidak seharusnya dilakukan.

Nama besar di dalam jurnal penelitian itu adalah James Hansen, mantan ilmuwan NASA yang sekarang berada di Universitas Columbia. Ia terkenal karena menyuarakan peringatan tentang perubahan iklim, dalam kesaksian kepada Kongres PBB, 1998.

Melansir dari jurnal yang diunggah dalam laman gspp.berkeley.edu itu, sang ilmuwan menganjurkan untuk penelitian lebih lanjut. Tentang kemungkinan dampak solar geoengineering, yang dapat meminimalkan beberapa bahaya yang ditimbulkan oleh perubahan iklim atau mungkin menimbulkan masalah baru.

Mengingat ketidakpastian itu, para ilmuwan berhenti mendukung solar geoengineering sebagai taktik untuk memerangi perubahan iklim.

Mereka tidak berpikir itu harus diterapkan, tanpa penilaian internasional yang komprehensif, menyangkut potensi efeknya dan pengambilan keputusan internasional soal bagaimana menggunakan teknologi semacam itu.

Pernyataan itu muncul, setelah startup solar geoengineering Make Sunsets yang diperangi berusaha melepaskan partikel reflektif ke atmosfer dari Reno, Nevada, bulan ini dan dari Baja California, Meksiko, tahun lalu.

Idenya adalah meniru cara puing-puing dari letusan gunung berapi memantulkan radiasi matahari, yang mendinginkan planet ini untuk sementara waktu, di masa lalu.

Make Sunsets menjual kredit pendingin, seharga $10 per gram sulfur dioksida yang dilepaskannya. Setiap gram seharusnya mengimbangi efek pemanasan 1 ton karbon dioksida selama 1 tahun. Tetapi perusahaan tidak memiliki dampak terukur pada iklim bumi.

Sebagai permulaan, sulfur dioksida yang dilepaskan terlalu sedikit untuk membuat perbedaan terhadap miliaran ton polusi (yang dilepaskan setiap tahun oleh pembakaran bahan bakar fosil). Dan Make Sunsets belum dapat mengumpulkan data ketinggian konkret pada lima balon yang diluncurkannya sejauh ini. Jadi tidak diketahui apakah partikel reflektif yang dilepaskannya berhasil mencapai stratosfer tempat mereka seharusnya melakukan tugasnya.

Peluncuran balon Make Sunsets sebagian besar berhasil membuat marah orang-orang, yang sebenarnya ingin melihat lebih banyak penelitian yang sah tentang geoengineering.

"Tidak boleh ada ruang untuk menjual minyak ular," kata siaran pers 13 Februari dari SilverLining, nirlaba yang mendukung penelitian geoengineering, kami kutip pada Rabu (1/3/2023).

SilverLining mengutuk keras pelepasan materi nakal Make Sunsets ke atmosfer dan upayanya untuk memasarkan kredit pendingin yang curang.

Melansir dari website gob.mx, Meksiko juga mengatakan akan melarang eksperimen solar geoengineering, setelah peluncuran balon Make Sunsets di sana. Langkah itu dimaksudkan untuk melindungi masyarakat sekitar dan lingkungan, menurut Sekretariat Lingkungan dan Sumber Daya Alam Meksiko.

Pelepasan sulfur dioksida yang banyak berpotensi memicu hujan asam, mengiritasi paru-paru manusia, bahkan memperburuk lubang ozon Antartika. Masih terlalu banyak hal yang tidak diketahui dalam hal potensi efek samping.

Bahkan jika para ilmuwan mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang apa dampak solar geoengineering, dan memutuskan bahwa manfaatnya lebih besar daripada risikonya, masih terlalu berisiko untuk menghasilkan uang.

"Sepertinya tidak akan pernah menjadi kandidat yang tepat untuk sistem kredit pasar terbuka dan aktor independen," demkian isi surat yang diterbitkan oleh mereka kemarin, karena tidak mengatasi penyebab perubahan iklim.

Apa yang menyebabkan perubahan iklim, tentu saja, adalah polusi gas rumah kaca dari semua pembangkit listrik, pabrik, dan kendaraan berbahan bakar fosil kita.

Kegagalan umat manusia untuk memangkas polusi itulah, yang membawa kita ke dalam teka-teki. Sehingga membuat beberapa ilmuwan mempertimbangkan langkah drastis seperti geoengineering sekarang.

Kredit karbon, apakah itu dari geoengineering surya atau skema penanaman pohon yang lebih tradisional, tidak melakukan apa pun untuk mencegah polusi itu.

Follow Berita Techverse.Asia di Google News
Berita Terkini
Techno17 Desember 2025, 19:17 WIB

Razer Meluncurkan Raiju V3 Pro: Kontroler E-sports Elit untuk PlayStation 5

Begini spesifikasi lengkap dan harganya.
Raizer Raiju V3 Pro. (Sumber: Raizer)
Hobby17 Desember 2025, 18:36 WIB

Review Avatar Fire and Ash: Konflik Keluarga yang Berlapis dan Kritik Ekologis

Dibanding pendahulunya, film baru ini lebih banyak menyuguhkan aksi dan tentunya visual yang akan membuat mata penonton terbelalak.
Varang adalah pemimpin dari Suku Ash (Mangkwan). (Sumber: 20th Century Studios)
Techno17 Desember 2025, 15:59 WIB

Garmin InReach Mini 3 Plus: Komunikator Satelit dengan Fitur Berbagi Suara, Teks, dan Foto

Perangkat komunikasi yang membantu penjelajah tetap terhubung dengan orang-orang saat berpetualang di luar jangkauan sinyal telepon seluler.
Garmin InReach Mini 3 Plus. (Sumber: Garmin)
Lifestyle17 Desember 2025, 11:25 WIB

Satu Dekade Berkiprah di Industri Kreatif, Tahilalats Selenggarakan Ben's Backyard

Ini lokasi acaranya dan tanggal berlangsungnya, yuk kunjungi.
Tahilalats menggelar event Ben's Backyard di mall Bintaro Jaya Xchange, Tangerang, Banten. (Sumber: dok. tahilalats)
Techno17 Desember 2025, 10:29 WIB

Ayaneo Pocket Play: Perpaduan Smartphone Sekaligus Perangkat Gaming Genggam

Pocket Play dapat digeser keluar untuk menampilkan tombol ABXY, dua touchpad, dan D-pad.
Ayaneo Pocket Play. (Sumber: Ayaneo)
Startup17 Desember 2025, 10:11 WIB

BII Investasi Langsung ke Xurya, Siap Danai Startup Climatech di Asia Tenggara

Britisih International Investment berkomitmen untuk menginvestasikan £308 juta untuk pendanaan iklim di Asia Tenggara.
Ilustrasi panel surya dari Xurya.
Techno17 Desember 2025, 08:47 WIB

Spotify Menambahkan Fitur Prompted Playlist, Baru Tersedia di Selandia Baru

Fitur anyar ini memungkinkan membuat daftar putar lagu menurut instruksi tersebut dan riwayat mendengarkan pengguna.
Prompted Playlist memungkinkan mengontrol AI Spotify dengan memberi tahu apa yang ingin didengarkan. (Sumber: Spotify)
Lifestyle15 Desember 2025, 17:39 WIB

52% Konsumen Indonesia Secara Dominan Berbelanja Melalui Social Commerce

DoubleVerify Mengungkap Perilaku Konsumen dalam Sosial Media pada Laporan 2025 Global Insights 'Walled Gardens'
Ilustrasi social commerce. (Sumber: istimewa)
Techno15 Desember 2025, 17:29 WIB

Meta Desain Ulang Facebook, Apa Saja yang Berubah?

Meta mencoba membuat Facebook menjadi lebih baik dengan menyederhanakan beberapa hal.
Ilustrasi Facebook Marketplace. (Sumber: Meta)
Techno15 Desember 2025, 17:07 WIB

Spek Lengkap Huawei Mate X7, Ada Model Collector Edition

Perangkat ini bukan hanya indah dipandang, tetapi juga merupakan bukti ketahanan yang luar biasa.
Huawei Mate X7. (Sumber: Huawei)