Bayangkan jika kamu mempunyai seorang guru privat yang tidak pernah lelah. Ia juga memiliki akses, ke beragam data dalam jumlah besar dan gratis untuk semua orang.
Pada 1966, profesor filsafat Universitas Stanford, Patrick Suppes membuat prediksi seperti ini:
"Suatu hari, teknologi komputer akan berkembang, sehingga jutaan anak sekolah akan memiliki akses ke tutor pribadi. Dia mengatakan, kondisinya akan seperti pangeran muda The Alexander yang diajari oleh Aristoteles," demikian prediksi Suppes yang kami temukan dalam Fortune, kami kutip Kamis (23/2/2023).
Sekarang, ChatGPT, chatbot bertenaga kecerdasan buatan baru dengan kemampuan percakapan tingkat lanjut, mungkin memiliki kemampuan untuk menjadi tutor seperti itu.
Bayangkan saja, ChatGPT telah mengumpulkan data dalam jumlah besar tentang berbagai topik, bahkan dengan itu ia dapat 'lulus ujian' sekolah pascasarjana.
Chief Digital Learning Officer media Fortune, Anne Trumbore, mengatakan jika ChatGPT dapat digunakan untuk membantu siswa berprestasi secara akademis.
Namun, dalam bentuknya yang sekarang, ChatGPT menunjukkan ketidakmampuan untuk tetap fokus pada satu tugas tertentu, apalagi mengajar.
Suppes merupakan seorang profesor filsafat dari University of Stanford. Ia adalah perintis bidang yang disebut computer assisted instruction.
Anne Trumbore bekerja untuk Suppes dalam mengembangkan perangkat lunak dan program online lainnya, sejak 2004 hingga 2012.
Trumbore menjelaskan kepada kita; bahwa sarjana filsafat, teknik, dan kecerdasan buatan membayangkan menggunakan komputer sebagai intelligent tutor. Itu dilakukan jauh sebelum internet menjadi jaringan komersial global pada 1990-an.
Editor : Uli Febriarni